O3 ㅡ library

714 117 16
                                    

"aleta kemana?" tanya jake kepada teman sebangkunya aleta. sejak mata pelajaran pertama, cowok itu sibuk berkeliling sekolah mencari aleta.

harusnya gadis itu ada di uks saat ini, tapi nihil. aleta gak ada dimana-mana.

"perpus kayaknya." setelah mendapat jawaban dari teman sebangku aleta, jake dengan cepat memelesat menuju perpustakaan yang lokasinya cukup jauh dari gedung sekolah.

...

"makanya, jangan bandel!"

"aku gak bandel. emang beneran abis dari toilet, kok!"

"terus? kok malah dihukum gini?"

"gak tau ah!"





jake sejak tadi menyaksikan interaksi antara aleta dengan seseorang di perpustakaan itu.

"nanti mau pulang bareng?"

jake melotot, gak santai. tapi kemudian nyengir lagi karena sadar aleta sulit banget diajak pulang bareng, jadi gak mungkin dia bakal nerima ajakan cowok itu.

"bareng, ah! aku capek jalan terus pulangnya!"

kali ini jake gak bisa santai. selain panas karena aleta yang menerima tawaran sang cowok, jake panas juga pas sadar aleta lebih banyak berbicara sama cowok itu ketimbang dirinya.

"ya udah. beresin dulu ini hukuman nanti chat aja. ada kuota, kan?"

aleta mengangguk.

cowok di depannya itu terlihat tersenyum lembut kemudian mengusap rambut aleta.

jake semakin gak bisa santai, tapi kalau banyak gerak pasti bakal ketahuan. kan malu.

"ih, apaan sih!" aleta menepis tangan cowok itu.

"yang sopan dong sama yang lebih tua. dah ah. mau ke kelas. bye sayang!"

apa dia kakel? oke. cukup. jake gak bisa menyaksikan lebih lanjut lagi. ia dengan cepat keluar dari tempat persembunyiannya, hendak berlari kembali ke kelas untuk menggalau sama jay dan sunghoon si duo sad boy.

tapi bodohnya kakinya tersandung tumpukan buku dan terjatuh. untung jatuhnya aesthetic.

"jake?"

dan ia keciduk aleta.

...

"udah ih sana ke kelas!"

"lo demen banget ngusir gue, alet!" jake menggunakan jurus pamungkasnya=cemberut supaya aleta gak mengusirnya.

"bukan gitu. kan masih jam pelajaran."

jake menggeleng, dia jelas lebih suka menghabis waktu membantu aleta menjalani hukumannya di perpustakaan ketimbang harus bergelut dengan rumus matematika yang lagi membosankan bagi dia.

"enggak. gue lebih suka disini."

aleta gak menanggapi jake. sore hari yang biasanya mendung terlihat cerah kali ini.

sinar matahari sore hari itu menembus kaca besar nan mewah milik perpustakaan modern di sekolah, membuat seisi perpustakaan cerah dengan cahaya keemasan.

aleta berjinjit, hendak menyimpan buku terakhir di rak paling atas. tapi ya, dia gak cukup tinggi untuk menyimpannya dengan benar.

"sini, gue aja."

jake segera bangkit dari posisi duduknya. ia yang tadinya asik menghitung semut di karpet, segera berdiri untuk membantu aleta.

tangan mereka gak sengaja bersentuhan.

jake menikmati posisinya yang dekat dengan aleta, tapi gadis itu segera mendorong bahu jake pelan.

"hukumanku udah selesai. sana ke kelas," usir aleta lagi.

jake melihat keluar jendela, mencari dua temannya yang terlihat sebesar biji kacang hijau dari jendela perpustakaan.

"oke. hati-hati pulangnya ya, alet! gue balik dulu. dadah!" jake berlari keluar perpustakaan.

aleta akhirnya bisa bernapas dengan lega. rasanya ia seperti menahan napas sejak jake membantunya tadi.

apalagi tangan mereka bersentuhan.

tapi kali ini tidak di sengaja. bukan karena jake modus cidera sana-sini.

terlebih wajah jake tersorot sinar matahari keemasan, membuat aleta bisa mengingat setiap detail fitur wajah jake dalam jangka waktu yang lama.

rasanya itu seperti tersimpan dengan rapi di pikirannya.

aleta menggeleng. "ah, aku terlambat!"

aleta segera berjalan cepat keluar perpustakaan mengingat ia telah membuat janji dengan seseorang untuk pulang bersama.

tbc.

Band-aids | Jake [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang