Part 3: Kegeraman Dela

654 42 1
                                    


"A-aa' Ramdan, Teh Santi?" Terbata aku berucap.

"Siapa, Neng?" tanya Bang Julian yang tengah berjalan ke arahku.

Aku menoleh ke arah Bang Julian tanpa menjawab, begitu tiba di depan pintu wajah Bang Julian tak kalah terkejut denganku.

"A-aa', Teteh? Ada apa kenapa malam-malam begini kalian kemari dan bawa koper segala, memangnya kalian mau kemana?" tanya Bang Julian dengan ekspresi terkejut bercampur penasaran.

"Boleh kita masuk dulu, Jul?" tanya Aa' Ramdan lemas.

"Oh iya, ayo A' masuk! Teh masuk!" ujar Bang Julian, lalu ikut mengakat koper milik A' Ramdan ke dalam rumah.

Wajah mereka terlihat begitu sedih entah apa yang terjadi pada mereka.

"Ayo, A', Teh duduk!" ucap Bang Julian. Lalu, mengisyaratkan padaku untuk segera mengambilkan air minum ke dapur. Aku pun mengerti dan langsung menuruti perintah Bang Julian.

"Astagfirullahaladzim, kok bisa?" tanya Bang Julian, ke A' Ramdan saat aku kembali ke ruang tamu.

Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas dari nadanya Bang Julian terdengar begitu kaget.

"Silahkan, A', Teh diminum dulu!" ujarku sembari meletakkan teko yang berisi air putih beserta gelas.

"Ada apa, Bang?" Aku pun tak kalah penasaran mendengar percakapan mereka yang begitu terdengar serius.

"Si Aa' bisnis yang baru dirintisnya di tipu, semua uangnya dibawa lari, dan sekarang mereka diusir dari kontrakan," ucap Bang Julian menjelaskan.

"Astagfirullahaladzim," Aku pun tak kalah kaget mendengar penjelasan Bang Julian.

"Jadi apa rencana, Aa'? tanya Bang Julian.

"Begini, Jul kalau kamu tidak keberatan, rumahmu, 'kan besar dan luas, kamarnya banyak. Em ... Aa' sama Teteh juga anak-anak mau numpang tinggal di rumah kamu, untuk sementara waktu selama Aa' belum dapat pekerjaan lagi.

"Itu pun kalau istrimu, Dela juga setuju," ucap A' Ramdan terlihat lemas.

"Tadinya, Aa' mau ke rumah Ibu, tapi kamu tau sendiri disana ada Teh Kinan dan suaminya, juga Rena sama Dimas, kasian Ibu kalau Aa' pulang kesana," sambung A' Ramdan lagi.

"Iya, Del tolong kasihani kami, terutama anak-anak. Apa kamu gak kasian lihat mereka?" ucap Teh Santi, matanya mulai berkaca-kaca, sedetik kemudian ia terisak.

Bang Julian langsung menatap ke arahku. Duh bingung juga kalau sudah begini, aku tidak mungkin menolak mereka untuk tinggal di sini, apa lagi melihat Teh Santi wajahnya benar-benar terlihat sedih.

Aku mengangguk tanda setuju. Aa' Ramdan dan Santi pun langsung berpelukan dan tersenyum.

"Makasih ya, Jul kamu benar-benar adik yang tau akan balas budi," ujar A' Ramdan.

"Makasih juga ya, Del!" timpal Teh Santi.

Aku hanya mengangguk sembari mengulas senyum, entah mengapa perasaanku tidak enak. Tetapi, tentunya aku tidak boleh suudzon.

"Ya udah kalau gitu, Dela siapin kamarnya dulu ya Teh!" ucapku.

Teh Santi langsung mengangguk, sembari tersenyum lebar.

Akupun bangkit dari tempat duduk dan bersiap merapikan kamar yang nantinya akan mereka tempati.

"Jul, masih ada makanan gak? Aa' sama Teteh juga anak-anak belum makan." Terdengar A' Ramdan bertanya pada Bang Julian.

KELUARGA SUAMIKU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang