18-124

431 29 6
                                    

Desclaimers ⦂

DO NOT PLAGIARIZE

All characters mention in this story belongs to Furudate Haruichi sensei.

Please Ignore time skip, Grammatical Errors and typos.

Please leave some visible feedbacks after you read to appreciate the author.

[Your feedbacks are means a lot to me ♡ ]

•••🦊•••

Menunggu panggilan dari perusahan tempatmu melamar kerja, kamu menikmati masa-masa pengangguranmu. Begadang menatap layar laptop yang menampilkan anime, seraya mengunyah snack yang diberikan kakakmu tadi. Saat ini jam menunjukan pukul 2 dini hari, kamu baru saja memesan kopi secara online.

Tak berselang berapa lama pesananmu sudah datang, kamu melanjutkan kegiatanmu lagi. Dering telpon mengalihkan perhatianmu, tertera nama Rintarou disana. Kamu dengan segera menolak panggilan telepon itu, akan tetapi tak berselang lama pria itu mengirimimu pesan.

Rintarou

hey
ayo ketemu

ini jam 2 dini hari kalo kamu lupa

aku didepan

stalker ya?

sangat mudah mencari alamatmu, name
jadi?

ada dua alasan kenapa kamu ngajak aku pergi jam segini. satu, kamu lagi horny. dua, kamu mabuk
right?

nope
124

lol

mau ya?

tunggu di lobby

of course, love.

•••🦊•••

Kakimu melangkah di lobby apartment mencari Suna Rintarou. Tak begitu lama kamu dapat menemukan pria dengan hoodie hitam duduk menatap ponselnya, lobby cukup sepi. Kamu jelas mengetahui siapa pria itu.

Menyadari ditatap sedari tadi, Suna mengangkat pandangannya. Menatapmu, lalu berdiri merentangkan tangannya. Kamu awalnya takut, tapi setelah mengingat ucapan Sakusa kamu dengan tenang berlari kecil memeluk pria yang tubuhnya lebih besar darimu.

"Do you miss me?" tanya Suna menatap matamu.

"Sedikit." balasmu, bohong. Sejujurnya sangat.

"Ck, curang." balasnya lantas mendorongmu pelan.

"Aku kangen banyak, masa kamu sedikit?!" ucapnya tak terima mendapatkan balasan seperti itu.

"Salahmu, kan?"

"Iya, maaf, maaf banget. Aku tau kamu udah tau semuanya dari Sakusa, jadi maafin aku ya? Aku sayang banget, banget, banget sama kamu [name]." ucapnya menundukan kepala, kamu hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

Suna membalikan badan mengambil plastik dengan ukuran cukup besar yang ia letakan di kursi, menyodorkannya padamu. Kamu menatapnya bingung, menyadari itu ia segera kembali berucap.

Me Or Him? [ Suna X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang