16 ㅡ cuma kamu

470 91 11
                                    

sekitar semingguan ini aleta mencari tau tentang perasaannya pada jake. entahlah, dia gak cukup yakin. dia juga gak tau gimana rasanya suka sama orang karena ini yang pertama kalinya. mau nanya heeseung, tapi masnya itu juga gak tau karena dia jomblo sejati yang malah pacaran sama buku sejak sma.

satu hal yang pasti, jantungnya selalu berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya setiap jake melakukan aksi yang terlalu tiba-tiba.

"mas heeseung, ayo dong bantu akuu," rengek aleta.

"bantu apalagi sih? dari tadi pagi kamu minta bantu terus," sahut heeseung.

"ck, mas heeseung gak pernah suka sama orang? seriusan? ih!"

"haduh, pernah let. pernaah. mas juga manusia, ya kali gak pernah," akhirnya heeseung mengalah dan membocorkan rahasia terbesarnya.

aleta membulatkan matanya. "serius? mas suka sama siapa? gimana rasanya? aku pengen tau,"

heeseung menutup buku biologinya, gemes juga kalau gak cerita tentang orang spesialnya. asek nih.

"kamu mau mas cerita? panjang loh. ntar bosen."

"enggak, gak bosen. cepetan cerita! kalau gak aku sembunyiin ramyeon-nya mas heeseung!" ancam aleta.

"sembunyiin dimana? mas kan tau setiap sudut yang ada di rumah ini."

"kata siapa bakal aku sembunyiin di rumah?"

"terus?"

"di perut. di perutku sama di perut tetangga yang lain. aku bilang aja mas heeseung mau sedekah."

heeseung menepuk jidatnya. ngadi-ngadi banget si aleta ini. "iya iya ini mas cerita. awas aja kamu!"

dan heeseung pun memulai cerita panjangnya yang aleta pikir bisa ditulis menjadi sebuah novel berjudul "Kisah Cinta Mas Heeseung".

...

aleta berjalan cepat menuju lokasi yang di-share jake di chat tadi. pagi hari gini dia minta aleta dateng ke tempat yang dia share. katanya, "dateng aja ya, alet. cepetan. plis. hehe."

aleta gak tau ada apa disana tapi berhubung itu jake, dia dateng aja ke lokasi itu secepatnya. lokasinya gak begitu jauh dari rumah jadi bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

"alet!"

aleta memutar badannya ke arah suara yang dia kenal.

"jake?"

aleta tampak terkejut, seperti yang jake duga. ya gimana enggak, jake tersenyum tipis dengan luka-luka di wajahnya.

"sorry gue tiba-tiba minta lo kesini. gue butuh bantuan lo, alet."







"a-aww, pelan-pelan!" jake meringis saat aleta menempelkan kapas yang diberi obat luka ke pipinya.

aleta gak menjawab, terus mengobati luka-luka di wajah jake. gak cuma di muka, lengan jake juga penuh luka guratan. kayak abis gelut sama kucing.

"alet, kok diem aja? marah ya? sorry," jake menarik tangan aleta. tapi aleta segera menarik lagi tangannya dari jake.

"jangan sentuh kalau gak mau ditambah lukanya!" katanya dingin sambil menatap jake tegas.

jake menelan ludahnya kasar. aleta punya sisi dark juga ternyata. heu.

"kamu abis berantem ya?" tanya aleta masih dengan nada dingin dan juteknya.

"kok tau? lo ngikutin gue ya?" selidik jake sambil menunjuk aleta dengan jari telunjuknya. tapi melihat aleta cuma menatapnya datar, langsung ciut.

"y-ya maap."

"kenapa berantem?"

jake terlihat sibuk berpikir. rasanya kayak diinterogasi sama mamih. tapi yang ini lebih menegangkan walaupun gak bawa sapu kebon favorit kayak mamih.

"jake, jawab!" aleta menolehkan wajah jake supaya melihatnya juga.

jake tersentak kaget, pipinya terasa panas dengan cepat. dia gak menyangka kalau aleta juga bisa membuatnya gugup kayak gini. jake emang gak pernah menyembunyikan perasaan sukanya sama aleta. tapi dia juga gak pernah kepikiran kalau aleta bisa aja membalas perasaannya.

"jake."

"a-ah, anu.. berantem sama orang. anak sekolah tetangga," jawab jake sambil perlahan menoleh ke arah lain, supaya gak gugup gugup amat.

"kenapa? rebutan jersey club bola favorit lagi?"

"ehhh? kok lo tau gue pernah berantem rebutan jersey??!"

aleta mengendikkan bahunya. "dikasih tau jay."

"sial."

"ngomong apa?!"

"enggak," jake menyengir lagi. aleta galak juga euy. jadi takut.

"kenapa berantem ih? masa aku nanya gak mau jawab."

jake menggaruk tengkuknya yang gak gatal. malu juga mau ngomongnya. tapi. ya udah deh.

"euh, gue berantem buat lo. hehe," jawab jake dengan cengirannya yang langsung membuat dia meringis karena sakit.

"aku?"

"lo pasti ngerasain kan kalau akhir-akhir ini ada yang ngikutin lo."

ah iya, bener. aleta selalu minta pulang sama heeseung atau kadang jake mengajukan diri buat nemenin aleta pulang. itu semua karena dia ngerasa ada yang ngikutin dia. gak tau siapa. tapi ya, serem aja kan.

"ya, itu. anak itu emang suka ngajak ribut gue dari smp. padahal kita sekelas, tapi selalu ribut. dia selalu ngambil apa yang gue punya."

"emang kamu punya apa?" aleta gak mengerti. rebutan apa sih sampai berantem terus luka-luka gini?

jake tersenyum tipis sambil berlagak seolah sedang berpikir keras padahal mah enggak.

"gue punya.."








"lo."

"lo punya gue."

"and i hate it when someone wants to take you from me."

"so don't go, alet." jake menoleh ke arah aleta sambil tersenyum gentle.

aleta jelas kaget, jelas salah tingkah, pengen ngadu ke heeseung kalau dia digombalin cowok crocodile. tapi,

dia suka cowok ini.

so, gak bisa. dia suka rasanya jadi seseorang yang penting buat jake.

ah, ini gila.


tbc.

Band-aids | Jake [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang