"Kalo Laila hamil, Gue siap kok nikahin dia. Walaupun yang dikandung bukan anak Gue, tapi Gue rela Bin. Karena Gue udah janji sama dia kalo Gue gak akan ngebiarin dia nangis kecuali tangisan bahagia," tutur Senja. Tak lupa, lengkungan dari sudut-sudut bibirnya menemani ucapannya.
***
"Arghhh kenapa Gue pingsan sih?!" gerutu Senja setelah bangun dari pingsannya.
Fajar berhasil menumbangkan Senja saat Senja sedang lengah. Senja pingsan akibat titik kelemahannya berhasil dibantai. Bahkan Fajar menggunakan jurus totok sehingga Senja tidak bisa apa-apa selama beberapa saat.
Senja berlari tergesa-gesa menuju kelasnya. Dia tidak menghiraukan tatapan aneh dan penuh tanda tanya dari semua siswa yang kebetulan masih istirahat.
"Dari mana aja Lo Nja? Beruntung tadi Bu Arun ijin," tanya Laut memastikan. Senja masih berkutat dengan ranselnya, mencari-cari sesuatu.
"Fajar udah berhasil Lo tumbangin?" Bintang ikut buka suara.
"Kasih Gue waktu lagi buat buktiin kalo Gue bener-bener sayang sama adek Lo, Bin," pinta Senja. Tangannya kini beralih mengambil jaket di meja kemudian memakainya.
Bintang mengangkat satu alisnya. "Oh, jadi Lo udah tahu kalo Laila adek Gue? Bagus deh, dengan gitu Lo gak bakalan panas lagi kan kalo Gue sebegitu khawatirnya sama dia?"
"Kita gak punya banyak waktu buat debat. Kalo kalian mau bantu Gue ayok, tapi kalo enggak yaudah," ungkap Senja kemudian berjalan keluar kelas.
Namun, sebelum Senja menginjakkan kaki di ambang pintu, dia berhenti sebentar kemudian mengucapkan, "Laila dalam bahaya, Bin. Gue butuh bantuan kalian. Tapi kalo kalian gak mau bantu juga gak papa, Gue bisa kok jagain dia." Senja berlari keluar kelas.
Sontak saja, Laut dan Bintang langsung mengambil kunci motor masing-masing lalu mengejar Senja.
"Gak usah sok jadi pahlawan Nja," remeh Bintang. Mereka bertiga sedang mengeluarkan motor dari parkiran.
"Lo kalo gak percaya Gue juga gak papa. Yang penting Gue bakal buktiin kalo Gue emang pantes buat Laila," sahut Senja yang kini sudah berada di atas motornya.
"Mana buktinya, hah?! Tadi aja Lo kalah kan sama si Fajar? Bahkan Laila sekarang dibawa dia entah kemana. Itu yang Lo bilang jagaiin Laila?" berang Bintang. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan adiknya.
"Lo tahu kan kalo si Fajar itu hidung belang? Apa Lo mau tanggung jawab kalo Laila kenapa-napa gara-gara tuh cowok?" desak Bintang. Sepertinya Bintang belum rela jika suatu saat adiknya dijaga oleh seseorang bernama Senja.
"Kalo Laila hamil, Gue siap kok nikahin dia. Walaupun yang dikandung bukan anak Gue, tapi Gue rela Bin. Karena Gue udah janji sama dia kalo Gue gak akan ngebiarin dia nangis kecuali tangisan bahagia," tutur Senja. Tak lupa, lengkungan dari sudut-sudut bibirnya menemani ucapannya.
Hati Bintang berdesir hebat, benarkah yang Senja katakan tadi? Jika benar, Bintang sangat beruntung jika memiliki adik ipar seperti Senja yang mencintai Laila setulus itu. Bintang tahu, ikatan antara Senja dan Laila tak hanya sebatas teman masa kecil, melainkan lebih dari itu, bahkan sampai terbawa ke perasaan yang paling dalam.
Brum brum brumm ....
Mereka bertiga menancapkan gas motor masing-masing. Deru mesin motor menggema di sudut-sudut parkiran menuju gerbang. Keberuntungan pun saat ini berpihak pada ketiganya, gerbang tidak ditutup karena salah satu guru hendak keluar. Ketiganya dengan gesit menyalip mobil Pak Akara yang hampir menuju gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"GUE GAK BUTUH ORANG-ORANG DI DUNIA INI! GUE GAK BUTUH! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN BEDA! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN GAK BERUNTUNG! GUE EMANG GAK DISAYANG TUHAN! GAK AKAN PERNAH WA!" -Mia Safitri "AYAH BILANG SAYANG HAH?! ENAM TAHUN YAH! ENAM TAHUN N...