13. Itu kamu?

7 3 0
                                    

"Mill"

"Mill?"

"CAMILLAA"

"Ehh kenapa del?" balas Camilla dengan wajah bingungnya.

"Lo kenapa sih? Dari tadi gue panggil- panggil gak nyaut-nyaut, malah bengong" tanya Della yang kini duduk dikursi taman belakang bersama Camilla.

"Gue? Gak papa kok, sorry hehe" balas Camilla tertawa kecil.

"Serius? Gue liat-liat daritadi lo bengong terus liatin tuh kotak makan, ada yang salah?"

"Engga kok, gue beneran gak papa"

"Btw kenapa cuman diliatin aja tuh makanan dari Darren?"

"Lo mau? Nih buat lo aja" balas Camilla menyodorkan kotak makan itu.

"Darren tuh ngasih itu buat lo, kenapa harus gue yang makan? Lo lah yang makan, Darren tuh udah perhatian banget loh sama lo"

"Tapi gue gak suka diperhatiin" balas Camilla menundukan kepalanya.

"Mill?"

"Gue gak butuh perhatian orang lain, gue gak suka mereka merhatiin gue, dan anggap gue lemah"

"Lo kok ngomongnya gitu sih Mill? Darren tulus loh sama lo, bahkan setau gue dia udah suka lo dari lama"

"Gue tahu, makanya gue berusaha buat jauh dari dia!"

"Tapi kenapa?"

"Gue gak mau ngasih harapan buat dia Dell, gue gak mau buat dia semakin suka sama gue dan berakhir semuanya sia-sia! Gue aja bahkan ragu bisa bertahan sampai kapan!" Jelas Camilla lalu pergi begitu saja meninggalkan Della yang hanya terdiam.

"Gue tau apa yang lo rasain Mill, tapi gue mohon, lo harus tetap berjuang!"

🍁 Jeritan Luka 🍁

"Adel, kenapa kamu gak cerita sama aku dari awal?"

"Dit, aku bahkan masih gak percaya sama semuanya, bukannya ini terlalu mengejutkan?"

"Kamu tau, kapan kita satu sekolahan sama Camilla?"

"Aku ragu dia itu Camilla atau bukan Dita!" balas Adelia menatap Dita yang kini sama-sama menatapnya. "Kamu liatkan? Bahkan tadi waktu kalian hampir tabrakan, dia gak ngenalin kamu, dia juga gak ngenalin aku Dit! "

"Tapi dia Camilla kan Del? Itu beneran dia kan? Sahabat kita yang selalu kita tunggu kedatangannya?" tanya Dita yang langsung diangguki oleh Adelia.

"Kamu tau, aku udah ketemu dia sebelumnya, aku pernah bareng dan sempat ngobrol sama dia, dia nyebutin namanya dan aku yakin itu beneran dia, tapi aku sedih karena dia gak inget sama aku Dit"

"Kalau itu beneran Camilla, bukannya seharusnya dia inget sama kita? Seharusnya dia ngenalin aku waktu kita kenalan!" tambah Adelia.

"Tapi kalau dia bukan Camilla?"

"Gak mungkin Dit, wajahnya, senyumannya bahkan namanya, semuanya sama Dit"

"Terus?"

"Kita coba ajak dia buat bicara"

"Aku gak yakin"

"Kenapa?"

"Aku takut dia bener-bener lupain kita"

Jeritan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang