🦋 Who is?

737 155 25
                                    

Happy Reading

Haris mengangkat tas yang gede tapi nggak terlalu gede itu pake satu tangannya sembari ngintilin ketiga orang yang berjalan pelan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haris mengangkat tas yang gede tapi nggak terlalu gede itu pake satu tangannya sembari ngintilin ketiga orang yang berjalan pelan di depannya.

Ceritanya tadi dia pas tau Hana udah dibolehin pulang sama dokter dan Juna saat itu juga langsung tancap gas ke rumah sakit, tapi dicegat sama Haris yang ngotot banget pengen ikut.

Dan terjadilah saat ini Haris berada di belakang Juna yang bantuin Hana jalan dan di samping Hana ada Fania yang juga bantu Hana jalan. Haris udah kek simulasi jadi babu.

"Yang nyetir lo atau gue?" Tanya Haris begitu mereka sampai di area basement rumah sakit.

Dalam hitungan detik Juna segera melemparkan kunci mobilnya setelah sebelumnya membukakan pintu jok penumpang untuk Hana. "Lo aja, gue mau di belakang."

"Aku aja kak yang di belakang sama mbak Hana." Sahut Fania. Mau nyerobot duluan dia tuh nggak enak, tapi lebih nggak enak kalo duduk di samping Haris. Masalahnya mereka tuh nggak saling kenal, Fania cuma tau kalo Haris itu sepupunya Juna.

Juna membalas dengan gelengan sebelum menjawab. "Nggak usah Fan, biar gue aja, lo di depan temenin Haris nyetir." Ujarnya dan langsung masuk ke dalam mobilnya nyusulin Hana duduk.

Fania mengulum bibirnya sejenak kemudian menggulirkan matanya menatap Haris yang berjalan dengan kerennya abis masukin tas ke dalam bagasi terus jalan ke pintu kemudi.

"Ayo!" Fania tersentak ketika suara bariton Haris menyeruak masuk kedalam indra pendengarannya. Dia yang lagi mematung abis liatin Haris buru-buru membuka pintu samping kemudi dan segera duduk.

Suasana di dalam mobil cuma bagian belakang yang rame, sedangkan di depan Haris cuma berani curi-curi pandang Fania yang sibuk sama hengpon bobanya.

"Mas boleh kecilin ac-nya?" Celetuk Fania sembari monolehkan kepalanya menghadap ke Haris sepenuhnya.

"O-oh iya." Balas Haris gugup, lhawong ditatap langsung sama bidadari gimana nggak nervous coba?

"Btw kayaknya kita seumuran, santai aja nggak usah pake embel-embel mas." Ujar Haris setelah dia berhasil ngecilin ac yang ada di dalam mobil. Haris ini ngomongnya sambil sok fokus sama jalanan, padahal mah dia nggak berani liat ke samping. Takutnya nanti nggak konsen nyetir terus nyusruk di pinggir jalan kan nggak ucul, apalagi dia bawa tiga nyawa selain dia sendiri.

Dari ekor matanya Haris masih bisa liat kalo Fania mengangguk pelan lalu membuka mulutnya tapi nggak jadi.

"Gue tau kalo lo seangkatan sama gue dari mas Juna." Ucap Haris lagi seolah tau isi dari kepala cewek cantik yang duduk di sampingnya ini.

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang