Sepasang kaki berjalan menuju gedung sekolah, dengan malas seorang remaja melangkahkan kakinya berat. Jika saja ibunya tidak meneriaki dirinya untuk pergi lebih cepat ke sekolah, mungkin saat ini ia masih berada dalam dunia mimpi. Sekarang masih pukul tujuh pagi, tapi entah kenapa dirinya di suruh berangkat lebih awal, padahal masuk sekolah masih 2 jam lagi.
"Hoam... Ini lebih dari pagi untuk berada di sekolah"
Chifuyu masuk melewati pagar sekolah. Lingkungan yang masih sangat sepi, tentunya tidak ada murid yang berlalu lalang di halaman sekolah, siapa juga yang mau datang 2 jam sebelum pelajaran di mulai, pastinya saat ini Chifuyu.
Karena berjalan terlalu malas, Chifuyu tidak memperhatikan sekitar. Tanpa ia sadari, sebuah bayangan melewati Chifuyu dari samping kanan membuatnya kaget hingga kehilangan keseimbangan. Dari belakang ada sepasang tangan yang memegang lengan Chifuyu, tubuh Chifuyu juga telah bersandar pada seseorang di belakangnya. Chifuyu menoleh, memastikan apakah benar manusia yang memegangnya saat ini.
"..."
Kacamata tebal dan rambut panjang yang di ikat pony tail, sedikit lebih tinggi dari dirinya, dagu tegas, tatapannya memandang lurus kedepan tanpa melirik siapa yang ia pegang.
"Maafkan aku" Chifuyu membalikkan badannya membuat mereka berdua saling berhadapan, ia sedikit membungkuk untuk meminta maaf.
"Kau, bisa lihat?" Pertanyaan di lontarkan dari remaja asing tersebut, sebenarnya tidak terlalu asing di lihat dari seragam sekolah yang sama.
"Eh?" Chifuyu tidak mengerti apa yang orang ini katakan.
"Barusan, ada yang melewatimu" Remaja tersebut masih fokus menatap ke depan, kacamata tebal itu membuat chifuyu tidak dapat melihat ekspresi dari orang ini.
"Oh, ah itu aku... Aku ngantuk, jadi jalannya tidak karuan" Chifuyu tersenyum canggung, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hm?" Tanpa basa basi lagi, orang itu pergi meninggalkan Chifuyu begitu saja, masuk ke dalam sekolah.
"Aneh, kutu buku?" Chifuyu ikut berjalan di belakangnya, tidak perduli pada apa yang barusan terjadi, anggap saja tadi itu tidak pernah ada dalam hidupnya.
Semakin dekat ke pintu masuk utama, Chifuyu melihat ada sebuah asap hitam yang memiliki aura begitu negatif. Ia merasakan sesuatu yang buruk dapat terjadi jika melewatinya. Di mata orang normal mungkin mereka tidak dapat melihat apa yang seharusnya tidak di percaya di dunia ini, tapi tidak untuk Chifuyu. Seberapa keras ia berjuang untuk tidak terlibat, tetap saja kenyataan yang ia lihat tidak bisa di tolak.
Gumpalan asap hitam itu berubah menjadi sebuah makhluk yang menyeramkan, tepat di depan orang tadi. Chifuyu menelan ludahnya kasar, ia tidak mungkin berteriak jika ada sesuatu yang tidak bisa di lihat orang lain, orang itu akan berpikir bahwa Chifuyu tidak waras. Sang remaja semakin mendekat ke arah makhluk disana, menyingkirkan perasaan takut dan egoisnya, Chifuyu berlari cepat dan berdiri di hadapan pria yang lebih besar darinya.
"Jangan kesana!" Chifuyu mencengkram kuat lengan orang tersebut.
"Bahaya!" Menghindari serangan dari belakang, Chifuyu mendorong hingga mereka berdua terjatuh ke tanah. Tubuh kecil Chifuyu menimpa tubuh yang lebih besar.
"Kau bisa lihat kan?"
"Eh" Chifuyu mendongak, lagi-lagi dagu tegas dan tatapan mata yang terus lurus kedepan.
"Padahal kau bisa berpura-pura tidak melihat dan berbohong seperti tadi"
"A-apa maksudmu?" Orang ini cukup mengerikan batin Chifuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfic[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...