24. Berjuang

3.3K 625 74
                                    

Aku bersandar di bahu suamiku, sebelah tangannya sejak tadi mengelus dengan lembut bahkan sesekali mengecup pucuk kepalaku.

Rasanya nyaman, terlebih suamiku tidak pernah keberatan sama sekali meskipun aku selalu manja padanya.

"Aku sudah tidak sabar menunggu anak kita lahir."

"Aku juga."

Ia kembali mengecup pucuk kepalaku, kini kedua tangannya terulur untuk memeluk dan mengusap perutku yang memang sudah besar karena tinggal menunggu hari kelahiran.

Suamiku menopangkan dagu di bahu, sesekali ia mengecup pipi dan leherku bergantian.

"Semua perlengkapan sudah kusiapkan, jika waktunya tiba kita tidak perlu kerepotan lagi."

"Terima kasih ya, Shouyou-kun. Kau jadi harus mengurus semuanya sendirian."

Ia menggeleng, dan untuk kesekian kalinya mengecup pipiku dengan penuh perasaan.

"Aku tidak keberatan dengan hal itu."

Aku tersenyum, perlahan mengelus belakang kepalanya dengan lembut.

"Sayaaang sekali rasanya kepada Papa Shouyou!"

Terdengar tawa pelan dari suamiku, kali ini ia melepaskan pelukan untuk menurunkan wajahnya dan mengecup perutku berulang kali.

"Baby, berjuang bersama Mama saat lahiran nanti, ya? Papa yakin kalian bisa melewati saat mendebarkan itu."

Suamiku kembali menegakkan tubuh, sebelah tangannya terulur untuk menarik tengkuk leherku agar lebih dekat dengannya.

Ia mengecup keningku, kedua pipiku, lalu terakhir mengecup bibirku cukup lama.

"Dan di saat itu juga aku akan berada di sampingmu. Menemani, serta tentu saja ikut berjuang bersama kalian ..."

♡♡♡

SUAMI : Hinata Shouyou ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang