🦋 Pendinginan

472 68 25
                                    

Selamat Membaca bestiiieee

Jantung Kana seolah berhenti berdetak kala di dalam jarak radius kurang dari 20 meter berdiri seorang perempuan cantik yang merupakan sosok dari cinta masa SMA-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Kana seolah berhenti berdetak kala di dalam jarak radius kurang dari 20 meter berdiri seorang perempuan cantik yang merupakan sosok dari cinta masa SMA-nya. Kana nggak tau dia harus gimana sekarang. Di satu sisi Kana seneng akhirnya bisa lihat Amanda setelah sekian lama perempuan cantik dengan senyum paling manis di dunia ini muncul di hadapannya. Tapi Kana tentu nggak bisa ngelupain gitu aja gimana Amanda yang dulu pernah menghianatinya.

Segaris senyum lantas terbit di wajah tampan cowok jangkung itu. Matanya masih mengunci objek yang ada di depannya, cukup lama sampe kilatan cahaya disusul oleh guntur yang menggelegar membuat Kana tersentak kaget. "Eh Anying!!! YaAllah astagfirullah ampunilah dosa-dosaku dan dosa keluargaku..."

Amanda yang semula ikut tersentak kaget segera menerbitkan cemgiran khasnya. "Hahaha...lucu banget, nggak ada yang berubah ya ternyata."

"Heh Arkana!!! Buruan elah, lo ngapain sih malah ujan-ujanan kayak pilem korea?" Celetuk Hema yang udah lelah nungguin pertemuan tanpa sengaja kedua belahan jiwa yang sekarang udah menemukan belahan jiwanya yang lain.

Sedangkan Windi hanya memerhatikan bagaiman sang kakak yang masih berusaha menetrakan detak jantungnya pasca serangan mendadak dari penguasa alam. Jujurly Windi sebenrnya daritadi merasa nggak asing sama paras cantik nan elok Amanda, tapi dia lupa dimana dia pernah ketemu sama sosok yang nemenin dia di pos satpam selain bapak satpam kampus.

Lantas beberapa saat kemudian Kana melangkahkan kakinya untuk mendekati titik dimana adiknya berdiri, menunggu payung bening dan juga kakaknya menghampirinya.

"Kenapa nggak mobilnya aja sih yang lo bawa kesini?" Protes Windi ketika payung bening milik calon kakak iparnya itu separuh berhasil memayungi pucuk kepalanya.

Kana hanya menghela napasnya pelan, masih dugun-dugun ada mbak mantan. "Nanti muternya susah kalo masuk sampek sini."

"Hai Na." Suara familiar itu berhasil mengalihkan atensi kakak beradik itu hingga membuat keduanya menoleh kesumber suara.

Kana meringis kaku. "H-hai Man."

"Oh iya tadi aku nanya loh, mbak udah kenal sama mas Kana? Eh belum dijawab." Sahut Windi sembari memerhatikan dua manusia yang berusia dua tahun lebih tua darinya secara bergantian.

Amanda dan Kana mengangguk kompak. "Iya, dulu satu SMA di angkasa." Jawab Kana.

"Oh gitu... tapi kok nggak pernah liat ya?" Windi bertanya-tanya, sebelum Angkasa dipisah macem pondok pesantren gara-gara angkatannya, pasti murid baru tau tentang bibit unggul keluarga Cahyadi dan seluk beluknya. Tapi ini emang beneran Kana yang pinter nutupin hubungannya atau emang Windi yang nggak mau tau kehidupan percintaan kakaknya jaman masih muda.

Tangan besar Kana kemudian bergerak menoyor kepala kopyor punya adiknya yang mungil seperti tahu bulat yang digoreng dadakan anget-anget lima ratusan. "Makanya kalo sekolah jangan di dalem kelas mulu!!!"

[i] JODOH WASIAT UTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang