"Haii kamu baik deh, kamu mau gak jadi teman aku? Aku mau kok ngelakuin apapun agar kamu mau jadi teman aku, menghapus air matamu juga aku mau kok"
.....
"Bunda" Panggil Camilla menghampiri sang Bunda yang sedang membuatkannya susu di dapur.
"Iya sayang kenapa?" balas sang bunda lalu memberikan segelas susu kepada sang putri yang langsung Camilla minum.
"Kak Dio kemana bunda?"
"Kak Dio, tadi sih pamit ke bunda katanya mau main,kenapa emangnya?"
"Emm bunda, Camilla boleh ikut main gak sama kak Dio?" tanya Camilla, memberikan gelas susu yang sudah ia habiskan kepada sang bunda.
"Ya boleh dong, mau bunda anterin ke kak Dionya apa Camilla pergi sendiri?"
"Camilla pergi sendiri aja deh bunda, kan Camilla udah besar"
"Ya udah, hati-hati ya jangan lari, jalannya pelan aja ya" pesan sang bunda.
"Ok bunda" balas Camilla lalu pergi.
"Adelia" panggil sang mamah memasuki kamar Adelia.
"Iya mah"
"Belajarnya udah sayang?" tanya sang mamah menghampiri Adelia yang masih duduk di kursi belajarnya.
"Belum mah, masih belum selesai tinggal sedikit lagi"
"Ya udah, kamu udahan dulu aja ya kamu pasti pusing kan dari tadi baca buku, kamu main aja ya" ucap sang mamah sambil membereskan buku-bukunya lalu menatanya dengan rapi.
"Tapi mah, papah gimana?"
"Papah gak ada di rumah, jadi kamu bisa main, ayo sana main katanya mau main"
"Beneran boleh mah?"
"Iya sayang, tapi ingat jangan pulang sore ya nanti keburu papah pulang"
"Iya mah, Adel main dulu ya" pamit Adelia lalu mencium pipi sang mamah.
"Kamu anak yang kuat sayang, semoga kamu baik-baik aja ya" lirih sang mamah melihat kepergian Adelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Luka
General Fiction" Bunda" "Iya sayang" "Apakah aku boleh berharap" "Tentu saja boleh, memangnya putri bunda ingin berharap apa hemm?" "Bisa hidup lebih lama lagi bersama bunda, ayah dan kak Dio" balas sang anak dengan senyuman manisnya seakan-akan ia percaya akan a...