19. My Team

43 11 1
                                    

"Kau bekerja sama dengan dunia permafiaan?"

Laki-laki itu mengedikkan bahunya acuh atas pertanyaan yang ia rasa tidak penting.

"Caellum Virdaym, hacker yang menjadi buronan negara Australia selama 2 tahun ini. Cukup hebat karena bisa bersembunyi selama 12 tahun, dan ternyata kau bekerja disini? Aku pikir kau tidak akan berminat dengan permafiaan." ujar Kiran.

Saat ini pelaku (hacker) yang mereka selidiki sudah mereka tangkap setelah terjadinya baku hantam antara Axel dan pelaku tersebut hingga ketua Sam memisahkan mereka dengan melepaskan peluru keudara.

Laki-laki yang dipanggil Caellum itu terkekeh remeh. "Jika bayarannya melebihi harga diri anda, tidak ada alasan lagi untuk saya menolak"

Karin terlihat menahan emosi nya, terlihat dari urat-uratnya yang terlihat sedikit menonjol pada leher wanita itu serta tangan yang terkepal kuat.

Dari sekian kasus dan pelaku yang ia temui, Kiran tidak pernah menemukan pelaku semenyebalkan orang dihadapannya, ia sangat membenci laki-laki dihadapannya ini.

"Siapa yang menyuruh mu?" pertanyaan kini berasal dari ketua Sam.

"Haruskah saya menjawabnya?"

"Haruskah saya mengulang pertanyaan saya?"

"Apa manfaat yang saya dapat jika saya memberitahu anda?"

"Apa manfaat yang anda dapat jika tidak memberitahu orang yang mempekerjakan anda?" pertanyaan yang terus menerus dijawab dengan pertanyaan. Sangat menyebalkan.

Caellum terkekeh sinis. "Jika saya memberitahu anda tentang semuanya, apa anda dan pihak kepolisian akan membebaskan saya dari semua kasus ini?"

Ketua Sam bahkan sampai terbahak keras mendengar pertanyaan dari orang didepannya ini. Ia sangat muak.

"Dengan segala kasus anda? Dan anda ingin dibebaskan lalu melakukannya kembali? Anda pikir semuanya itu mudah?"

"Lalu, anda pikir saya akan dengan mudah memberikan informasi tentang orang yang mempekerjakan saya?"

Ketua Sam menghentikan tawanya lalu memasang wajah datar. Sangat tiba-tiba dan membuat itu terlihat sangat tidak kontras.

"Mau tau seberapa muak saya melihat wajah anda?" ujar ketua Sam dingin tanpa ekspresi. "Saya bisa saja memasukkan anda kedalam jeruji besi itu detik ini juga."

"Saya sangat merasa takut huhu, haruskah saya begitu?" ucapan meremehkan dari Caellum memancing emosi ketua Sam.

Detik berikutnya sebuah pukulan keras menghantam wajah Caellum, darah mengalir deras pada sudut bibir Caellum. Sudut bibirnya robek cukup parah walau hanya mendapat satu kali pukulan dari ketua Sam yang dimana itu artinya pukulan ketua Sam tidak main-main. Kali ini kesabarannya telah dipermainkan oleh orang dihadapannya, sangat muak melihat manusia bermulut besar itu dan ketua Sam tidak menyukainya.

Kiran berusaha menenangkan ketua Sam yang sudah emosi.

"Seharusnya saya melakukan itu sejak awal sampai anda tidak bisa banyak bicara seperti tadi"

Pintu ruangan introgasi terbuka menampilkan Farel dengan penampilan sedikit berantakan dan sebuah ipad ditangannya.

"Aku menemukan tempat sambungan telefon yang sebelumnya dilakukan. Dekat dengan pelabuhan, dan aku rasa itu adalah sebuah markas?" ujar Farel sedikit ragu.

Terdengar ringisan kecil dari Caellum membuat ketua Sam kembali menaruh atensinya pada laki-laki itu. Ternyata Caellum masih sadar, ia kira sudah pingsan karena tadi laki-laki itu tidak ada pergerakan sama sekali.

My TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang