diary gombal jake; ngidam(?)

533 64 23
                                    

"jake~"

"hm? kenapa? kamu mau apa?"

"gak tau. labil."

jake segera mematikan kompornya setelah selesai memasak mie instan. "kamu beneran gak mau makan nasi? masih ada sisa tadi malem juga. dikiit lagi. tuh!" jake membuka tempat nasi.

aleta menggeleng sambil menutup hidungnya. "baunya gak enak, jake. bikin mual," keluh aleta.

"ya terus kamu makan apa atuh? masa gak makan?"

"gak tauuu"

aleta mengikuti langkah jake ke meja makan. dia cuma ngeliatin jake makan mie instan. kasian juga jake jadi harus masak sendiri sekarang soalnya aleta sering mual nyium wangi-wangi masakan di dapur.

jadi, sekitar sebulan hampir dua bulan lalu aleta menelpon jake yang lagi meeting di kantornya. sehari sebelumnya aleta mengeluh pusing dan mual, makanya disaranin ke dokter ditemenin heeseung yang lagi gak ada jadwal.

kata heeseung sih itung-itung mencari cecan. sedih gitu kan. aleta udah duluan, dia masih sama buku aja berduaan kemana-mana.

jake langsung pamit dari meeting pentingnya. gak tau gimana ceritanya pokoknya dia cepet banget nyampe rumah. dia udah panik, udah siap ngomel ini itu soalnya aleta bandel.

ternyata, "jake, aku hamil."

saat itu juga jake salto di ruang tengah. seriusan itu mah. gak bohong. heeseung aja sampai kaget lihatnya. setelahnya baru deh nangis bombay sambil menceritakan perjalanan cintanya sama aleta. hadeuh. bisa lah dibikin buku sejarah mah.

"kamu udah dua hari loh gak makan nasi. gak ada makanan lain yang bisa gantiin nasi apa?" jake kembali memulai percakapan.

"kentang deh mau gak? aku bikinin. mau digoreng kek, direbus kek, apa aja gapapa deh."

aleta mengerucutkan bibirnya. "tapi aku gak mood makan," ujarnya.

"mau jalan keluar? cari makan apa gitu? mau ya? bentar aku abisin makan dulu nanti kita keluar." jake segera menghabiskan mie instannya secepat kilat. eh gak juga sih. nanti keselek lagi. setelahnya siap-siap mau hangout. asik.









"kita udah muter-muter dua kali. kamu gak capek, let?" tanya jake sambil mengusap peluh di dahinya.

"capek."

jake menghentikan langkahnya, minta tissue dulu sama abang cendol disana sekalian beli cendol satu. gak enak juga kalo cuma minta tissue. kayak apaan gitu.

"cendol, mau gak?"

aleta mengangguk. jake menariknya duduk di sebuah bangku panjang sambil menghabiskan cendolnya. aleta menghabiskan cendolnya sambil memperhatikan jake yang lagi sibuk mengipas-ipas wajahnya. 





"loh? kenapa berhenti?" jake ikut menghentikan langkahnya pas melihat aleta berhenti.

"umm, kamu gak risih apa nganterin aku kesana kemari gak jelas gini?" tanya aleta.

"euh, enggak tuh. kenapa emang?"

aleta menarik tangan jake, tampak ragu-ragu mau ngomongnya.

"kenapa, alet?" 

"gak deh, gak jadi." aleta kembali berjalan, tapi jake gak kunjung jalan.

"kasih tau dulu, let."

aleta merapatkan bibirnya. aneh banget kayaknya kalau dia ngomong. kayak terlalu tiba-tiba aja gitu. gak enak.

"aleta, aku gak mau pulang kalo kamu belum ngomong ya!" jake melipat kedua lengannya di depan dada.

"enggak kok. gak ada apa-apa. beneran. ayo pulang," aleta berjalan duluan, gak berhenti lagi meskipun jake belum kunjung jalan.

jake menghela napasnya sambil berjalan cepat menyusul aleta yang hampir sampai di lapangan parkir.







"loh? kenapa masih belum tidur?" tanya jake pas masuk ke kamar setelah mengerjakan pekerjaannya di ruang tengah.

"gak bisa tidur? mau dibikinin susu? mau makan? atau apa?"

aleta gak menjawab. entah sejak kapan jake jadi super duper perhatian gini, selalu nanyain apa-apa aja yang aleta mau. sedari tadi aleta berpikir sekaligus khawatir kalau suatu saat jake bakal capek sama dia, bosen, dan pergi gitu aja. gak lucu kan?

"kenapa sih? cerita coba. gapapa, aku gak bakalan marah." jake duduk di samping aleta, bersedia mendengarkan.

"jake, mau peluk!"

"ih alet manja."

"bukan aku, itu bayinya yang mau."

"hm, terserah."

aleta mengeratkan pelukannya sama jake. dia bener-bener takut kalau suatu saat jake bakal pergi. dia gak siap itu terjadi. 

"kenapa sih?" jake mengusap rambut aleta.

"jake,"

"kamu gak akan ninggalin aku kan?"

"hm?"

"aku takut kamu tiba-tiba pergi, ninggalin aku sendirian."

jake cuma diam, mendengarkan aleta yang mulai bercerita sedikit demi sedikit. tentu saja dia paham kenapa aleta sekhawatir ini. faktor pertama dan yang sudah pasti, aleta tau kalau jake itu BUAYA. liat cewek bening dikit oleng, liat cewek glamour oleng. kayak gak setia gitu. ya siapa yang gak khawatir sih?

jake tertawa pelan. "aku gak akan ninggalin kamu alet. serius."

"bohong."

"enggak, gak bohong. gimana coba biar aku buktiin? aku serius, let."

aleta menghela napasnya. ah, ini melelahkan. harusnya dia percaya, jake itu bisa diandalkan dan gak akan mengingkari janjinya. janji yang mereka buat secara resmi, supaya mereka gak akan terpisah, gak akan dia ingkari gitu aja.

"mending nonton frozen yuk, siapa tau bayinya suka terus nanti pas keluar punya kekuatan kayak elsa. yuk, yuk!" jake melepas pelukan aleta, memamerkan senyum lebarnya, membuat jantung aleta berdebar. rasa ini gak pernah hilang.

"mikir gitu terus gak akan ada habisnya. lupain aja. yuk, mau gak? mau ya? jake gak menerima penolakan. ayo!" jake mengambil laptopnya dan langsung menekan tombol play. kayaknya dia udah nonton film ini daritadi. ckck.

aleta melirik ke arah jake yang sekarang fokus menonton film di sebelahnya. jake gak akan mengingkari janjinya. iya kan?

"huft,"

special chapter "diary gombal jake" ini habis sampe jake dan aleta punya anak. oks? :v aneh bgt emg

Band-aids | Jake [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang