Terbaring di atas ranjang Rumah Sakit dengan para perawat dan satu Dokter yang mengelilingi sekitar, ternyata membuat jantung berdegup lebih cepat dari biasanya.
Keringat semakin membasahi kening, ketika rasa mulas yang kurasakan pada perut begitu kuat bersamaan dengan dorongan dari sang bayi yang sepertinya sudah siap dilahirkan.
Pemeriksaan dan segala persiapan bahkan terlihat sudah sempurna, sang Dokter pun menatapku mantap dengan senyum yang terkembang di bibirnya.
"Pembukaan sudah lengkap, selama mengedan tolong jangan tutup mata dan atur napas sebaik mungkin."
Dokter itu beralih menatap suamiku.
"Untuk Tuan Hinata, jika merasa tidak sanggup dengan beberapa alat medis atau darah, Anda bisa menunggu di luar."
Tidak menanggapi ucapan sang Dokter, suamiku justru semakin mengeratkan genggaman tangannya padaku.
Ia menatap lekat dan penuh dengan rasa antusias, bahkan sesekali mengecup keningku kemudian membisikkan kalimat penyemangat untukku.
Rasanya begitu hangat menjalar sampai ke dada. Kehadirannya menemani memang berarti sekali.
Ketika sang Dokter mulai memberi arahan, aku menarik napas dengan dalam, menghirup sangat panjang lalu kukeluarkan sangat perlahan. Mengatur, dan berusaha setenang mungkin agar persalinan ini berjalan lancar.
Hingga sudah beberapa waktu berlalu cukup lama, keringat semakin deras membasahi tubuhku, dan dorongan yang kuat sudah kulakukan dengan napas terengah.
Akhirnya, suara tangis bayi pun terdengar nyaring ketika dorongan terakhir berhasil kulakukan.
Menyaksikan semua itu membuat suamiku refleks melipat bibirnya ke dalam, ia langsung menciumi seluruh wajahku dengan penuh kasih sayang. Tangannya menggenggam semakin erat dan gemetar, kemudian menggumamkan rasa syukur juga terima kasih untuk keselamatanku serta anak kami.
Terlihat, sang perawat membawa bayi yang begitu mungil di tangannya. Menaruhnya di atas dadaku, membuatku tidak bisa menahan tangis bahagia ketika mendekap tubuh kecilnya.
"Selamat untuk Tuan dan Nyonya Hinata, persalinannya lancar serta anak kalian sangat sehat sekali."
Aku mengangguk, sejujurnya aku merasa sangat lelah. Namun, ketika melihat bayi kami yang berada di dalam pelukan, itu benar-benar membuat semua rasa lelah dan sakitku terlupakan begitu saja.
Bahkan suamiku terisak cukup lama, perlahan mengusap sudut matanya yang basah lalu menatap kami dengan binar mata kebahagiaan.
"Syukurlah ... syukurlah ... sayang ... terima kasih! Aku sangat menyayangi kalian!"
Ia memeluk kami berdua dan lagi-lagi memberiku kecupan manis di kening.
Akhirnya setelah melalui segala hal, aku berhasil melahirkan anak lelaki yang sangat sehat dan tampan seperti Papanya.
Bahkan anak kami memiliki warna rambut orange sama persis seperti suamiku, yang tentu saja itu membuatnya sangat bahagia karena merasa memiliki kembaran ucapnya.
"Selamat datang ke dunia, baby Hinata!"
Suamiku tersenyum lebar ketika menatap sang bayi yang sedikit membuka mulutnya gemas, membuatnya sangat berbinar-binar dengan penuh semangat di tempatnya.
"Aku benar-benar sudah menjadi seorang Papa!"
Melihat itu aku tersenyum semakin lebar, menatap suamiku yang begitu terlihat bahagia sekali ketika menyambut kelahiran buah hati kami.
"Sangat mirip denganmu, Shouyou-kun ..."
Suamiku mengangguk cepat, ia perlahan mengecup kepala bayi kami dengan hati-hati.
"Tampan dan menggemaskan seperti aku kaaaan?!!"
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI : Hinata Shouyou ✔
Fanfic【 SUAMI SERIES #01 】━━ ❝Pria bersurai jingga itu suamiku, Hinata Shouyou.❞ © HAIKYUU, HARUICHI FURUDATE © DACHAAAN, 2021