🌅 1. Murid Baru 🌌

167 112 125
                                    

"La, kamu harus tahu nama para pentolan sekolah itu. Kalo nggak nanti kamu bakalan dibully mereka habis-habisan," tandas Jingga sesekali mengunyah batagor di dalam mulutnya.

***


19 Agustus 2015

Kesiur angin membuat jilbab Laila melambai-lambai seakan menyapa orang-orang yang berada di sekitarnya. Gadis bermata jelita bernama Laila, dengan anggun melangkahkan kakinya di koridor utama sekolah menuju ruangan ber-AC yang diketahui adalah ruang kelas X MIPA 11.

Dengan mengenakan seragam sekolah barunya, yang dipadukan dengan jilbab segiempat berwarna putih dan pastinya tidak menerawang. Dia menginjakkan satu persatu kakinya, menaiki ubin tangga satu-persatu, perlahan tapi pasti juga dengan hati-hati.

Gemuruh di dadanya tak bisa disangkal lagi. Hari pertama ia bersekolah di SMA Nusa Dharma membuat dadanya berdegup lebih kencang dari biasanya. Nafasnya memburu. Keringat dingin seakan membasahi tubuhnya. Dalam hatinya terbit beraneka ragam pertanyaan, keraguan, kebimbangan, dan pastinya sedikit bumbu semangat yang sengaja dia ciptakan sendiri. Ya, sendiri!

Tak jauh dari tempat Laila mengayunkan kaki. Daun-daun berjatuhan dari tangkainya. Perlahan, meliuk-liuk, mendayung seakan mengikuti irama sebuah lagu elegi, kemudian jatuh tersungkur di tanah gembur di bawah pohon yang daun itu tinggalkan. Namun, dia tak pernah membenci angin yang menjatuhkannya. Tak akan pernah!

***

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh," salamnya sembari mengetuk pintu yang diketahui adalah kelas X MIPA 11

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh," jawab seorang wanita cantik, dengan menyunggingkan senyuman khasnya yang manis. Sembari meraih gagang pintu kemudian membukanya.

"Selamat pagi Bu." Laila memajang senyumnya kepada seorang guru perempuan yang membukakan pintu untuknya. Namanya Bu Arun.

"Pagi, Laila. Silahkan masuk," titah Bu Arun sedetik kemudian diaminkan oleh Laila.

Laila berdiri tepat di depan para murid-murid yang nantinya akan menjadi teman sekelas Laila. Dia memajang senyumnya dengan tulus. Kemudian memperkenalkan diri setelah diberi titah oleh seorang guru yaitu Bu Arun.

"Silahkan perkenalkan dirimu Nak," titah Bu Arun.

"Baik Bu," jawabnya anggun.

Laila menarik napasnya panjang. Dikumpulkannya kepingan-kepingan keberanian dan semangat meski sedikit jumlahnya. Dalam hatinya dia mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim ..." Kemudian disetirnya kepala bersama sepasang bola mata hitam menuju audiensi di depannya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh." Laila mengawali dengan sederet salam menurut agamanya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh." Seisi kelas menjawab salam Laila. 'Rupanya seisi kelas ini beragama Islam' batinnya.

"Perkenalkan, nama saya Laila Safitri. Bisa dipanggil Laila. Saya pindahan dari SMA 'Aisyah Jawa Tengah. Sekian, terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh."

Perkenalan yang singkat tapi jelas. Setelah mengucapkan salam penutup dan kemudian dijawab oleh para audiensi Laila dipersilahkan untuk duduk di bangku yang kosong. Dia menuju bangku pojok belakang paling kanan. "Yah, anak pindahan pasti dapet tempat duduk di belakang," gumamnya dalam hati.

Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang