AnonimSakit hati? Tentu saja Lunette sakit hati, bahkan sangat. Di saat dirinya sudah yakin untuk menyerahkan tubuhnya pada Niel, pria itu justru bercumbu dengan gadis muda itu tepat di depan matanya dan melupakan-nya dalam sekejap. Bahkan Niel sama sekali tak sadar dengan kehadirannya di sana, pria itu tak merasa terganggu sama sekali. Dia berganti wanita dengan begitu mudah seperti berganti pakaian.
"Sial, rasanya aku tak ingin kembali ke tempat menjijikkan itu." Gerutu Lunette kesal.
Sudah 3 jam lamanya Lunette berdiam di rumah lamanya, rumah kecil kumuh yang menjadi tempat bernaungnya selama 2 tahun selepas keluar dari mansion Marques Barca.
Setelah Lunette membantu Lao membersihkan restoran, Lunette tak kembali ke kastil Duke, melainkan rumah gubuk kesayangannya. Harus Lunette akui, meskipun tempat ini kecil, namun Lunette nyaman tinggal di dalamnya.
Lunette melentangkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, matanya menatap lurus ke langit-langit dengan tatapan yang susah di artikan. Tanpa sadar ingatannya kembali pada kejadian beberapa jam lalu, di mana ia hampir memberikan tubuhnya pada Niel.
"Sialan..." Umpatnya kecil. Tanpa sadar air mata akan segera jatuh melalui celah matanya, Lunette pun memejamkan matanya mencoba melupakan kejadian menyedihkan itu.
"Seharusnya aku melawannya selagi bisa, aku sangat menyesal. Apa aku goyah karena wajah tampannya?" -Batin Lunette.
"Sepertinya aku harus menjaga jarak darinya untuk memperbaiki kerusakan mental dan tubuhku." Gumam Lunette lagi.
Di sini lain...
Hari sudah gelap, sinar matahari sudah tak lagi tampak, namun suara binatang malam terdengar dengan samar seolah menghiasi suasana hening di ruang tengah.
Niel terbangun sambil memijat pelipisnya, tatapannya tertuju pada gadis muda yang sudah menjadi 'wanita' di sana.
Niel pun bangkit menuju kamarnya membiarkan gadis itu begitu saja di atas sofa ruang tengah sementara dirinya memilih untuk berpindah dan tidur di kamar Lunette. Karena selama ini setelah ia bercinta dengan seseorang di ruang tengah, ia akan melanjutkan tidurnya di kamar milik Lunette agar tak mengotori kamarnya dengan bekas sentuhan menjijikkan gadis-gadis itu yang masih menempel padanya.
*****
Beberapa jam sudah berlalu, bahkan jam sudah menunjukkan tengah malam, namun Lunette tak kunjung menampakkan batang hidungnya sejak tadi.
"Hey?" Panggil Niel pada seorang pelayan.
"Ya? Tuan."
"Di mana dia?"
"Apa maksud Anda Nonya, Tuan?"
"Hmm."
"Nyonya mengatakan akan pulang lambat, karena dia memiliki janji."
Niel mengangguk, "Dia tak mengatakan apapun lagi?" Tanya Niel.
"Tidak, Tuan."
"Kau boleh pergi."
Setelah kepergian pelayan itu Niel melanjutkan menyelesaikan pekerjaannya di ruang baca dengan di temani secangkir kopi. Pada saat itu Niel sama sekali tak menyangka jika Lunette benar-benar tidak kembali bahkan saat pagi hampir tiba. Dan bodohnya, Niel justru menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Marry The Duke || 𝓐𝓭𝓾𝓵𝓽
Fantasy⛔ 𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ᴅᴜᴋᴇ ɴᴀᴛʜᴀɴɪᴇʟ ᴇʀʜᴇ ʟᴜxᴀʀ, sɪ ᴘᴇᴛᴜᴀʟᴀɴɢ sᴇʟᴀɴɢᴋᴀɴɢᴀɴ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍɪʟɪᴋɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ʟɪᴀʀ ᴅɪ sᴇᴛɪᴀᴘ ʜᴀʀɪɴʏᴀ ʜᴀʀᴜs ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ ᴋᴏɴᴛʀᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʟᴜɴᴇᴛᴛᴇ ʏᴀɴɢ sᴜᴅᴀʜ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ. ᴅᴇᴍɪ ᴍᴇᴍᴇɴᴜʜɪ ᴋᴇɪɴɢɪɴᴀɴ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ sᴀ...