Happy Reading
Di sore hari yang lumayan mendung kala itu, mobil Juna yang membawa dirinya dan juga Uti Tina melaju pelan menuju rumah sakit utama Angkasa. Juna sih tujuannya mau nyusulin Hana yang check up sedangkan Uti mau jenguk Samira.
"Uti udah nentuin tanggal nikahan aku belum sih?" Tanya Juna sesekali melirik sekilas kearah Uti Tina yang sibuk selca-selca mau dipamerin ke grup arisan khusus Uti-Uti gahol.
Uti Tina lantas menghentikan kegiatannya lalu menyimpan hengpon galaksinya ke dalam tas mahalnya. "Kenapa?"
"Nggak papa cuma nanya. Tapi Ti..."
"Apa?"
"Lebih cepat kan lebih baik. Apa nggak mau dicepetin aja?" Beberapa detik kemudian lengan Juna langsung mendapat tampolan tas mahal dari Uti Tina kesayangannya.
"Bilang aja kamu mau cepet-cepet nikah kan?" Uti Tina ngegas.
Juna meringis. Untung waktu itu masih berhenti di lampu merah, kalo enggak ya pasti Juna sama Uti nyusulin Samira pake ambulan.
"Ya gimana ya Ti, Juna tuh takut sama keluarganya Hana kalo nggak cepet-cepet dinikahin." Ujar Juna menjelaskan sedikit dari banyaknya kegelisahan yang dia alami cowok berparas mirip hewan yang suka molor tersebut.
Uti Tina tampak menghela napasnya sebentar sembari menatap lurus jalanan yang ada di depan sana. "Iya Uti tau, tapi kalo buru-buru juga nggak bagus Juna..."
"Kamu udah ngelakuin kesalahan yang fatal, nggak mungkin kalo kamu nggak dapet omongan negatif dari keluarga Nisa yang lain walaupun mereka tau kamu anak baik."
"Tanpa kamu minta pun Uti udah bicarain semuanya sama Nisa, kamu sabar dulu ya? Cucu Uti yang paling ganteng pasti nikah kok sama Hana." Ujar Uti Tina di tengah kemacetan lampu merah pada sore hari yang mendung kala itu.
Juna mengangguk paham. Uti Tina bener, nikah bukan hal yang sepele sekali ngomong langsung jadi. Apalagi kesalahan Juna beberapa waktu yang lalu pasti juga menjadi salah satu atau dua hal yang jadi pertimbangan kedua keluarga.
"Kara gimana? Uti udah beberapa hari nggak ketemu sama dia." Uti Tina memilih buat ngalihin topik pembicaraan, karena Uti tau Juna kalo nggak digituin pasti mikirnya jeru banget.
Juna lantas menoleh membalas tatapan Sang nenek. "Nggak tau, palingan juga bucinin Salma."
Uti Tina terkekeh pelan. "Masalahnya sama Yura udah selesai?"
Juna yang lagi berusaha buat lajuin mobilnya membulatkan matanya kaget. Para pasukan cucu Uti tuh diem-diem banget nyelesaiin masalah Kara sama Yura dan malah cenderung nutupin semua itu dari Uti biar keadaan nggak makin runyam. "Kok Uti tau?"
Sekali lagi Uti Tina terkekeh pelan. "Uti ngawasin kalian."
Dengan satu kalimat itu Juna langsung menepuk jidatnya. Beneran lupa kalo Uti Tina ini punya banyak mata yang siap mengikuti kemanapun perginya cucu-cucunya. Cuma pas Juna waktu itu keknya kecolongan wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] JODOH WASIAT UTI
Fanfiction[On Going] ❝Kalian Uti jodohin sama cucu sahabat-sahabat Uti!❞- Uti Tina. ❝Hah?❞- Kara, Kana, dan Juna. Published: 210527