10-Harusnya Jangan

295 35 11
                                    

Jarimu berfokus pada ponsel, untuk mengirimi pesan pada Kirei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarimu berfokus pada ponsel, untuk mengirimi pesan pada Kirei. Beberapa kali kamu meneleponnya tapi sama sekali tidak ada jawaban. Hingga seorang gadis yang tak lain adalah Kirei, berlari ke arahmu. Kamu diam menunggu Kirei menetralkan napasnya.

"Maaf [Name], aku lupa dimana meletakan ponselku. Dan syukurlah aku ingat jadwal kereta yang kau naiki."

"Gak masalah, jadi sekarang kita ke rumahmu?" tanyamu sambil menyodorkan minuman kaleng yang baru kamu beli dari mesin minuman.

"Iya, makasih."

"Senang bertemu denganmu, tak kusangka tinggi kita sama kukira kau lebih tinggi." ucapmu menatap Kirei.

"Hahaha, mau peluk?" tanya Kirei merentangkan tangannya.

"Agak konyol, tapi aku cukup senang bertemu denganmu." balasmu sambil membalas pelukannya.

•••🦊•••

Kamu melangkahkan kaki kearah kasur besar milik Kirei, menatap sang teman yang sedang bermain ponsel. Duduk ditepi kasur seraya mengeringkan rambut, membuat Kirei menatapmu dan membantumu mengeringkannya dengan hairdryer.

"Bagaimana dengan Suna Rintarou?" tanya Kirei.

"Lancar, toh baru berpacaran. Orang mana yang akan bermasalah disaat awal-awal berpacaran." balasmu.

"Baguslah, jangan ragu bercerita padaku [Name]."

Terjadi keheningan beberapa saat hingga Kirei membuka obrolan. "Acaranya besok [Name], sebenarnya band itu hanya tampil ditengah acara karena bukan hanya itu kegiatannya. Orang dari luar sekolah juga diperbolehkan masuk." ucapnya tiba-tiba menjelaskan.

"Oh, kukira kau hanya mengarang agar bertemu denganku." ucapmu.

"Aku tidak akan melakukan hal sekonyol itu." balas Kirei seraya menunjukan poster digital diponselnya.

"Shiratorizawa? Kukira kau sekolah di Karasuno." tanyamu heran.

"Aku kan pindah, bukankah aku sudah bilang?"

"Entahlah, aku lupa." Balasmu, merebahkan diri dikasur gadis itu.

Rumah ini sangat besar, tetapi sepi. Rumahmu memang besar tapi rumah Kirei lebih besar, di dalam rumah besar ini hanya ditempati Kirei karena Ibunya memang jarang pulang, sedangkan sang ayah entah kemana. Berbanding terbalik dengan rumahmu, ada sang kakak yang sangat berisik dan terkadang ramai oleh sepupumu yang biasanya diajak sang Ibu.

Kamu tak bisa membayangkan betapa sepinya tinggal sendiri disini, tapi jika berdua seperti ini rasanya mungkin lebih nyaman.

Me Or Him? [ Suna X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang