The Rugby Player

322 31 0
                                    

11 pm

"OUWH!" 

Mina mendongakkan kepalanya ke atas, mencoba mengusir rasa kantuk yang tengah melanda nya. 

"Aku nggak boleh tidur dulu! Sedikit lagi selesai!" Ucapnya. 

Ia lekas bangkit dari kursinya menuju lemarinya, mencoba mencari stok kopi atau kaleng kopi di kulkas mini di dalam dormnya. 

"Damn..habis.." gumamnya sambil membuka kotak di mana Ia biasa menyimpan minuman nya seperti susu, teh, dan kopi. 

"Yaudahlah belanja dulu sambil cari angin." Ujarnya menutup kembali kotak itu. Ia lekas bangkit dan memakai hoodie tebalnya karena udara di luar yang cukup dingin.

*** 

11:15 pm 

Mina meletakkan belanjaannya berupa satu pack kopi dan sekaleng iced coffee. 

Namun tak lama kemudian, dua buah kaleng kopi lainnya di letakkan di dekatnya. 

Mina menoleh dan mendapati seseorang berdiri di sampingnya. 

"Oh?"

"I'll pay for it."

"Ah nggak usah--"

"It's okay." Ujar pria itu tersenyum manis dan menyerahkan selembar uang dan mengajaknya keluar setelah Ia memproses belanjaan mereka.

"T-Thank you.. " ucap Mina ketika pria itu menyerahkan belanjaannya padanya.

"Aku nggak butuh plastik. Aku cuma beli dua kaleng kopi." Ujarnya tersenyum.

"Kamu--"

"Lee Seokmin." Balas pria itu tersenyum. "Just in case, kamu lupa."

"The rugby player." Jawab Mina tertawa pelan. Keduanya melangkah santai di area housing kampus yang cukup sepi malam itu. 

Pria itu tertawa pelan. "Begadang huh?"

"Ya...biasalah, mahasiswa." Balas Mina mengangkat plastik belanjaan nya.

"Yea..haha..me too. Tahun terakhir memang berat." Ujar Seokmin. "Ah ngomong-ngomong, aku nggak sempat minta maaf properly, ke temen kamu sore tadi."

"Aish..biarin aja. He's fine." 

"Masih nggak enak aja sih. I'll do it, ketika kita ketemu lagi." Ujar Seokmin menenggak kopinya. 

"Kalian satu fakultas?" Tanya pria itu lebih jauh.

"Eum...seni dan desain. Desain lebih tepatnya." Ujar Mina. 

Keduanya berhenti sejenak sambil berbincang. 

"How about you?"

"Eum...i like sports, and kids..dan kebetulan aku tembus beasiswa fakultas ini." Ujar Seokmin tersenyum. 

Mina menatap pria itu lekat. 

Seokmin looks so adorable, setiap kali Ia tersenyum, kedua matanya turut tersenyum. Seolah menular, Ia tak bisa tak ikut tertawa atau tersenyum setiap kali pria itu melakukan hal itu. 

Mina mengangguk setuju dengan statement terakhir yang dilontarkan pria itu. "Kurasa kita cukup beruntung."

"No, we work hard for it too." Balas Seokmin.

"Right." Jawab Mina tertawa pelan. "Okay..aku harus balik ke dorm. Tugas-tugasku udah menunggu."

"Silahkan...anyway, it's nice bisa ketemu sesama mahasiswa dari satu negara. It's tiring to talk in English all the time."

"Yea, said someone who just spoke in English." Balas Mina tersenyum.

Seokmin tertawa pelan. "Masuklah. Udah malam..see you tomorrow."

Mina tersenyum dan sedikit membungkuk lalu pria itu balas membungkuk sebelum masuk ke dalam dorm apartemennya, kembali menuju kamarnya.

Drrt-- 

"Halo?" Sembari melangkah, handphone nya berbunyi dan kontak Mingyu tertera di sana.

"Ya, aku udah kirim laporannya ke e-mail."

"Okay wait! Aku masuk dulu." Ujar Mina membuka pintu dormnya.

"Darimana emang?"

"Super M. Just bought some coffee." Ujar Mina menyalakan mode speaker pada handphonenya dan duduk kembali di depan laptopnya.

"Mau begadang?" 

"Sepertinya...tapi ya nggak tau. Kalau aku bisa selesaikan ini secepatnya, I'll sleep after this." 

"Okay. Jangan matiin teleponnya." 

"Huh?" 

Belum sempat Ia bertanya banyak, tak lama kemudian, alunan musik terdengar dari seberang telepon. 

"I'm listening to this song, tapi aku harus ke toilet dulu. Bye." 

"Tch...dasar." ujar Mina kembali fokus mengetik pada laptopnya.

Seiring alunan lagu, suara Mingyu tak lagi terdengar di seberang telepon, namun lagu itu masih terputar di sana, until it reaches some certain lyrics, yang membuat Mina terhenti sejenak dari pekerjaan nya.

Like brothers in blood

Sisters who ride

And we swore on that night

We'd be friends 'til we die

But the changing of winds

And the way waters flow

Life is short as the falling of snow

And now I'm gonna miss you, I know

Sejenak, tanpa bisa dikendalikannya, ucapan Mingyu sore tadi ketika mereka makan bersama, kembali terngiang di dalam pikirannya.

"Di tahun pertama kita, kamu dan aku sama-sama lost. Belajar di negeri orang, jauh dari keluarga, belum lagi culture shock yang bertubi-tubi kualamin. I'm glad I met you." 

Mina melepas kacamatanya sejenak dan pandangannya tak sengaja tertuju pada frame foto di meja belajarnya, di mana di sana terdapat foto dirinya dan Mingyu yang diambil saat Student's Carnival perayaan penyambutan mahasiswa baru, di tahun pertama mereka sebagai mahasiswa. 

Dan hanya tinggal menghitung bulan, di mana mereka, cepat atau lambat, they will say goodbye to each other, demi mengejar masa depan mereka masing-masing.

Hal itu membuat Mina bertanya dalam hati, ketika waktunya tiba, apakah Ia benar-benar akan mampu untuk berpisah dengan pria itu?

[COMPLETED] Meet Me in New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang