"Ternyata hidup selucu ini ya, aku nunggu kamu tapi kamu, bahkan lupa siapa aku!"
......
"Camilla berangkat dulu" pamit Camilla menyalami tangan sang bunda dan sang ayah yang masih menyelesaikan sarapannya.
"Kamu udah selesai sarapannya?" tanya sang ayah.
"Aku udah selesai" balas Camilla
"Kamu mau pergi sekarang? Mau berangkat sama siapa?" tanya sang bunda.
"Sendiri"
"Loh kok sendiri, bukannya mau bareng sama kak Dio sama ayah"
"Gak usah, aku duluan aja takut telat juga"
"Tapi sayang"
"Aku pergi dulu bun" balas Camilla lalu pergi.
Sedangkan Dio hanya menatap kepergiannya dengan perasaan sedih.
"Dio, kok bengong"
"Eh iya kenapa bun?"
"Kenapa? Sarapannya abisin dulu, hari ini hari pertama kamu sekolah disini kan"
"Gak papa kok bunda, aku udah selesai yah" balas Dio yang baru saja menyelesaikan Sarapannya.
"Ayah juga selesai, ya udah kita pergi sekarang aja, takut nanti kamu telat"
"Bunda aku pergi dulu" pamit Dio menyalami sang bunda.
"Ayah juga pergi kerja dulu ya bunda"
"Iya, kalian hati-hati ya"
"Iya bunda"
"Dio"
"Iya bunda"
"Bunda titip Camilla sama kamu ya" ucap sang bunda tiba-tiba.
"Iya bunda, aku janji akan jagain dia"
"Kamu jangan nyerah ya"
"Iya bunda"
"Bunda tahu, Camilla juga sayang sama kamu, dia pasti kangen sama kakaknya yang selalu ia tunggu kedatangannya"
"Iya bunda" balas Dio lalu berlalu bersama sang ayah.
......
"Sorry, nunggu lama ya?" tanya Camilla menghampiri Darren yang sedang duduk di motornya, menunggu Camilla di depan rumahnya.
"Engga nunggu lama kok, baru juga sampai" balas Darren lalu memberikan helm-nya kepada Camilla, dan Camilla pun langsung memakainya.
"Sorry ya jadi ngerepotin" ucap Camilla lalu menaiki motor Darren.
"Sama sekali gak ngerepotin kok, santai aja, lebih bagus sih sering-sering nyuruh jemput gitu"
"Mau lo itu mah"
"Hehe" Darren pun hanya tertawa kecil lalu menghidupkan motornya, dan menjalankan motornya berangkat ke sekolah dengan Camilla yang duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Luka
General Fiction" Bunda" "Iya sayang" "Apakah aku boleh berharap" "Tentu saja boleh, memangnya putri bunda ingin berharap apa hemm?" "Bisa hidup lebih lama lagi bersama bunda, ayah dan kak Dio" balas sang anak dengan senyuman manisnya seakan-akan ia percaya akan a...
