17-Kirei

234 28 6
                                    

Desclaimers ⦂

DO NOT PLAGIARIZE

All characters mention in this story belongs to Furudate Haruichi sensei.

Please Ignore time skip, Grammatical Errors and typos.

Please leave some visible feedbacks after you read to appreciate the author.

[Your feedbacks are means a lot to me ♡ ]

•••🦊•••

Kamu menghampiri kedua pria yang duduk bersebelahan dipojok cafe, setelah salah seorang dari mereka melambaikan tangan padamu. Malam ini cuaca cukup dingin, kamu menggunakan blazer panjang berwarna coklat serta sepatu sneakers dengan warna senada yang baru kemarin kamu beli.

"Long time no see, Chibi." sapa Atsumu seraya memberikan pelukan kecil.

Kamu duduk berhadapan dengan kedua pria itu, kamu cukup penasaran tentang apa yang akan mereka bicarakan padamu. Keduanya tidak banyak berubah sejak terakhir kali kamu bertemu mereka.

"Pesen makanan dulu." ucap Sakusa menyodorkan buku menu.

Terjadi keheningan beberapa saat ketika kamu memilih pesanan tetapi Sakusa membuka suaranya. "how are you?" tanyanya pelan.

"I'm great, how about you?"

"Bad enough."

"Why?" tanyamu heran seraya menatap matanya.

"Lupain aja." balas Sakusa singkat.

Suasana sedikit canggung, tetapi dengan cepat Atsumu mencairkannya. "lo gak bisa pulang malem-malem kan? Langsung aja Mi." ucap Atsumu mempercepat urusan mereka.

Sakusa mulai menceritakan semuanya dari awal tentang perubahan sikap Suna, kamu jelas sangat terkejut dan sangat ingin memukul pria bodoh itu. Kamu sedikit senang mengetahui Suna sangat memikirkanmu.

"Jadi, ibunya temen lo alias Yachi Hitoka itu yang nipu bokap Suna." ucap Sakusa diakhir kalimat.

"Wait, kok Yachi? Temen gue namanya Kirei." ucapmu pada Sakusa.

"Bener kok, foto yang gue kirim beneran dia kan? Gue gak mungkin salah nama." jelas Sakusa.

Kamu terdiam mencoba mencerna semuanya. Apakah Kirei dan Yachi adalah orang yang sama? Jadi Kirei berbohong tentang namanya? Kamu benar-benar tidak mengerti. Tapi melihat dari data identitas Kirei yang sudah Mereka dapatkan, rasanya cukup konyol jika tidak percaya.

"Ini alamatnya, gue langsung pulang ya." ucapmu sambil menyodorkan selembar kertas, lalu bergegas untuk pulang.

"Mau gue anter gak?" tanya Sakusa, kamu hanya membalas dengan gelengan kepala.

Langkah kecilmu menyusuri trotoar, melihat jam sejenak. Bus terakhir sudah lewat lima menit yang lalu jadi kamu memutuskan untuk naik taxi. Sembari menatap keluar jendela kamu berpikir tentang semua ucapan Sakusa. Kamu tidak keberatan jika Suna mengajak bertemu.

Jari-jarimu dengan lihai membuka ponsel dan segera menghubungi Kirei, temanmu yang belakangan ini sudah mulai menjauh.

Kirei

Me Or Him? [ Suna X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang