O8 ㅡ you'll be fine

574 106 10
                                    

"eh, lo pada sadar gak sih kalau aleta gak pernah nimbrung di grup?"

"iya, paling cuma bilang 'iya' abis tuh gak pernah muncul lagi."

"mungkin emang gak suka nimbrung anaknya, kalo ketemu juga gak pernah ngomong, kan? diem-diem aja."

"tapi ini kita mau ngerjain projek kan? kalau aleta gak mau bicara apa-apa, gimana projeknya bisa selesai?"

"sejujurnya gue juga khawatir tentang ini. tapi gue juga gak tau harus gimana."

"kalo projek kita gak selesai tepat waktu gimana??"



aleta mengepalkan tangannya. ia menyimak pembicaraan rekan satu kelompok sainsnya di balik vending machine. sore hari ini harusnya mereka berkumpul di kantin karena mau membicarakan kegiatan diskusi buat projek sains yang rencananya mau mulai dikerjakan minggu depan. tapi batal karena jake gak bisa ikut. katanya ada kelas tambahan.

dan aleta yang tadinya cuma iseng keliling-keliling sekolah malah berakhir menyimak pembicaraan ketiga temannya yang lain.

mereka gak ngomongin hal yang jelek tentangnya, tapi dirinya dengan cepat sadar kalau kehadirannya di setiap kelompok cuma jadi beban buat anggota yang lain. apalagi karena dia gak sepinter itu dalam berbicara, terutama berbicara di depan umum. semuanya terlalu sulit bagi aleta.

alet berbalik, segera berlari kembali ke kelasnya. dia bener-bener pengen pulang sekarang. suasana hatinya udah semakin berantakan pas sadar hari ini jadwalnya jaga uks, tapi pasien langganannya alias jake gak menampakkan dirinya sejak tadi pagi.

bodoh. kenapa aleta malah berharap kalau jake ada di dekatnya saat ini?

aleta segera meraih tas ranselnya dan berjalan pulang secepatnya. dan kalau bisa ia pergi ke tempat yang sepi, yang tenang, supaya dia bisa nangis.

...

aleta berjalan gontai sambil memegangi kedua tali ranselnya. menyaksikan anak-anak dari sekolah lain yang sama-sama melewati jalan itu bersama temannya.

teman.

semua orang punya teman. harusnya.

sekali lagi ia menggerutu sekaligus protes kepada dirinya sendiri. ia biasanya gak begitu peduli tentang perasaannya sendiri. tapi kali ini dia merasa begitu sensitif dan kesepian.

"alet!"

aleta dengan cepat menoleh ke arah suara yang entah datang darimana. kepalanya menoleh ke kanan-kiri, mencari pelaku yang baru saja memanggilnya. tapi nihil.

apa dia salah denger?

aleta kembali berjalan, mungkin salah denger.

"alet~! kamu kemana aja siih, gue kangen tau."

aleta berhenti melangkah lagi, gak mungkin dia salah denger.

"alet! scarlet!"

aleta membulatkan matanya saat seseorang menepuk pundaknya pelan. itu jake, dan dia datang dengan cengiran centilnya itu. tapi sesaat kemudian jake cemberut.

"lo kemana aja sih? gue cariin kok gak ketemu-temu!" protes jake sebal.

jake menetralkan ekspresi wajahnya beberapa saat kemudian, kenapa aleta gak menjawab? apa dia salah orang? kan malu kalau sampe iya :')

"alet?" jake menunduk, melihat wajah aleta yang sedari tadi tertunduk.

"loh?! lo nangis??!!!" seru jake panik, sepanik-paniknya.

aleta menghapus air matanya dengan kasar. ini memalukan. dia baru aja nangis di depan jake. sampai-sampai cowok itu kebingungan sekaligus panik.

aleta menggeleng. "enggak, gapapa.."

jake menarik tangan aleta yang menutupi wajahnya. aleta bohong. gadis itu jelas menangis tanpa suara, matanya terlihat sembab.

"alet, lo kenapa??" suara jake memelan. dia gak suka ngeliat aleta menangis kayak gini.

well, ini pertama kalinya jake melihat seorang aleta menangis. tapi hatinya juga jadi ikutan sakit kalau melihat gadis yang dia modusin hampir setiap hari itu nangis seakan hal buruk baru aja terjadi.

"gapapa,"

"mau dianterin pulangnya? apa mau gue tinggal?"

aleta gak menjawab.

"mau dianterin pulang?" jake mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih lembut.

aleta mengangguk.

"tunjukin aja rumah lo yang mana! ayo!" jake sedari tadi gak melepas gandengan tangannya dengan aleta. jake sempat heran kenapa aleta gak menepis tangannya tapi kemudian bersyukur karena modusnya bisa berjalan lebih lancar kali ini. tanpa ada gangguan dari miss donat.







aleta hendak masuk ke pekarangan rumahnya, kemudian berbalik ke arah jake. "makasih, jake," ucapnya dengan senyum kecil.

jake tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya. itu senyum pepsodent khas milik jake. biasanya terlihat menyebalkan tapi entah kenapa itu terlihat menenangkan kali ini.

"gue gak tau masalah lo. tapi gue yakin, you'll be fine, scarlet!" jake kemudian melambai dengan penuh semangat sebelum kemudian berlari entah kemana.

aleta menyentuh dadanya, lagi dan lagi, jantungnya gak bisa berdetak dengan kecepatan normal. dan itu semua terjadi di saat aleta bersama jake.

tbc.

Band-aids | Jake [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang