🦋 Accident

975 168 47
                                    

A/n: guys aku suka loh kalo kalian emosi wkwkwk, apalagi kalo kalian keselnya di komen, makin bikin aku semangat nulis hal yang menjengkelkan awkwkwkwk

Happy Reading

Hal pertama yang dirasakan oleh Hana ketika membuka matanya adalah pening yang menyerang dan tubuhnya terasa sangat lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal pertama yang dirasakan oleh Hana ketika membuka matanya adalah pening yang menyerang dan tubuhnya terasa sangat lemas.

Kemudian dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang bernuansa beige itu lalu menemukan Fania sedang menunduk dalam di samping tempat tidurnya. Lantas tangannya yang masih terasa lemas terangkat menyentuh pucuk kepala sang adik.

Fania terlonjak kaget dan buru-buru mendongak. Matanya yang masih sembab semakin lembab ketika tatapannya bertemu dengan sang kakak. "Mbak? Mbak nggak papa kan?"

Hana mengangguk sebanyak dua kali. "Udah dong, jangan nangis." Ujarnya sembari tertawa kecil.

Beberapa saat kemudian tubuh Hana ditumbruk dengan tidak sabaran oleh Fania. "Aku takut mbak..."

Hana dengan telaten mengusap punggung adiknya lewat tangannya yang terbebas dari selang infus. "Udah ih, jangan nangis mulu. Kamu...bilang ke Juna ya?" Tanyanya pada Fania saat matanya tidak sengaja menangkap siluet Juna yang berada di luar ruang rawatnya.

Fania lantas melepaskan pelukannya dan mengangguk. "Aku takut banget, nggak kepikiran lagi mau nelpon siapa selain mas Juna. Mama sama Papa nggak mungkin bisa nolongin secepat mungkin." Jelasnya.

Hana mengangguk mengerti. "Gimana kata dokter? Kok badanku rasanya beda gini?"

Fania menggeleng lemah, lagi-lagi air matanya meluruh perlahan. Hana masih tidak mengerti sebab kenapa adiknya menangis lagi hingga pintu terbuka menampilkan sosok Juna yang kacau, baik dari penampilan maupun kondisi tubuhnya.

Juna jalan perlahan dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Maafin aku..." ujar Juna kala itu bersamaan dengan air matanya yang lolos jatuh meluruh ke bawah.

Hana mengernyit heran, banyak pertanyaan seperti kenapa Juna minta maaf menyelimuti kepalanya.

"Maafin aku Han, aku nggak bisa jagain kamu sama adek."

Hana mematung, dunianya terasa runtuh saat itu juga. Baru semalem dia tau kalo dia lagi hamil, dan sekarang? Semua terasa begitu cepat hingga Hana tidak bisa bereaksi apapun lagi. "M-maksud kamu?" Ujarnya sesaat setelah kesadarannya kembali.

Juna masih bungkam, tubuh bongsornya kemudian mendekap tubuh ringkih Hana. "Maafin aku..."

"Aku nggak becus jagain kamu Han." Lanjutnya sembari menangis tersedu-sedu. Hana pun yang mengerti maksud dari kalimat Juna hanya bisa menangis di dalam pelukan Juna.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang