🦋 Cahyadi's Wedding day

651 66 50
                                    

Selamat Membaca^^

Suara kicauan burung mulai terdengar menghiasi suasana pagi di sebuah hotel bintang lima disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kicauan burung mulai terdengar menghiasi suasana pagi di sebuah hotel bintang lima disana. Tampak beberapa orang sibuk finishing beberapa dekorasi dan menata make-up para mempelai dan juga anggota keluarga Cahyadi beserta besan.

Tidak lupa beberapa staf hotel yang keluar masuk ruangan untuk menghidangkan menu sarapan keluarga, hari itu akan menjadi hari yang sangat panjang dan Uti Tina udah wanti-wanti kepada anggota klan-nya buat sarapan terlebih dulu biar nggak semaput di tengah-tengah acara sakral sekali seumur hidup bagi para cucunya ini.

Selain calon mempelai pria yang ketar-ketir dag dig dug ser mau akad, Uti Tina juga ikut gugup. Apalagi keinget Juna kalo ngomong kadang suka belibet, untungnya Abin yang lebih parah typo-nya nggak nikah barengan. Bisa migren kayaknya Uti Tina mikirin Abin yang salah terus kalo ngucap ijab qobul nanti, Uti sih berharap semoga jodoh Abin namanya gampang.

Setelah berjam-jam sibuk persiapan di ruang kamar masing-masing. Satu persatu anggota keluarga muncul di aula yang sudah disulap layaknya sebuah tempat yang nggak ada di pinterest.

Acara akad nikah masal ini akan berlangsung mulai dari jam 8 hingga selesai. Entah ngeluarin uang berapa miliyar nih keluarga sultan buat nyewa bapak penghulu satu hari penuh. Biasanya kan pak penghulu cuma numpang duduk, nikahin, do'a abis itu gas ngueng ke tempat pengantin selanjutnya. Kalo ini tentu ada pengecualian.

Balik lagi ke calon-calon suami idaman masyarakat yang dengan kompak mengenakan setelan beskap modern, lalu blangkon yang semakin menunjang visual suami idaman kita semua ini. Tidak lupa senyum penuh wibawa di wajah tampan masing-masing. Kemudian satu persatu dari mereka berjalan pelan menuju tempat yang telah disediakan sebelumnya. Meski mereka mempelai tapi mereka juga bakalan jadi saksinya juga.

"Gue hampir kejengkang pas turun dari sana." Bisik Kana memberitai Juna tentang hal naas yang menimpanya beberapa saat yang lalu.

Juna sekuat tenaga menahan tawanya biar nggak meledak dan malu-maluin keluarga. "Ya makanya jalan pake mata bego!!!"

Kana melirik sinis sepupunya. "Tolol! Dimana-mana jalan pake kaki!" Sinisnya.

"Lo nyangka ngga sih kita dinikahin bareng-bareng kayak gini?" Timpal Kara sembari bisik-bisik tetangga. Jujur Kara dari semalem nggak bisa tidur, selain karena ngapalin dan nyiapin mental buat ijab, Kara juga overthinking sama visi misi Uti Tina yang nikahin mereka berempat di waktu yang sama seperti ini.

Juna mengendikkan bahunya sekilas. "Nggak tau deh Ra, mungkin bakalan lebih hemat kalo barengan gini." Jawabnya acuh. Juna sendiri sih nggak peduli dia nikahnya barengan atau mandiri, yang penting bagi Juna nikahnya ya sama Hana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang