Assalamu'alaikum. Gimana nih kabarnya?
Semoga sehat selalu yaaa ...Happy reading kawan 🍒
_______________________
"Kak Senja. Kenapa ingkar janji? Apa kakak udah lupa sama aku? Apa kakak bener-bener gak tahu kalo aku adalah sahabat kecil kak Senja? Apa salah aku kak? Kenapa kakak bikin aku kecewa?!" rintihnya dalam hati. Kerongkongannya sudah kering kerontang menahan kalimat kekecewaan yang terpendam. Laila hanya bisa menangis melihat kepercayaannya dikhianati begitu saja.
***
"Kenapa Lo Bro?" tanya Laut setelah mendapati Senja yang tak karuan perasaannya.
"Harus Gue kasih pelajaran kayaknya si Fajar!" Senja naik pitam. Dia mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia. Senja mengambil botol mineral lalu meneguknya langsung satu botol tanpa jeda.
"Pelajaran apa? Biologi? Kalo itu mah dia udah ahlinya Nja," ledek Laut bersama tawa yang berderaian dari mulutnya.
"Emangnya Lo kenapa sih? Lo juga dari mana? Ditungguin dari tadi juga, kenapa baru nyampe?" cerocos Bintang.
"Kebanyakan tanya Lo, kayak cewek aja. Gue kudu jawab yang mana dulu nih?" Kepala Senja semakin pusing ditambah pertanyaan tanpa jeda dari temannya.
"Tau nih si Bintang, kayaknya dia udah ketularan virus girls," celetuk Laut.
Pletak!
"Enak aja Lo." Bintang tidak terima. Dia menjitak kepala temannya yang menurutnya kalo ngomong gak dipikir dulu.
"Kalian bisa diem gak sih? Bikin Gue nambah emosi aja!" bentak Senja. Sontak membuat kedua temannya mematung.
"Gue tadi sebelum kesini mampir ke mesjid dulu. Nah pas Gue mau lanjut perjalanan, Gue liat si Laila masuk mobil bareng Fajar. Gue khawatir kalo Fajar ngelakuin yang enggak-enggak sama Laila, akhirnya Gue kejar tuh mobil. Eh, pas di tengah perjalanan Gue kehilangan jejak dia! Gue khawatir sama Laila!" paparnya panjang lebar. Senja meremas-remas botol mineral yang tadi sudah habis diminumnya kemudian membuangnya asal.
"Wah wah. Bisa gawat nih kalo Laila sampe dibawa ke basecamp penampungan jalangnya si Fajar," celetuk Laut.
"Nah, maka dari itu Gue kayak gini. Lo tahu kan Laila itu orangnya kayak gimana? Gue gak bisa bayangin kalo masa depan dia ancur!" timpal Senja.
Sekian menit hening. Senja tak karuan pikirannya. Dirinya terus-terusan memegangi kepala yang semakin menjadi pusingnya. Dirinya gusar tak karuan.
"Lo kalo gak tenang gini mending ngisep nih nikotin," tawar Laut seraya menyodorkan sebatang rokok kepada Senja. Melihat sebatang rokok di tangan Laut. Senja memutar memori tentang masa kecilnya dahulu.
_
"Kak Senja. Itu apa?" tanya Embun ketika melihat seorang preman sedang menikmati sebatang nikotin.
"Itu namanya rokok Mbun," jawab Senja.
"Rokok? Oh rokok yang kata di tivi-tivi itu 'membunuhmu' ya kak?" tanya Embun dengan antusias.
"Iya mungkin."
"Kak Senja gak ngerokok kan? Kak Senja janji gak akan ngerokok kan? Sampai kapanpun? Aku gak mau kakak mati terus ninggalin Embun gara-gara kakak ngerokok," tanya Embun kepada Senja dengan penuh pengharapan. Pandangannya yang tadi biasa saja kini menjadi sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"GUE GAK BUTUH ORANG-ORANG DI DUNIA INI! GUE GAK BUTUH! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN BEDA! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN GAK BERUNTUNG! GUE EMANG GAK DISAYANG TUHAN! GAK AKAN PERNAH WA!" -Mia Safitri "AYAH BILANG SAYANG HAH?! ENAM TAHUN YAH! ENAM TAHUN N...