4 Bulan Kemudian...
Jam menunjukkan pukul 01:30, terlihat Lunette tengah membereskan peralatan makanan yang baru ia pakai. Karena pekerjaannya yang melelahkan, Lunette memutuskan untuk tidur setelah pulang kerja dari pada harus mengisi perutnya dengan makanan, akibatnya wanita kelaparan di tengah malam, dan tidak ada seorang pelayan pun di sana.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lunette memutuskan untuk kembali ke kamar. Lorong tampak sepi, tak ada siapapun di sana, kastil itu benar-benar terlihat menyeramkan di malam hari.
"Ku dengar dia membantai seluruh keluarganya secara diam-diam, dan tidak ada kantor surat kabar yang berani mengangkat kasusnya. Dia benar-benar menakutkan, bukan? Untungnya tidak ada tamu selama 4 bulan terakhir, jadi kami tidak perlu berpura-pura saling mencintai." -Batin Lunette.
Lunette sampai di kamarnya, tangannya terulur hendak menyentuh gagang pintu, namun tiba-tiba suara aneh terdengar.
"Ahhh.."
"Mmhh.."
Suara yang familiar yang sering Lunette dengar di setiap malamnya, suara itu berasal dari ruangan di samping kamar Lunette. Suara yang membuat Lunette merinding, namun bukan karena takut, tapi jijik.
Lunette mendongak menatap jam yang ada di atas dinding pintu masuk lorong di mana lorong itu khusus untuk kamar Lunette dan Niel.
Jarum jam menunjukkan angka 02:30, dan jelas ini sudah tengah malam, namun mereka justru masih melakukannya seolah tak kenal lelah.
"Mereka melakukannya lagi." Gumam Lunette kecil.
Kemudian Lunette berbalik dan masuk ke dalam kamar. Bersamaan dengan itu suara yang tadi ia dengar kini lenyap sudah selepas ia menutup pintunya rapat.
*****
Beberapa hari kemudian...
Pergaulan sosial kelas atas di penuhi dengan topik 'perburuan' , di mana istana mengadakan perburuan atas hari di mana putra mahkota Cirrus lahir. Cirrus tak menginginkan pesta, karena ia tahu akan ada banyak gadis bangsawan yang akan menggodanya, oleh karena itu ia memilih mengadakan perburuan.
Niel dan Lunette sudah rapih dengan pakaian masing-masing. Hari ini mereka harus kembali berpura-pura saling mencintai, dan suasana hati Lunette berubah buruk hanya karena memikirkan hal itu.
"Kau sudah siap?" Tanya Niel.
"Ya."
Niel mengulurkan tangannya ke arah Lunette bermaksud menyuruh wanita itu menggandeng lengannya, mereka saling tatap sebelum akhirnya Lunette memutuskan tatapan mereka dan menyambut uluran tangan Niel.
"Kita ada di bawah atap yang sama, namun kita bertindak seperti tak saling kenal. Haruskah aku memujinya?" -Batin Lunette.
"Ada apa?" Tanya Niel yang menyadari keanehan Lunette.
"Tidak." Jawab Lunette. "Kau terlihat tampan hari ini." Lanjutnya tanpa menatap ke arah Niel.
Niel tertegun sesaat, "Jadi, apa kau akhirnya jatuh cinta padaku?" Ejek Niel.
"Masih terlalu jauh untuk membuat ku menyukai mu, kau tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Marry The Duke || 𝓐𝓭𝓾𝓵𝓽
Fantasy⛔ 𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ᴅᴜᴋᴇ ɴᴀᴛʜᴀɴɪᴇʟ ᴇʀʜᴇ ʟᴜxᴀʀ, sɪ ᴘᴇᴛᴜᴀʟᴀɴɢ sᴇʟᴀɴɢᴋᴀɴɢᴀɴ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍɪʟɪᴋɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ʟɪᴀʀ ᴅɪ sᴇᴛɪᴀᴘ ʜᴀʀɪɴʏᴀ ʜᴀʀᴜs ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ ᴋᴏɴᴛʀᴀᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʟᴜɴᴇᴛᴛᴇ ʏᴀɴɢ sᴜᴅᴀʜ ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀᴀᴡᴀɴ. ᴅᴇᴍɪ ᴍᴇᴍᴇɴᴜʜɪ ᴋᴇɪɴɢɪɴᴀɴ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ sᴀ...