🌅 8. Kecap dan cokelat 🌌

67 65 14
                                    

Kalian baca part ini jam berapa nih? Ada yang tengah malem ga? Hihi

Kalo ada typo mintol ingetin yawww maaciww

Happy reading gaes

________

"Dan janganlah kamu mendekati Zina. Sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk."
(Q.s Al-Isra : 32)

***

"Yang namanya Laila disuruh ke perpustakaan," panggil seorang ketua kelas X MIPA 11.

Laila yang merasa dirinya dipanggil langsung meminta izin kepada guru yang sedang mengajar kemudian langsung memenuhi panggilan. Dirinya bertanya-tanya, sebenarnya siapa yang memanggilnya? Mungkin guru. Tapi, apa alasannya? Sembari berpikir langkah kakinya berayun menuju ke perpustakaan. Dada Laila berdegup kencang, keringat dingin mengucur meski tak deras. Dalam hatinya terbit beraneka macam pertanyaan.

Setelah sampai di ambang pintu Laila membaca basmallah dan mengatur deru napasnya.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh"

Hening. Tidak ada jawaban sama sekali. Karena tidak mau menunggu lama Laila memberanikan diri untuk membuka pintu.

Ckrek ...

Tidak dikunci! Laila membuka pintu perlahan. Diedarkannya seluruh pandangan menatap tiap-tiap sudut ruangan. Namun nihil! Ruangan itu sepi! Laila mengayunkan kakinya masuk ke dalam ruang perpustakaan. Perlahan, sama saja sepi. Tidak ada orang kecuali dirinya. Bahkan penjaga perpustakaan tidak ada.

"Lho, tadi katanya aku dipanggil kesini. Tapi kenapa ini sepi?" Laila mengerutkan dahi.

Laila memutuskan untuk menunggu saja. Barangkali guru yang tadi memanggilnya sedang buang hajat. Laila menyusuri tiap-tiap rak. Semoga saja ada novel yang bisa dipinjamnya sekaligus bisa menemaninya saat ini.

Laila mengambil salah satu novel yang menurutnya lumayan menarik. Setelah dapat, dia berniat untuk duduk di kursi yang sudah tersedia. Hening. Laila masuk dalam dunia novel yang ia baca. Dirinya bercumbu mesra dengan alur kisah yang dia baca. Sampai pada akhirnya, ada seseorang yang mengejutkannya.

"Udah dibilangin jangan suka halu tapi kenapa masih suka halu La? Halunya sama novel lagi, mana senyum-senyum sendiri kek orang gila tau gak," cerocos Senja tanpa dosa.

Laila sama sekali tidak menjawab perkataan Senja. Dirinya masih asyik bercumbu mesra dengan novelnya.

"Woy Laila Safitri yang budegnya gak ketulungan!" teriak Senja membuat Laila terperanjat.

"Astaghfirullah kak Senja ganggu aja. Orang lagi baca novel juga digangguin," jawab Laila dengan muka sebal.

"Ckck. Gitu aja ngambek Lo. Nambah manis tau La kalo Lo ngambek gitu, apalagi sambil marah-marah, tuh muka udah mirip daging sapi panggang aja, ya meskipun muka Lo gak seputih temen-temen Lo tapi muka Lo itu kayak kecap, hitam manis," celetuknya diiringi kekehan kecil.

Entahlah. Entah perasaan dari mana. Senyuman Laila mengambang. Kebersamaan ini, kebersamaan yang Laila rindukan. Kembali memorinya berputar pada kenangan masa Lalu. Dimana seorang Senja Bagaskara tak kenal lelah menggoda Laila dan memberinya sebutan 'kecap' kepada Laila.

_

"Kak Senja kenapa nasi gorengnya gak dikasih kecap?" tanya Embun sembari melihat trik chef ala Senja.

Delusi Dalam Elegi [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang