06. FTMTD || Malam Pertama

11.1K 748 82
                                    

Aku tersentak seketika mendengar ucapannya, bersamaan dengan itu langkahku terhenti, aku bahkan tak ingat jika setelah menikah ada malam pertama.

"Jangan berharap aku akan menyentuh mu, ingat itu." Tekan Niel.

Aku terdiam tanpa ingin berbalik menghadap Niel, "Aku sangat bersyukur akan hal itu." Ujar ku lalu kembali melanjutkan langkah ku ke kamar kecil.

Bukan tanpa makna aku mengatakan hal itu, sesungguhnya aku benar-benar bersyukur dia tidak akan menyentuh ku, karena aku masih trauma atas kejadian itu, kejadian menyedihkan atas hilangnya mahkota ku yang berharga, namun tak ada yang memedulikan hal itu.

Aku tak perduli atas tanggapannya terhadap ku, aku juga tak perduli tentang penilaiannya terhadap ku. Aku cukup bersyukur dia tidak begitu tertarik dengan gadis yang mahkota telah hilang seperti ku atau mungkin lebih seperti dia jijik terhadap ku?

Apapun itu, aku tidak perduli. Yang terpenting dia tak akan menyentuh ku, jadi aku tak perlu merasakan rasa sakit yang sama saat mahkota ku di renggut secara paksa.

Saat aku keluar dari kamar kecil, dia sudah tertidur dengan posisi membelakangi sisi yang kosong. Aku teringat akan kata-katanya sebelum pesta di mulai, dia menyuruhku untuk tidur di sofa.

"Maaf, tapi aku sama sekali tidak ada keinginan untuk tidur di sofa."

Aku berjalan mendekati tempat tidur dan bersiap masuk ke dalam selimut, namun aku lupa akan pakaian ku. Aku SMA sekali tak memiliki pakaian di sini, karena kami hanya akan tinggal 2 hari di sini.

Aku tak mungkin mengganggu tidurnya hanya karena ini bukan? Dia bisa saja marah dan membunuhku. Tak ingin pikir panjang, aku segera masuk ke dalam selimut, memposisikan tubuhku senyaman mungkin untuk mendapatkan mimpi yang indah nantinya.

Aku sama sekali tidak khawatir, toh pria sombong ini sama sekali tak tertarik padaku, siapa yang akan tertarik pada tubuh kurus rata ku ini?
Yah, aku berharap pria ini tidak akan berbagi selimut yang sama denganku.

*****

Nathaniel

Aku terbangun karena perasaan dingin yang ku rasakan di sekujur tubuhku, mengingat ini sudah mulai memasuki musim dingin. Aku menatap keluar jendela, di sana masih gelap, aku yakin ini masih dini hari.

Aku berbalik menghadap samping, pada saat itu aku di buat terkejut akan keberadaan Lunette di sampingku. Bukankah aku sudah menyuruhnya tidur di sofa?!

Tak ingin pikir panjang, apalagi rasa kantuk yang ku rasakan akibat kelelahan, aku memutuskan untuk mengabaikannya kali ini.

Selimut di kamar ini hanya ada satu, dan itu di kuasa oleh Lunette, namun ujung selimut itu masih menutup kakiku, ku tarik selimut di kakiku untuk menutupi seluruh tubuhku.

Tanpa sadar tanganku menyentuh sesuatu yang kenyal namun lembut, sesuatu yang sangat ku kenal, itu adalah kulit manusia! Jangan katakan jika wanita gila ini tidak memakai pakaian? Tidak mungkin dia telanjang bukan?! Apa dia ingin menggodaku dengan tidur polos seperti itu?

"Wanita tidak waras ini!"

Lakukan apapun yang kau mau, aku tak akan tergoda oleh tubuh kurus dan pendeknya itu! Perlu kalian tahu jika dadanya itu sangat rata, terlebih dengan bokongnya!

"Orang gila! Melihat mu saja sudah membuat ku jijik, terlebih harus memasuki kejantanan ku ke sarang kotor mu itu!" Gumam ku.

Seketika matanya terbuka, dan dia menatap ku tajam. Jika dia belum tertidur, itu berarti dia mendengar ucapan ku barusan, bukan?

"Aku tidak berniat menggoda mu, sial! Asal kau tahu, aku tidak memiliki satupun pakaian di kamar ini! Aku di paksa menikah, kau tahu? Aku bahkan tak ada waktu untuk membereskan barang-barang ku di rumah lamaku." Ujarnya.

Mendengar itu membuat ku sadar, aku belum sempat membelikannya pakaian, karena aku begitu sibuk dengan pekerjaan ku sampai aku melupakan hal itu.

"Lalu untuk apa kau tidur di sini? Seingat ku aku menyuruh mu tidur di sofa itu."

"Tuan Duke? Anda memang mengatakan itu. Tapi saya, saya tidak mengatakan jika saya akan melakukannya. Lagi pula saya sengaja tidak membangunkan Anda hanya karena masalah sepele ini."

"Begitukah?"

"........" Dia tak ingin menjawab.

"Kau bisa memakai pakaian ku."

Dia berbalik membelakangi aku dan bersiap untuk tidur.

"Tidak, terima kasih. Aku tidak bisa memakai pakaian orang lain tanpa persetujuan! Dan ingat kata-kata mu, sarang ku itu kotor, jadi jangan pernah menyentuh ku!" Ujarnya yang berhasil membuat ku terdiam.

Percayalah, hanya dia wanita yang berani mengatakan hal itu padaku, wanita ini benar-benar berhasil membuat ku tak bisa menjawab setiap perkataannya. Ahh, dasar wanita sialan!

"Tidak ada gunanya mengumpat, kawan! Tidurlah, besok kita akan bersandiwara." Ucapnya yang lagi-lagi seolah bisa membaca pikiranku.

"Dia bahkan tahu aku mengumpatinya."

Aku mencoba tenang dan bersiap tidur kembali, namun aku sama sekali tak bisa berkat wanita sialan ini.

"Aku tidak bisa tidur jika kau tidur dalam keadaan seperti itu!" Kesal ku kembali bangkit. Ini membuat ku bingung, ke mana hilangnya sifat arogan ku yang mendarah daging itu?

Jika aku membenci seorang wanita, walaupun wanita itu merayu atau bahkan telanjang di depan ku, nafsu ku tidak akan pernah bangkit. Tapi, ada apa dengan wanita sial ini? Aku baru menyentuh pinggang ratanya itu tanpa melihat, dan itu hanya terjadi sepersekian detik. Bagaimana bisa itu membuat ku bergairah?

"Ck., Baiklah aku akan meminjam pakaian mu, kau puas?! Maka berbalik lah, aku tak ingin di tuduh berusaha menggoda lagi!" Sindir Lunette.

Wanita itu segera berjalan ke lemari lalu memakai pakaian ku.

"Sudah."

Aku segera berbalik menatapnya, namun aku justru di buat terkejut karenanya. Bagaimana tidak? Wanita itu kini terlihat lebih erotis dengan balutan pakaian milikku yang terlihat kebesaran di tubuh kecilnya.

"Apa ada yang salah denganku? Sekarang dia terlihat sangat menggoda?"

"Singkirkan pikiran kotor mu itu, sial! Ingat sarang ku ini sangat kotor." Sarkasnya yang lagi-lagi berhasil membuat ku kembali mengumpat.

Dia berjalan mendekati tempat tidur lalu masuk ke dalam selimut dan membelakangi ku. Aku menatapnya lama, sejuta pertanyaan muncul di benakku. Apakah aku bisa berubah jika aku bersamanya?

Semakin ku pikirkan, Aku semakin pusing di buatnya, aku memutuskan untuk melupakan hal itu. Toh dia sudah tidak suci lagi bukan? Wanita yang sudah di jamah sepertinya sangat kotor, mungkin lebih kotor dari wanita di rumah bordir.

Bersambung........

VOTE + KOMEN yang menentukan update! Belajar menghargai orang lain agar di hargai balik.

Sejujurnya komentar kalian itu semangat buat aku nulis kelanjutannya:)

Forced To Marry The Duke || 𝓐𝓭𝓾𝓵𝓽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang