9. My Team

156 16 11
                                    

"Hari ke-5 misi kita. Jangan bersantai-santai, siagalah!" Kiran.

"Akhh kenapa misi ini menjadi rumit" Kevin.

"Aku ingin beristirahat dengan damai setelah misi ini selesai" Abrar.

"Kau mengatakan seolah akan mati saja" Kevin.

"Aku sudah sampai didepan stasiun, Alex kau dimana?" Farel.

"Sampai" Alex.

"Aku akan jalan-jalan" Alice.

"Semangattt!!!" ucap mereka serempak membuat Keyra tersenyum manis.

Keyra melirik sekilas kearah ketua Sam yang ada didepannya. Setelah kejadian kemarin, hubungannya dengan ketua Sam sangat canggung. Apalagi saat Kevin mengatakan jika mikrofonnya masih menyala saat ia mengata-ngatai ketuanya itu. Ah ingin rasanya Keyra tenggelam dilaut antartika.

"Umurku baru 31 tahun, wajahku masih terlihat muda begitupun bagian tubuhku yang lain. Jadi aku harap periksakan matamu kedokter" itulah ucapan pertama yang ketua Sam ucapkan saat Keyra baru memasuki mobil. Rasanya seperti tertohok, tapi itu memang salahnya karena ia mengata-ngatai ketua Sam.

Keyra berdehem canggung lalu sebuah ide terlintas dikepalanya. Tangannya tergerak mematikan mikrofonnya lalu mengambil mikrofon milik ketua Sam dan melakukan hal yang sama dengan miliknya.

Ketua Sam menatap penuh tanya kearahnya membuat Keyra bertambah canggung. Lagi-lagi gadis itu berdehem "Aku ingin sedikit tau tentang orang yang bernama Juna Anggara, kau tau tentang hal itu?"

Keyra menatap bingung kearah ketua Sam yang nampak tegang setelah mendengar pertanyaan Keyra. Detik berikutnya ia kembali menormalkan raut wajahnya menjadi seperti biasa. Keyra akui jika ketuanya cukup pandai mengendalikannya raut wajah, tapi Keyra tidak mudah untuk dibodohi.

"Itu bukan urusanmu" balas ketua Sam dengan nada datarnya membuat Keyra mendengus kesal.

"Baiklah, tapi apa aku boleh sedikit tau tentang kasus pembunuhan 10 tahun yang lalu?" tanya Keyra lagi, tapi malah membuat ketua Sam nampak tenang dan tidak menjawab.

Baiklah, Keyra harus kembali memutar otaknya untuk membuka sedikit saja rahasia ketua Sam. "Kau mengenal orang bernama Najua? Anak bungsu keluarga Zaviera?" tanya Keyra.

Ketua Sam menghembuskan nafas kasar lalu menatap tajam Keyra. "Apa yang kau inginkan?" pertanyaan dengan suara rendah tapi datar itu berhasil membuat Keyra terdiam.

Bahkan ayahnya yang biasanya memarahinya dengan segala nada suara dari rendah sampai tinggi tidak pernah membuat Keyra takut. Tapi untuk kali ini berbeda, orang didepannya bukanlah ayahnya.

"Aku hanya ingin tau tentang kasus pembunuhan 10 tahun yang lalu" ucap Keyra ragu-ragu.

Ketua Sam nampak menimang lalu mengangguk kecil. "Untuk apa? Kau tidak berniat mencampuri urusan orang lain lagi kan?" perkataan penuh sindiran pedas ketua Sam berhasil membuat Keyra kembali membungkam mulutnya.

Sebenarnya Keyra juga tidak tau, kenapa ia harus mencampuri urusan ketua Sam yang menurutnya tidak penting. Tapi dikepalanya menyatakan jika ada sesuatu yang mengganjal. Ada sesuatu yang Keyra pikirkan tapi cukup tidak logis.

Keyra nampak ragu untuk membuka suara kembali, tapi keingin tahuannya bertambah besar dengan penolakan secara halus yang dilakukan ketua Sam barusan untuk menceritakan kasus itu. Walau cara menolaknya tidak sehalus yang dipikirkan tapi cara itu cukup ampuh membuat Keyra ragu untuk bertanya.

Keyra memikirkan kata-kata yang harus ia rangkum untuk membicarakan hal ini lebih lanjut pada ketua Sam. "Bisa aku melihat gambar Najua?" pertanyaan itulah yang keluar dari mulutnya.

My TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang