12. FTMTD || Ruang Makan

5.4K 697 200
                                    


   Matahari mulai naik ke permukaan, sinarnya masuk melalui celah-celah gorden jendela, Nathaniel mulai mengerjabkan matanya karena terganggu oleh silaunya sinar sang Surya tersebut.

Sebuah tangan terulur menyentuh bahu Niel lalu menggoyangkan tubuhnya pelan, tangan putih dan indah yang sudah pasti milik Lunette, "Pria bodoh? Bangunlah, kaisar menunggu mu."

Niel membuka matanya perlahan, "Jam berapa?" Tanya Niel.

"Tidak ada jam di kamar mu, ini mungkin sudah jam 6." Jawab Lunette.

"Lalu biarkan aku tidur lagi." Ujar Niel kembali menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Lunette mendelikkan bahunya acuh lalu mengambil jubah mandinya dan masuk ke kamar kecil untuk membersihkan tubuhnya. Perlu kalian tahu, Lunette tak menyukai pelayanan, gadis itu terbiasa mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain kecuali hal itu memang benar-benar sulit untuk di lakukan sendirian begitu juga dengan Niel, dan itulah kesamaan mereka.

Beberapa menit berlalu, Lunette keluar kamar kecil dengan jubah mandinya, rambutnya yang basah seolah menambah kesan erotis pada dirinya.

"Hey? Niel bangunlah! Jangan lupa yang mulia kaisar bermalam di sini!" Lunette kembali menggoyangkan tubuh Niel.

"Sialan! Berisik!" Bentak Niel penuh amarah. "Kau tidak harus menyiramiku dengan air!"

Lunette mundur seketika mendengar bentakan Niel yang cukup mengejutkan baginya, ia benar-benar terkejut di buatnya, pasalnya ini pertama kalinya Lunette mendapat bentakkan dari seorang pria selain Ayahnya.

"Maaf, aku tidak menyiram mu, aku lupa rambut ku masih basah." Ucap Lunette lalu berbalik ke arah lemari mengambil sebuah kain untuk mengeringkan rambutnya. Entah kenapa, hatinya terasa ngilu teringat bentakkan itu, mungkinkah ia teringat sosok ayahnya?

"Jangan pernah bangunlah aku lagi, wanita sial! Pelacur!" Desis Niel lalu bangkit dan pergi ke kamar kecil untuk membersihkan dirinya.

Lunette menatap kepergian Niel sampai Niel hilang di balik pintu, jujur saja perkataan Niel yang mengatainya 'pelacur' benar-benar membuat sesuatu di dalam hatinya sakit, namun Lunette bisa apa? Itu memang tempramen seorang Nathaniel.

*****

     Beberapa puluh menit berlalu, Niel akhirnya keluar dari kamar kecil dengan jubah yang melingkar di tubuh indahnya. Niel mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok Lunette di sana, namun hasilnya nihil, ia tak dapat menemukan Lunette di manapun.

"Ke mana wanita sialan itu? Ah., Apa peduli ku?" -Batinnya.

Niel berjalan ke arah tempat tidur, di sana sudah ada pakaiannya yang di siapkan Lunette di atas ranjang, pakaian yang lengkap tanpa ada satupun yang kurang.

"Jadi inikah rasanya punya istri?" -Batinnya lagi.

Tanpa sadar Niel mulai merasa bersalah atas bentakkannya terhadap Lunette tadi, apalagi ia sempat mengatai Lunette 'pelacur'. Namun Niel tetaplah Niel, dengan mudah ia menepis rasa bersalah dalam dirinya itu, karena baginya Lunette tetaplah wanita kotor.

Tanpa buang waktu, Niel memakai pakaian yang di siapkan oleh Lunette lalu berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Di sana sudah ada; Cirrus, Luxio, dan Kaisar. Namun tak ada tanda-tanda keberadaan Lunette di sana.

Niel mengernyit, hal itu di sadari oleh Cirrus, "Jika kau mencari istrimu, dia sedang memasak sekarang." Ujar Cirrus.

"Memasak?" -Niel membatin.

"Kau bingung bukan? Aku juga! Ku harap dia tidak akan meracuniku dengan makanannya. Yang benar saja! Nona bangsawan bisa memasak?" Ujar Luxio tak percaya.

Forced To Marry The Duke || 𝓐𝓭𝓾𝓵𝓽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang