Empat

356 53 2
                                    

Hari ini kemu tidak melihat Suna di kelas, guru yang mengajar pun tidak tahu kemana Suna. Maka saat ini lah kamu berada dilapangan voly tempat biasa Suna berlatih. Kamu akan menanyakannya pada Kita atau mungkin dua anak kembar yang tidak terlalu kau ingat namanya.

Kamu sedikit khawatir pada Suna, tidak terlalu aneh juga bertanya keadaan Suna karena belakangan ini kalian cukup dekat. "Aran!" panggilmu pada pria tinggi yang hendak masuk lapangan itu.

"Oh, [Name]-San ada apa?"

"Apa kau tau alasan mengapa Suna Rintarou tidak datang ke sekolah hari ini?"

"Umm, aku kurang tau. Mungkin kau bisa tanya pada kembar Miya karena mereka dekat dengan Suna."

"Oh begitu, terima kasih."

Kamu menunggu mereka latihan diluar ruangan, karena ingin bertanyapun mereka sudah mulai latihan. Dari pada mengganggu mereka lebih baik menunggu fikirmu.

•••🦊•••

"Ano-" ucapmu saat melihat kembar Miya keluar lapangan.

"Kau bicara pada kami?" tanya si rambut Abu.

"Ya!" balasmu.

"Ada yang bisa ku bantu, cantik?" ya kalian mungkin sudah tau siapa yang mengucapkan ini, tak lain tak bukan adalah si tai ngambang.

"Ku dengar kalian dekat dengan Suna, boleh aku bertanya sesuatu?"-kamu

"Ya tentu."-Samu

"Hari ini Suna tidak datang ke sekolah, apakah terjadi sesuatu padanya?"

"Ohhh, dia lagi sakit karena begadang mulu!"-Sumu

Kamu diam sejenak sambil menunduk, sedetik kemudian menatap kembar Miya. "umm, boleh aku tau alamat rumahnya?"

"Biar kami antar saja, lagi pula kami memang ingin datang ke sana."-Samu

"Oh, terima kasih-" kamu kebingungan menyebut nama keduanya, Osamu yang paham akan itu lantas mengulurkan tangannya.

"Osamu dan si kuning ini Atsumu, kau?"

"[Name]."

Osamu menganggukan kepala lalu kalian berjalan bersama.

"[Name], kau berpacaran ya dengan Suna?" tanya Atsumu.

"E-eh, tidak kok." balasmu kikuk.

"Jarang sekali si sipit itu dekat dengan wanita." balas Osamu.

"Mungkin dia mulai meniruku Samu!" balas Atsumu semangat.

"Kau ingin kupukul ya sialan, kau bahkan bisa mengencani wanita yang berbeda setiap harinya." balas Osamu menatap saudaranya dengan emosi.

•••🦊•••

Setelah sampai di depan rumah Suna, kamu menunggu Suna membuka pintu bersama kembar Miya. Rumahnya mewah, perpaduan warna putih, abu-abu, dan hitam. Kamu tidak terkejut karena rata-rata murid sekolah Inarizaki dari kalangan orang kaya.

Pintu terbuka, menampakan Suna dengan mata sayunya. "[Name]?" ucapnya sedikit terkejut.

Kalian masuk kedalam rumah Suna, Osamu dan Atsumu lantas saja bermain PS mengabaikan Suna. "kalian berdua kesini bukan mau menjengukku kan sialan." ucap Suna menatap kedua temannya.

"[Name], jika kau ingin disini bersama kedua bocah ini duduklah. Karena aku mau di kamar, kuharap kau ikut karena kalian datang kesini untuk menjengukku." ucap Suna sambil meletakan gelas dan beberapa camilan.

"Aku ikut kok." balasmu mengikuti langkah lemas Suna.

Kamu fikir kamar Suna akan berantakan dan bau, tapi tidak. Kamar yang kamu masuki saat ini bergitu rapi dan luas. Terdapat rak kaca besar berisi 10 bola voly yang kebanyakan sudah rusak, ada lumayan banyak piala, dan 2 bingkai foto bergambarkan tim voly. Dipojok ruangan terdapat dua buah gitar serta karpet berbulu disampingnya. Di sisi kiri kasur terdapat rak yang tidak terlalu besar berisi album lagu dan sedikit buku pelajaran. Ternyata pria di depanmu ini memiliki meja belajar dikamarnya, cukup mengejutkan.

Kamu mendekati Suna yang berdiri dibalkon kamarnya. "kau tidak istirahat?" tanyamu menatap Suna dari samping.

"Ada kau, masa kutinggal tidur." balas Suna sambil terkekeh.

Tangannya mengambil sesuatu disaku celana pendeknya. Korek, lantas saja kamu menariknya dari tangan Suna.

"Jangan, lagi sakit." ucapmu menyembunyikan korek itu dibelakang tubuhmu.

"Aduh aku bisa meninggal kalau tidak merokok." ucap Suna bercanda.

Tangannya berusaha menggapai korek yang kamu sembunyikan. "[Name] dengan tubuh kecilmu aku bisa dengan mudah mengambilnya lho." ucap Suna masih berusaha.

"Bodo, aku tidak akan memberikannya meskipun kau bilang begitu."

Dan happ, korek itu sudah berada ditangan Suna.

Kamu lumayan kesal, mengalihkan pandanganmu kearah depan. Kamu tidak menggerutu, tapi wajahmu jelas terlihat kesal.

Tubuhmu tersentak saat merasakan sesuatu yang kenyal menempel dibibirmu. Suna menciummu dibalkon kamar. Perlahan ia menggendongmu masuk kedalam, dan menutup pintu dengan kakinya tanpa melepas tautannya.

Kamu merasakan hawa panas, entah dari kegiatan ini atau dari tubuh Suna yang demam. "gantinya rokok ya?" ucap Suna disela lumatannya.

Kamu membalas lumatan Suna, pria itu melepas kembali tautannya dan tersenyum menatapmu kemudian melanjutkan lagi kegiatannya.

Kalian melakukan itu cukup lama, sampai suara teriakan Atsumu menyadarkan kalian. "WIDIH!" teriak Atsumu membuat kembarannya datang.

Posisi ini cukup ambigu, karena kalian diatas kasur dengan Suna yang menindihmu. Pria itu dengan santai menuruni kasur dan mendorong kedua temannya lalu mengunci pintu. Kamu sangat malu, lantas duduk sambil menutup wajahmu.

"Maaf." ucap Suna pelan sambil berbaring dan memeluk pinggangmu.

Tanganmu sudah tidak menutupi wajah perlahan mengusap surai coklat melengkung milik pria yang kau sukai. "Cepat sembuh ya, Rin." ucapmu pelan karena kah fikir Suna sudah tidur, padahal belum.

•••🦊•••

Maaf kalo ada typo, saya malas revisi.

Kayanya chapter selanjutnya bakalan lama, karena saya sibuk selesaiin tugas. Tapi saya usahain secepatnya, paling saya ketik sedikit-sedikit yak.

Oke TBC

Me Or Him? [ Suna X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang