17.My Team

54 13 1
                                    

"Pelaku tidak ditemukan, dia menghilang dari kamera pengawasan. Tidak ada yang kita dapatkan, dia menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun" ujar Karin.

Seluruh anggota tim kini tengah berdiri disebuah ruangan didepan mereka terdapat brankar yang berisikan tubuh seseorang yang terbujur kaku ditutupi penuh menggunakan kain putih.

Suhu dingin yang sangat menyengat dikulit tidak berpengaruh untuk mereka yang tengah memandang sendu tubuh tak bernyawa didepan mereka.

Abrar, salah satu anggota tim penyelidikan, salah satu prajurit negara, telah berpulang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tepat pukul 3.34 pagi ia menghembuskan nafas terakhirnya, operasi tadi gagal karena luka tusuk pada leher kanan Abrar kengenai nadi besar, Abrar juga kehilangan banyak darah saat perjalanan menuju rumah sakit. Tim medis berusaha melakukan tindakan penyelamatan semaksimal mungkin, tetapi Tuhan berkehendak lain.

Abrar meninggalkan mereka terlebih dahulu kerumah Tuhan tanpa ada kata perpisahan.

"Pemakaman untuk penghormatan terakhir pada Jin ll akan dilakukan nanti siang di Indonesia, kita akan pulang kenegara kita satu hari untuk melakukan penghormatan terakhir pada anggota tim kita. Lalu kembali lagi kesini untuk melanjutkan tugas, sisa kita disini hanya 3 hari untuk menemukan pelaku. Jika dalam waktu 3 hari kita tidak dapat menemukan pelaku... Kita diberhentikan dari tugas dan aku berhenti bertugas dikepolisian" ketua Sam.

Seluruh tim terdiam tidak ada yang ingin menjawab ucapan ketua Sam maupun Karin yang sebelumnya memberikam informasi. Karin baru tadi menyusul ke negeri ginseng ini karena masih mengurus beberapa berkas di Indonesia, saat sampai dikantor kepolisian ia dikejutkan dengan berita salah satu tim penyelidik terluka dan dilarikan kerumah sakit.

Tidak menanggapi ucapan ketua Sam maupaun Karin, mereka terlalu sedih dengan kepergian salah satu anggota tim mereka yang secara mendadak ini. Merasa sangat kehilangan, terutama Keyra yang pertama kali melihat Abrar dalam keadaan mengenaskan seperti itu. Walau baru mengenal Abrar beberapa hari ini, hubungan mereka cukup dekat dan akrab.

"Komisaris kepolisian sementara waktu akan menghendle tugas kita untuk sehari ini selama kita melaksanakan penghormatan terakhir untuk anggota tim kita Abrar. Keluarga dari Abrar sudah dihubungi dan akan terbang menuju Jakarta, sebaiknya kita bersiap untuk kembali ke Indonesia." ujar Karin.

Seluruh tim masih diam dengan pandangan kosong, ketua Sam memejamkan matanya sembari mendongak menghadap langit-langit bangunan rumah sakit itu.

Orang yang terlihat paling kuat, paling tegas, dan paling cuek dengan segalanya kini tengah bersedih karena ditinggalkan rekan tim yang sudah bersamanya selama 8 tahun belakangan. Menahan air mata yang siap meluncur kapan saja, ia tidak bisa menunjukkan seberapa down seorang ketua pada anggota tim nya.

Perasaan yang pernah ia rasakan saat kehilang seseorang yang cukup penting dalam hidupnya, perasaan yang pernah ia rasakan 10 tahun yang lalu kini kembali ia rasakan. Perasaan kehilangan yang sangat menyakitkan.

"Sebaiknya kita bawa Abrar keluar dari tempat ini. Disini dingin, Abrar pasti tidak menyukainya" ujar Alice parau.

Semuanya mengangguk setuju langsung memproses pemakaman Abrar agar dipercepat dibawa ke Indonesia.

[][][]


Proses pemakaman Abrar berlajalan lancar, dengan suara tangis wanita paruhbaya yang adalah ibu dari Abrar, berat hati melepas kepergian sang anak yang secara mendadak. Ayah dari Abrar juga terlihat sangat kacau, walau tidak ada tangisan dan raungan seperti sang istri yang terlihat sangat tersiksa atas kepergian sang anak, terlihat dari wajah beliau yang menyimpan kesedihan yang mendalam. Terlihat jelas pada mata beliau yang memerah berkaca-kaca menahan tangis, tersimpan dengan baik dimata orang lain tetapi tidak dimata seluruh tim penyelidikan. Mereka tau apa yang dirasakan beliau.

Seluruh tim menunduk menatap gundukan tanah dengan foto seorang laki-laki mengenakan seragam lengkap kepolisian tengah tersenyum bangga. Salah satu tim berbakat dalam pengamatan selama bertugas. Dibatu tertulis nama Abrar Anthony.

Semua orang sudah meninggalkan area pemakaman termasuk kedua orang tua Abrar yang sudah pulang kerumah mereka dengan perasaan tidak iklas dihati mereka. Yang tersisa hanya Keyra, Kevin, dan Alice.

Alice mengelus bingkai foto Abrar dengan senyum paksanya. "Aku selalu berdoa, semoga kau tenang disana" Alice berujar lirih.

"Waktu kita disini sudah habis, kita akan kembali ke Korea sekarang juga." suara ketua Sam mengalihkan pandangan mereka dari gundukan tanah tersebut.

Ketiganya mengikuti intruksi langsung bangkit dan meninggalkan area pemakaman, melewati ketua Sam yang masih berdiri ditempat sebelumnya.

Ketua Sam menatap gundukan tanah tersebut, lalu tersenyum saat melihat foto Abrar. Ketua Sam memberikan hormat untuk terakhir kalinya kepada salah satu tim terbaiknya lalu membalikkan tubuhnya menyusul yang lainnya.

"Kita kembali kepada tugas kita, lupakan masalah sebelumnya dan kita harus menatap masa depan yang masih panjang."

"Pada akhirnya, sesuatu yang ada didunia ini akan kembali kepada sang penciptanya. Jangan berlarut dalam sebuah kesedihan"

"Sam!" panggil Karin dengan suara sedikit keras.

 


  

"Bayangan pelaku ditemukan!"

My TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang