Tiga

354 53 1
                                    

Lima belas menit lagi waktu ujian habis dan kamu baru mengerjakan setengah dari sekian banyaknya soal. Hendak bertanya pada Suna, tapi pria itu nampaknya sedang kebingungan juga. Dan temanmu? Sia-sia saja, gadis itu bahkan lebih bodoh darimu.

Kamu terus mencoba menjawab sebanyak yang kamu bisa, dan pasrah jika kamu akan ikut remedial nantinya. Setidaknya mungkin ada 6-7 anak yang akan remedial, fikirmu.

Waktu habis, dan semua kertas ujian sudah ada ditangan gurumu. Kamu meletakan kepalamu diatas meja lalu memejamkan mata, menikmati rasa lega karena penderitaan ini sudah selesai. Ya mungkin sudah selesai untuk hari ini, tapi setelahnya sudah dapat dipastikan kamu akan remedial.

"[Name], menurutmu soal tadi sulit? "-Suna

"Ya, aku bahkan merasa kepalaku akan meledak saat memikirkan jawabannya tadi."

"Kau tidak belajar ya? "-[y/f]

"Tidak hehe. "-kamu.

"Kurasa kita bertiga akan remedial nanti."-kamu.

"Tidak, aku sudah belajar. Kurasa kalian berdua yang akan remedial."-[y/f]

•••🦊•••

"[Name], mau ya? "-Suna

Pria itu tiada hentinya memanggili namamu sejak pulang sekolah. Saat ini kamu sedang berada dikantin, dan Suna membuntutimu sedari tadi.

"Pergilah, kau akan terlambat. Aku tidak mau ikut Suna. "

"Parah banget, masih lama kok. Ini aku tungguin deh, sekalian aku bayarin makannya nanti aku jajanin juga deh. "-Suna

Pertahananmu hampir goyah saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Suna. Bayangkan, dibayarin makan dan dijajanin?!

"Oke, jadi aku harus apa? " ucapmu setelah berdebat dengan dirimu sendiri.

"Kau hanya perlu ikut denganku dan berpura-puralah menjadi pacarku."-Suna

"Huh, untuk apa memangnya? "

"Jadi begini, aku meminjamkan ponselku pada Atsumu sialan, lalu dia menghubungi tiga wanita menggunakan akun instagramku. Wanita itu mengira yang mengiriminya pesan adalah aku, dan saat ini wanita itu memintaku menjelaskannya langsung." jelas Suna padamu.

"Lalu mengapa harus berpura-pura jadi pacar? "

"Agar mereka tidak mendekati aku lagi, itupun jika mereka mengerti." jelas Suna.

Kamu menuruti keinginan Suna, lalu kalian duduk dimeja kantin. Suna menatapmu yang sedang makan sambil sejenak membuka ponselnya lalu menutupnya lagi. "kau manis [Name]."

Kamu tersedak saat mendengar ucapan Suna barusan. "kau sudah mengatakan itu beberapa hari lalu. " balasmu setelah meminum air yang disodorkan Suna.

"Nikmati satu hari berpacaran dengan pria tampan sepertiku [Name]." ucap Suna sambil terkekeh.

Setelah selesai makan, tanganmu digenggam Suna keluar dari area sekolah dan menaiki bus untuk pergi kerumah Suna, katanya ingin naik motor.

•••🦊•••

Suna mengulurkan tangannya, membantumu menaiki motor. Seperti yang sebelumnya Suna katakan, kamu mencoba menikmati satu hari menjadi pacar Suna walaupun bukan satu hari penuh sih.

"Suna, kau wangi." ucapmu tidak sengaja berucap saat mencium aroma Suna yang ada didepanmu.

"Iya kah? " balasnya sedikit berteriak agar suaranya terdengar dibalik helm.

Kamu hanya diam bersandar pada bahu lebar Suna. Salah satu keinginanmu terwujud, bahu itu sudah bukan menjadi angan-angan.

"[Name], kemarin aku berantem sama kucing." ucap Suna mencairkan suasana agar tidak canggung.

"Lalu kau menang? " balasmu.

"Kalah, curang banget kucingnya pakai kuku sedangkan aku baru potong kuku. "-Suna

"Mana lukanya? "-Kamu

"Aduh, susah nunjukinnya, Ada diperut."-Suna

"Bagaimana bisa? " tanyamu sambil mengusap pelan perut Suna dibalik seragam yang masih ia pakai.

"Ya kan aku ga pake baju saat itu. "-Suna

"Wahh, pasti kucingnya menyuruh kau pakai baju. Dia tidak kuat iman melihat dirimu. " balasmu sambil tertawa dibalas tawa juga oleh Suna.

Tangan Suna mengusap tanganmu yang ada diperutnya. Sambil bersenandung pelan karena jalan lumayan sepi, kamu masih bisa mendengar suara Suna walaupun pelan.

•••🦊•••

Saya pengen up saja, tapi malas revisi jadi kalau ada typo mohon dimaklumi ya.

Harusnya si up tanggal 16 tapi gapapa deh.


Me Or Him? [ Suna X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang