🦋 Wedding Dream

543 81 13
                                    

Selamat Membaca bestieee

Terhitung udah sekitar tiga bulan lebih pasca kecelakaan Samira tempo hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung udah sekitar tiga bulan lebih pasca kecelakaan Samira tempo hari lalu. Selama itu pula Samira mendapat perawatan berupa terapi-terapi khusus yang disarankan oleh dokter spesialis yang merawatnya. Hingga H-30 sebelum hari bahagianya, Samira udah nggak lagi duduk di kursi roda.

Samira seneng banget, harapannya untuk bisa jalan lagi setelah sekian lama akhirnya terkabul. Samira nggak ada hentinya tersenyum hari itu, dia langsung menghubungi Kana. Dan respon Kana sesuai harapannya saat bertemu langsung, cowok tampan paripurna itu terperangah kaget sekaligus bahagaia.

"Kei? Beneran?" Tanyanya kala itu disertai raut bahagianya yang udah nggak bisa ditutup-tutupi lagi.

Samira mengangguk antusias lalu berjalan pelan menuju kolam ikan kecil yang ada di belakang rumahnya. Sesekali Samira meringis geli kala telapak kakinya terasa kayak di tusuk-tusuk sama rumput hijau disana.

"Coba kesini!" Samira menganyunkan tangannya ke Kana yang masih duduk menatapnya dengan senyum lebar di kursi taman.

Kana segera beranjak mendekati perempuan manis yang mengenakan pakaian rumahan tapi cantiknya tetep nggak ketulungan.

"Mau tau satu hal lagi nggak?" Samira nanya setelah Kana nyampe di sampingnya dan genggam tangan lentiknya.

Kana mengangguk antusias. "Apa?"

"Aku udah bisa lari. Ayo kejar aku!" Kana kaget karena Samira tiba-tiba langsung lepasin tangannya terus lari. Nggak terlalu kenceng kayak atlet sih, tapi Kana was-was aja takut tiba-tiba Samira kesleo.

Kana segera berlari menyamakan langkah kaki kecil Samira. "Jangan lari-lari dulu. Kalo kamu jatuh terus kesleo gimana?" Omel Kana.

Tapi Samira menghiraukan begitu saja dan terus berlari kecil menyusuri taman belakang rumahnya yang sepi kala itu. "Nggak papa, aku udah lama nggak lari-lari."

"Yaudah iya, pelan-pelan aja." Kana akhirnya nyerah dan ngalah. Emang gitu kan sebagai cowok yang baik harus mau ngalah sama ayangnya.

Setelah capek lari-lari kayak mengejar harapan cerah di masa depan, Samira kembali duduk di ayunan di teras deket kolam renang. Napasnya tersenggal dikit akibat aktivitasnya lari-lari setelah sekian lama katanya nggak lari.

Selang beberapa detik setelahnya disusul sama Kana yang membawa air mineral yang beberapa saat lalu dia ambil dari kulkas di dapur rumah itu.

"Hari ini jadi fitting sama yang lain kan?" Tanya Samira memastikan. Soalnya seminggu yang lalu Kana bilang mau fitting cuma berdua, Samira sebenernya nggak nolak tapi kok ngerasa nggak enak kalo mereka ngeduluin. Kan resepsinya emang barengan empat pasangan, kalo misalnya nggak bareng Samira takutnya konsepnya bakalan simpang siur jadi nggak nyambung satu sama lain.

Kana mengangguk sembari meneguk minumannya. "Iya, Juna sama mbak Yuki bisanya hari ini."

Samira mengangguk pelan berusaha memaklumi kesibukan mbak Yuki dan juga Juna. "Oke. Kita berangkat jam berapa? Udah bawa baju ganti?"

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang