🌅 20. Nikah?! 🌌

27 19 4
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Gimana kabarnyaaaa???

Semoga sehat selalu yaaaa^^

Happy reading gaes

_____________________________

Gelap!

Setelah berhasil mendengar jawaban dari Senja. Mata Laila memburam. Kepalanya berdenyut hebat. Tempurungnya serasa mau pecah saat itu juga. Dan tak lupa, hati Laila pun terkoyak sempurna! Sampai akhirnya hanya kegelapan yang menemaninya. Gelap!

***

Brak!!

"Kak Senja?" Mata Laila tertuju pada sosok Senja yang berada di ambang pintu. Dengan mudahnya Senja menghancurkan pintu gudang tempat penyekapan Laila.

Mata Senja sayu ketika berhasil mendapati Laila yang terkujur lemas tak berdaya dengan darah yang bercecer di mana-mana. Anyir darah berhasil menyeruak di hidung Senja. Matanya kini memperlihatkan kemarahan yang tiada tara.

Tunggu dulu! Senja melihat intens Laila yang penampilannya amat beda dari biasanya. Oh! Saat ini kain penutup kepala Laila tidak ada?! Jika dilihat-lihat, Laila ini memang hitam tapi manis dan sekarang ditambah mahkotanya, kini Laila terlihat sangat cantik. Kenapa Senja batu sadar sekarang ya?

"Akhirnya kau datang juga kak," sapa Mia yang sudah berbalik badan menatap Senja.

Senja yang sedari tadi menatap nanar Laila. Kini beralih menuju sumber suara, yaitu Mia. Kedua alis senja menyatu. Mia? Benarkah ini Mia? Mia yang dahulu pernah Senja bawa kabur dari rumahnya. Tapi, kenapa Mia sekarang seperti ini?

"Ah! Tapi Gue belum puas memainkan boneka ini." Mia memanyunkan bibirnya.

Hati Senja mencelos. Boneka? Mia menyebut Laila sebagai boneka? Apakah alat pendengarannya kini sudah rusak?

"Katakan apa mau Lo Mia!" bentak Senja dengan mata memerah.

"Mau Gue ya? Hmm ...." Mia terlihat seperti orang berpikir.

"Mau Gue itu Lo Senja Bagaskara!" tekan Mia.

"Gue?" Alis kanan Senja terangkat.

"Ya! Lo! Asal Lo tahu. Setelah Lo bawa Gue pergi dari rumah dan meninggalkan pria tua bangka itu. Gue gelandangan Nja! Gelandangan!" Mia mengembuskan napasnya kasar.

"Gue gak punya rumah! Gue gak punya siapa-siapa lagi Nja! Dan Lo yang notabenenya nolongin Gue dari pria tua bangka itu, tapi Lo malah asyik main sama cewek gak tahu diuntung ini!" Mata Mia memicing ke arah Laila.

"Lo kemana Nja? Lo kemana saat itu heh?! Gue emang berterima kasih sama Lo yang udah bantu Gue kabur dari rumah. Tapi, setelah itu kenapa Lo gak mikirin nasib Gue setelahnya! Gue gak punya siapa-siapa!" bentak Mia.

Senja yang tadi tersulut amarah, kini diam tak berkutik. Benar saja apa yang dikatakan Mia barusan. Tapi hati Senja menolak! Bukankah dia sudah menolongnya? Lagi pula setelah kejadian itu dirinya memanglah sibuk dengan proyek portal waktunya bersama Embun. Juga saat itu adalah saat-saat dirinya disibukkan dengan persiapan-persiapan kelulusannya.

"Dan Gue cemburu liat Lo sama cewek itu! Gue iri Nja! Kalian bisa tertawa lepas tanpa beban! Sedangkan Gue? Gue harus banting tulang demi bisa dapet sesuap nasi Nja!! Hahaha" Tawa sumbang nan hambar Mia meledak. Dirinya menangisi takdir pahit yang diterimanya dengan cara tertawa.

Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang