🦋 Behind the Story

691 116 14
                                    

Selamat Membaca^^

"Kei suka tidak sama pitanya?" Tanya anak laki-laki yang berusia sekitar 7 tahunan ketika melihat anak perempuan di depannya berbinar menatap dua buah kuncir rambut berpita ungu pemberiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kei suka tidak sama pitanya?" Tanya anak laki-laki yang berusia sekitar 7 tahunan ketika melihat anak perempuan di depannya berbinar menatap dua buah kuncir rambut berpita ungu pemberiannya.

Sontak anak perempuan itu mendongak menatap Nana, panggilan akrab anak laki-laki itu dengan matanya yang berbinar. "Suka, kamu kok tau aku suka warna purple?"

Nana lantas meringis menampakkan deretan gigi ompongnya. "Tau dong...aku tau semua yang kamu sukai." Jawabnya dengan bangga.

Kei mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali dengan seuntas senyum manisnya yang belum luntur juga.

"Kei cantik sekali. Kei mau tidak menikah dengan Nana?" Ucap Nana tiba-tiba membuat Kei menatapnya dengan tatapan yang sarat akan kebingungan.

"Menikah itu apa Nana?" Tanyanya mendongak Nana yang lebih tinggi darinya.

Nana tampak terdiam, nyoba nginget-nginget arti dari kata menikah yang diucapkannya tadi. "Em...kata mama menikah itu tinggal bersama lalu hidup bersama selamanya."

Anak perempuan dengan kuncir air mancur di kedua sisi kepalanya mengangguka antusias. "Heem, kalo hidup sama Nana aku mau."

"Mama bilang juga kalau sudah menikah kita bisa beli rumah baru." Nana nyoba jelasin kesotoyannya tentang menikah sembari berjalan dengan langkah pendeknya sejajar dengan Kei.

Kei yang polos ngangguk-ngangguk sok paham dan masih dengerin dengan seksama kesotoyan Nana. "Kalau begitu aku mau kita beli rumah pohon yang cantik seperti Kei."

"Tidak, aku ingin membeli rumah di atas laut supaya aku mudah untuk memancing bersama papa." Tolak Nana mentah-mentah. Nana pikir rumah pohon udah terlalu sering dia liat, dan isinya cuma itu-itu aja. Rumah di atas laut lebih keren kaya rumah yang ada di tablet papanya kemarin. Ngambang di laut bisa geyal-geyol ketabrak ombak.

"Apa sih? Lebih cantik rumah pohon bisa Kei hias menggunakan bunga matahari yang cantik seperti yang Kei tanam di rumah." Kei mulai kesel sama perbedaan pendapatnya sama Nana.

"Tidak Kei, lebih cantik kalau punya rumah di atas laut." Kekeuh Nana nggak mau kalah.

"No no no, pokoknya rumah pohon itu yang paling cantik." Kei menghentakkan kakinya tanda kalo dia nggak bakalan kalah kalo cuma sama modelan yang kek Nana. Bocil kurus modal gigi ompong doang bisa jadi idaman mamah-mamah komplek.

"Baiklah-baiklah terserah Kei saja. Nana akan belikan Kei rumah pohon dan Nana akan membeli rumah di atas laut sendiri." Ujarnya sebelum berbalik berlawanan arah meninggalkan Kei yang manyun kiyowo di tempatnya.

Dorrr!!!

Nana terkejut setengah mati kala suara tembakan keras terdengar di telinganya. Nana segera berbalik dan menemukan Kei udah memegang dada sebelah kanannya menggunakan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya terangkat seolah manggil Nana yang beberapa langkah berbalik darinya untuk kembali.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang