diary gombal jake; sunshine

607 72 20
                                    

"jake, kalo udah selesai langsung pulang ya? jangan lama-lama."

jake mengusap rambut aleta lagi. sejak tadi malam itu aleta jadi clingy banget sama jake.

"iya nanti langsung pulang kok. kalau butuh apa-apa telpon aja ya?"

aleta mengangguk. perlahan, jake melepaskan pelukannya.

"bai, sayang. papa berangkat dulu ya, jangan bandel!"

aleta tertawa pelan, jake semakin sering ngobrol sama bayinya. padahal belum lahir. jake tentu saja se-excited itu, menurut prediksi dokter, bayinya bakal lahir di sekitaran minggu ini. makanya jake langsung semangat banget.

senyum aleta memudar sesaat setelah mobil jake mulai melaju perlahan meninggalkan pekarangan rumah. akhir-akhir ini dirasa berat bagi aleta. mungkin efek pemikirannya yang mulai sadar kalau gak lama lagi dia bakal jadi orangtua, seseorang yang dewasa, yang harus berpikir lebih bijak lagi.

jake gak pernah mengeluhkan masalah apapun selama ini, terlihat oke-oke aja. mungkin itu hal mudah bagi jake, dia udah punya pemikiran yang dewasa dari sma, gak kayak aleta.

meskipun udah terbilang dewasa, nyatanya aleta masih merasa terlalu protektif sama jake, cemburuan, emosian. dan ajaibnya jake cuma bakal bilang kalau ibu hamil itu emang 'moody' jadi dia gak masalah. tapi ya, gimana gitu.

rasanya aleta gak berbuat sesuatu yang spesial sementara jake selalu ada kapanpun dia butuh.

aleta segera duduk di sofa, perutnya kram. "aduh, hpku mana sih?!" keluhnya sambil berusaha mencari ponselnya.

perutnya rasanya semakin kram, semakin sakit. aduh, kenapa harus sekarang sih? jake baru saja pergi, masa harus disuruh balik lagi sekarang? tapi ya udah lah. aleta gak bisa menahan lebih lama lagi.

"jake, angkat dooong!" aleta berkali-kali menelpon tapi belum diangkat juga.

"iya, alet? maaf ya tadi lagi di jalan."

"jake! perutku sakit! kayaknya.. bayinya mau keluar sekarang.."

"HAAAAAH??!!!"






"WOY JAKE! BURUAN KESINI! ISTRI LO MAU BROJOL INI! BURUUU!!!" itu suara heeseung.

"i-iya, bang. ini lagi otewe, macet parahhhh!" rengek jake. dia khawatir banget lah sama keadaan aleta.

meski tadi udah nelpon, nyatanya jake gak bisa langsung tiba di sebelah aleta saat itu juga. dia harus memutar jalan lagi ke rumah sakit. jalannya macet parah karena masih pagi.

jadi jake minta tolong heeseung yang lagi free time. gak enak banget, tapi daripada aleta pergi sendiri? kan lebih bahaya.

"mas heeseung.. jake masih lama?"

mendengar suara aleta di seberang sana membuat jake semakin frustasi. kalo bisa sih mending dia lari aja ke rumah sakit.

eh, ide bagus?

"LO MASIH JAUH?! INI DICARIIN! BURU WOOY! BENTAAAARR LAGI BROJOLLL!!"

"bentar lagi nyampe, bang. janji!" jake segera mematikan ponselnya.

"pak, saya lari aja ya ke rumah sakit? istri saya udah mau lahiran inii!" seru jake kepada sang supir.

"gapapa, mas? jauh loh, lumayan!"

jake mengangguk mantap, menyimpan ponsel di dalam sakunya.

"saya nitip tasnya disini ya, pak. nanti hubungi saya aja kalau udah sampe di rumah sakit. makasih, pak!"

setelahnya jake benar-benar keluar dari mobil dan berlari menuju rumah sakit dengan baju kerjanya.











"bang!"

"jake! astaga, lo lari kesini hah?!"

jake mengangguk, berusaha menormalkan detak jantungnya. bajunya habis berantakan karena lari sebisanya. walau gak secepat atlet, usahanya lari gak sia-sia, dia sampai lebih cepat daripada pake mobilnya.

"aleta dimana?" tanya jake.

"di dalem. tenang, bro. santai dulu! aleta gak suka yang bau keringet, sukanya yang wangi kayak gue."

sempet-sempetnya, seung.

"udah brojol?!"

"belum, bentar lagi. buru masuk dah! malah ngajakin gue gibah disini!"

sabar, jake. sabarrrr.




"jake,"

"huwaaaaa! alet! maafin aku terlambat datengnyaaa!" jake memeluk aleta.

"mas, mas, tolong hati-hati ya itu mbaknya kan baru lahiran!" tegur sang suster.

"hehe, maaf, sus."

"alet, maaf ya?" rengek jake.

udah tua pun masih aja kayak bayi. ish, aleta gak oke lah kalo setiap hari asupannya cogan kiyut tipe jake gini. ck.

"gapapa, yang penting kan kamu udah nyampe. makasih udah dateng!"

jake jadi semakin nangis bombay, gak kuat ngeliat aleta yang nahan sakit. jake dan jiwa dramatisnya kembali lagi.

"kamu udah punya nama buat bayinya?" tanya aleta sambil meraih tangan jake.

jake mengangguk setelah menghapus air matanya. "aiden,"

aleta tersenyum tipis. melihat jake senyum kayak gitu membuat aleta jadi pengen nangis juga. keingetan momen dulu pas masih sma, dimana jake selalu berusaha dapetin perhatiannya, selalu modus ke uks luka ini lah, itu lah, sakit ini, itu. dan gak nyangka kalau cowok nyebelin itu bakal jadi partnernya di masa depan.

"aiden lucu, kayak mamanya. ganteng kayak aku lah pastinya,"

jake bener-bener menghancurkan suasana begitu berhasil menggendong tubuh mungil aiden.

"tuh kan, anak papa ganteng banget ya tuhan, kayak papanya. ulululululu,"

aleta memutar bola matanya malas. lagi enak-enak nostalgia ada aja yang ganggu.

"eh iya, mas heeseung mana, jake?"

"entah,"









heeseung di luar sana..

"hai, heeseung!"

"kara?"

wanita di depannya tersenyum lebar, membuat heeseung pengen kabur saat itu juga.

kara, first love-nya heeseung.

eaaak

eaaak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





dengan ini saya menyatakan "band-aids" resmi tamat. sekian terimakasih!<3

Band-aids | Jake [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang