🦋 Kesepakatan

825 156 5
                                    

Selamat Membaca

Yuki mendengus kesal saat dia nungguin Kiya yang nggak kunjung keluar dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuki mendengus kesal saat dia nungguin Kiya yang nggak kunjung keluar dari kamar mandi. Cewek manis itu daritadi menggerutu sebal sambil manyunin bibirnya satu kilometer.

"Aduh Ya! Lama banget sih?" Keselnya.

"Bentar mbak, perut gue mules." Sahutnya dari dalam kamar mandi.

Yuki mendengus lagi. "Lukman udah nungguin nih."

"Yaudah lo berangkat sendiri aja sana!"

"Nggak mau, malu gue njir kalo ketemu sama Lukman sendiri." Curhat Yuki, soalnya ada satu kejadian dimana Yuki jadi malu kalo ketemu sama Lukman calon suaminya.

Dari luar Yuki udah bisa denger gemercik air wastafel yang tandanya Kiya udah selesai sama kegiatannya. "Yaelah sama calon suami sendiri malu."

"Daripada lo malu-maluin." Cibir Yuki.

Kiya yang lagi buka pintu kamar mandi langsung melempar tatapan julidnya. "Hilih! Yaudah lo jadi nggak fitting bajunya?"

Yuki langsung tersenyum lalu berdiri dari duduknya di ranjang queen size di kamar Kiya. "Jadi lah...kuy!"

"Kay kuy kay kuy! Lucas kali ah cobain kuy?" Ledek Kiya sembari menangkap kunci mobil yang dilemparkan oleh Yuki.

Kemudian dua cewek cantik itu berjalan menuju mobil Yuki yang sudah terparkir di halaman rumah bapak Putra. Mobil mini cooper berwarna pepper white itu melaju membelah jalanan kota yang lenggang pada siang hari itu.

"Tumben lo nggak ada kelas gini nggak jalan sama Jeje?" Tanya Yuki kala itu sambil benerin rambutnya di dalam mobil.

Kiya yang sedang menyetir menoleh. "Dia di luar kota, keknya latian."

"Kok keknya? Nggak bilang emang?" Tanya Yuki lagi. Kiya tuh walaupun judes kalo sama Jeje tuh bucin, begitupun sebaliknya. Sebagian besar kegiatan Jeje itu Kiya tau, jadi aneh aja kalo Kiya nggak tau dimana Jeje kala itu.

Kiya kemudian menghela napas samar. "Bilang, cuma mau ke luar kota doang. Lagian nggak semua dunia Jeje gue harus tau kan? Dia juga butuh space buat dirinya sendiri."

Yuki kemudian mengangguk setuju. "Bener sih, kalo terlalu ikut campur takutnya doi risih juga kan?"

Kiya mengangguk setuju dengan apa yang baru saja terlontar dari bibir Yuki. "Gue juga sibuk sama proposal skripsi, jadi nggak terlalu merhatiin Jeje. Kemarin dia juga bilang dalam waktu dekat ada pertandingan, jadi sama-sama sibuk deh..."

"Tapi Ya saran gue, sesibuk apapun lo jangan pernah nggak peduli sama Jeje. Meskipun Jeje keliatan cowok baik, tapi nggak tau kan di luar sana ada cewek jahat yang godain Jeje disaat lo lagi sibuk kek gini." Mendengar itu lantas Kiya mengangguk paham, dia nggak mengabaikan Jeje, cuma dia lagi sibuk, Jeje pun sama.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang