"B-Berhenti! Itu sakit!" Ringis Lunette.
Bukannya berhenti, Niel justru semakin kencang meremas payudara Lunette, hal itu membuat Lunette merasakan sesak yang teramat, rasa sakit itu seolah menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Aaghh!" Pekik Lunette.
Niel mencengkeram rahang Lunette lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Lunette, ia menatap Lunette dengan tatapan tajam seperti ingin membunuh, sementara Lunette menggenggam pergelangan tangan Niel berusaha melepaskan cengkeraman Niel pada rahangnya.
"Kalau di pikir-pikir lagi, kau cukup cantik." Ujar Niel dengan senyum bengisnya bak iblis.
Niel mendekatkan bibirnya ke telinga Lunette lalu meniupnya pelan, "Layani aku malam ini." Bisik Niel yang terdengar mengerikan di telinga Lunette.
Lunette terdiam kaku.
"Aku tidak mau! Lepaskan aku!" Ronta Lunette.
"Kau tidak memiliki hak untuk menolakku."
Niel menunduk menelusupkan wajahnya ke cekuk leher jenjang indah Lunette, ia menghirup lehernya lama menikmati aroma harum yang keluar dari tubuh Lunette.
Kemudian Niel kembali menahan rahang Lunnete lalu menciumnya dengan kasar. Niel menyedot, mencecap, serta melumat bibir indah itu lama tanpa menghiraukan rontaan yang di lakukan oleh Lunette. Bahkan pria itu tak perduli jika di ruangan itu ada mayat gadis tadi yang bersimbah darah.
Di tengah-tengah itu semua Lunette teringat akan kejadian masa lalu, di mana ia di paksa bercinta dengan mantan calon tunangannya hingga berakhir di perkosa.
Tangan Lunette mulai bergetar memikirkan hal itu, bayang-bayang pria waktu itu mulai menghantuinya, bahkan ia bisa melihat wajah pria itu sekarang lewat wajah Niel.
"Tidak., Aku takut! Aku tak ingin ini." -Batin Lunette takut.
Dengan keberanian yang Lunette kumpulkan, ia menggigit kuat lidah Niel di dalam mulutnya, hal itu membuat Niel segera melepaskan pangutannya dari Lunette. Lunette tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia mengambil vas bunga yang ada di meja samping ranjang lalu memukul kuat kepala Niel dengan vas hingga membuat vas itu pecah di kepala Niel.
Darah bercucuran dari kepala Niel, pria itu terdiam sekarang. Lunette pun menendang kuat tubuh Niel lalu bangkit dan melarikan diri dari kamar Niel.
Brak!
Lunette mendobrak pintu kamar Niel dan berlari keluar, namun kakinya terasa lemas, dan tubuhnya masih bergetar tanpa sebab. Lunette pun terjatuh tepat di depan pintu kamarnya.
Bruk!
"Ugh."
"Nyonya?" Suara seseorang tiba-tiba terdengar.
Lunette tersentak, ia segera mendongak menatap pemilik suara. Di sana ada Lard yang tengah menatapnya dengan heran, tanpa sadar ia mulai merasa lega akan kehadiran Lard yang tiba-tiba itu.
"Dia., Bawahan Duke!" -Batin Lunette.
"Nyonya? Apa yang terjadi?" Tanya Lard yang melihat penampilan kacau Lunette.
Lard melepaskan blazernya lalu memakaikannya pada Lunette, sementara Lunette masih terdiam tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun, ia benar-benar takut sekarang.
"Anda tunggulah di sini, saya akan memeriksa Tuan Duke." Ujar Lard sopan.
Lard berjalan memasuki kamar Niel, beberapa saat kemudian pria itu akhirnya keluar menghampiri Lunette kembali.
"Saya akan membantu anda kembali ke kamar anda." Ujar Lard.
Lard membantu Lunette berjalan hingga Lunette berakhir di tempat tidurnya, kemudian Lard memberikan segelas air pada Lunette berharap wanita itu akan segera tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Marry The Duke || 𝓐𝓭𝓾𝓵𝓽
Fantastik⛔ 𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ᴅᴜᴋᴇ ɴᴀᴛʜᴀɴɪᴇʟ ᴇʀʜᴇ ʟᴜxᴀʀ, sɪ ᴘᴇᴛᴜᴀʟᴀɴɢ sᴇʟᴀɴɢᴋᴀɴɢᴀɴ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍɪʟɪᴋɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ʟɪᴀʀ ᴅɪ sᴇᴛɪᴀᴘ ʜᴀʀɪɴʏᴀ ʜᴀʀᴜs ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ ᴋᴏɴᴛʀᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʟᴜɴᴇᴛᴛᴇ ʏᴀɴɢ sᴜᴅᴀʜ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ. ᴅᴇᴍɪ ᴍᴇᴍᴇɴᴜʜɪ ᴋᴇɪɴɢɪɴᴀɴ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ sᴀ...