🦋 Lebaran

5.3K 341 49
                                    

Dibawa Enjoy aja guys, ini cuma fiksi dan murni dari imajinasiku yang mengadi-ngadi, jadi jangan sampek di bawa ke real life ya teman:))

Dibawa Enjoy aja guys, ini cuma fiksi dan murni dari imajinasiku yang mengadi-ngadi, jadi jangan sampek di bawa ke real life ya teman:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masyaallah, cucu Uti udah gede semua..." ujar seorang wanita yang kini sudah menginjak usia senjanya.

"Kayak nggak pernah ketemu aja Uti sama kita." Cebik Juna, yang paling muda di antara ketiganya

"Iya nih, padahal tiap hari ketemu." Sahut Kana setuju.

Arkara yang biasa di panggil Kara juga mengangguk. "Beda lagi ceritanya kalo rumah kita di luar kota."

Uti Tina hanya tertawa mendengar celotehan cucu-cucunya ini. Baginya, ketiga cowok yang duduk di depannya ini tetaplah anak-anak. Padahal udah pada meresahkan kaum hawa di luar sana.

"Ya ini kan lebaran, kalian nggak pernah mudik. Jadi Uti kasih tau gimana rasanya mudik." Ucap Uti Tina kemudian.

"Ya gimana mau mudik Uti? Ini sekomplek isinya anak, mantu sama cucu Uti doang." Kesal Kara.

Tawa Uti Tina segera menguar. "Marahin tuh Eyang kalian yang ngide bikin komplek perumahan sendiri."

Ketiga kemudian menghela napas dengan kompak. "Jun, di suruh ke alam barzah buat marahin Eyang!"-bisik Kana ke Juna.

Alis Juna menukik, persis kaya angry bird. "Lo aja duluan, entar gue nyusul."

"Yeu, ngadi-ngadi lo kembaran Junkyu Trejo!" Kesal Kana.

"Ganteng dong." Balas Juna sembari menyisir rambutnya ke belakang.

Kana langsung masang muka julid. Pede gila emang sepupunya satu ini, sama persis kaya Kara. "Iya ganteng, kalo diliat dari kacamata lope-nya mimi peri."

Tangan Juna yang ringan kemudian melayang ke lengan atas Kana, istilah lainnya ditampol atau dibogem.

"Kalian kuliah udah semester berapa?" Suara Uti Tina langsung merebut atensi ketiganya.

"Semester 6." Jawab Kara.

Uti Tina di kursi kebesarannya manggut-manggut, agak mencurigakan.

"Kalian Uti jodohin sama cucu sahabat-sahabat Uti!" Ujar Uti Tina tenang.

"Hah?" Kara, Kana, dan Juna syok dengar apa yang baru aja keluar dari mulut sang nenek.

"K-kok—

"Kalian udah gede, udah cukup umur buat nikah." Potong Uti Tina cepat ketika si comel Juna hendak melayangkan protes.

"Tapikan kita masih kuliah." Elak Kara.

"Justru itu, karena kalian sibuk kuliah, jadi Uti bantu nyari calon istrinya." Ucap Uti sembari menyeruput teh anget dari cangkir kecil yang terbuat dari marmer.

Kana cuma bisa diem aja, aslinya sih mikirin nasib doinya gimana kalo emang Uti beneran mau jodohin mereka bertiga sama cucu dari sahabat-sahabat beliau.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang