Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh ....Gimana kabarnyaaaa?
Absen dong, kalian baca part ini jam berapa??
Happy reading
_______________
"Kak Bintang. Kak Senja gak papa kan kak? Kak Senja bakal selamat kan kak? Hiks ... hiks ...," tanya Laila sesenggukan pada Bintang yang duduk di sebelahnya. Mereka duduk di kursi tunggu setelah mengantar Senja ke ruang gawat darurat.
°•°•°•°
"Senjaa!! Woy berhenti!! ... hosh ... hosh," teriak Laut dengan napas tersengal sembari mengejar Senja yang berjalan lumayan jauh jaraknya.
"Apaan?" jawab Senja sembari menghentikan langkahnya.
"5 menit lagi bakal ada serangan dari SMA Khatulistiwa!" papar Laut. Sontak membuat Senja kaget bukan main. Ada masalah apa ini? Bukankah tawuran satu bulan yang lalu SMA Khatulistiwa kalah telak dengan SMA-nya? Tapi sekarang? Mereka malah menyerang dahulu. Apakah ada permasalahan pribadi yang disangkut-pautkan dengan penyerangan ini? Tapi, apa dan siapa?
"Oke. Lo langsung ungsiin semua siswa yang gak bisa tarung ke tempat yang aman. Sedangkan yang menurut Lo orangnya bisa tarung dan cowok-cowok yang dulu pernah ikut tawur, langsung aja Lo kasih mereka senjata dan suruh mereka kumpul di gerbang!" titah Senja.
"Siap!" jawab Laut.
"Oh ya, jangan lupa Laila Lo bawa ke tempat yang bener-bener aman. Jangan sampe dia liat gue tawur, apalagi sampe dia ikut ke area pertempuran. Paham!"
"Paham!"
Dengan cekatan, Laut berlari untuk menjalankan titah Senja sedangkan Senja menuju keberadaan Bintang dan teman-teman lain yang juga sering mengikuti tawuran. Suasana lumayan ricuh, banyak siswi yang teriak histeris ketika mendengar kabar ini. Mereka berhamburan keluar kelas menuju ruang yang cukup untuk menampung seluruh sekolah yaitu di perpustakaan dan kelas-kelas yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang.
°•°•°•°
Aliran air mancur yang turun kemudian menghidangkan biasan cahaya matahari. Semilir angin yang menggoyangkan pepohonan. Bunga-bunga bermekaran yang menari-nari ke kanan dan ke kiri. Serta deru napas Laila yang di dengar telinga Laila sendiri.
Seperti biasa, Laila menetralkan pikirannya di taman dengan cap 'favorit' menurut perasaan gadis itu. Pandangannya sayu, menyiratkan kecewa yang kian menjadi.
Tanpa jeda, otak mungil yang berada di dalam tempurung kepala Laila hampir mendidih rasanya. Getaran detak jantung pun semakin intens gerakannya. Masalah demi masalah, kejadian demi kejadian, tak henti-hentinya melanda dan memporak-porandakan perasaannya.
"Assalamu'alaikum La," sapa Fajar yang sudah duduk di sebelah Laila.
"Wa'alaikumussalam kak Fajar," jawab Laila dengan sedikit menggeser tubuhnya sampai di ujung kursi.
"Lagi banyak masalah ya?" tanya Fajar. Namun, yang ditanyai hanya menggelengkan kepala.
"Hmm ... gitu ya."
Sekian menit hening. Keduanya berada pada pikiran masing-masing. Bahkan kegaduhan yang pecah di sekitaran gedung sekolah mereka abaikan. Lebih tepatnya bukan mengabaikan, melainkan tidak dengar karena terlalu fokus pada pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"GUE GAK BUTUH ORANG-ORANG DI DUNIA INI! GUE GAK BUTUH! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN BEDA! GUE EMANG UDAH DITAKDIRKAN GAK BERUNTUNG! GUE EMANG GAK DISAYANG TUHAN! GAK AKAN PERNAH WA!" -Mia Safitri "AYAH BILANG SAYANG HAH?! ENAM TAHUN YAH! ENAM TAHUN N...