🦋 Circle pertongkrongan

1.9K 215 9
                                    

Happy Reading^^

Malam di hari yang sama, Kara, Kana dan Juna udah nangkring duluan di tempat tongkrongan biasa mereka deket kampus sambil nungguin temen-temennya pada dateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam di hari yang sama, Kara, Kana dan Juna udah nangkring duluan di tempat tongkrongan biasa mereka deket kampus sambil nungguin temen-temennya pada dateng.

Sengaja emang mereka dateng lebih awal, katanya mau mencurahkan isi hati mereka setelah bertemu dengan jodoh-jodoh mereka.

"Apa gue kabur aja kali ya?" Celetuk Kara setelah dirinya meletakkan segelas es nutrisari rasa blewah di atas meja.

Kana dan Juna serempak melempar tatapan bertanya-tanya pada Kara.

"Ya mikir dong kalian, emang ini jaman siti nurbaya apa? Pake jodoh-jodohan segala." Lanjut Kara kesal.

"Lo kabur sama dengan lo on the way jadi gembel." Balas Juna diangguki oleh Kana.

"Iya bener kata Juna, lo nggak inget apa kalo Uti koneksinya ada dimana-mana?" Sahut Kana setuju walaupun dirinya sendiri juga nggak mau dijodohin, tapi ya gimana lagi? Kana nggak akan mau buat kabur, karena dia percaya pasti ada jalan lain buat dia batalin perjodohan Uti-nya.

"Baru aja lo beli tiket pesawat, udah diseret duluan lo menghadap tahta tertinggi di keluarga kita." Ujar Juna sembari menyeruput es jeruknya.

"Belum lagi semua fasilitas lo baik dari papa ataupun mama lo ditahan semua. Tambah jadi gembel nggak lo?" Timpal Kana.

Kara cuma bisa merengut kesal sembari ngaduk esnya pake sedotan dengan agak kesal. "Lo nggak tau anjir bentukan cewek yang mau dijodohin sama gue."

Juna dan Kana kompak mengendikkan bahunya keatas. Mereka bertiga beneran nggak tau gimana modelan cewek yang bakal jadi jodoh sepupunya masing-masing.

"Ya emang nggak tau, emang gimana?" Tanya Kana penasaran.

"Cantik sih cantik, tapi ngeselin parah!" Jawab Kara kesal.

Juna menaikkan sebelah alisnya. "Lo diapain emang?"

"Comel banget mulutnya." Itu aja yang keluar dari mulut Kara, kedua sepupunya cuma ber-oh ria aja, abis itu lanjut sama kesibukkan masing-masing.

Nggak berselang lama para pasukan kelebihan jatah visual dateng dan kondisi angkringan udah bisa dipastikan ramenya ngalahin ayam di dalam kandang.

"Widih, tumben gen Cahyadi udah dateng duluan." Celetuk Aji sesepuh perkumpulan mereka.

"Asem banget tuh muka kek cuka." Sahut Rehan, si tupai manis setelah duduk berhadapan dengan Kara yang cemberut mulu daritadi.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang