"I'm jealous."
Gadis itu tertawa pelan dan bangkit dari sofa untuk membuang sampah lalu kembali berdiri di depan Mingyu. "Kamu makin blak-blakan ya sekarang?" Ujarnya melipat tangannya di depan dadanya.
"I'll fight for us. Itu jadi misiku sekarang," Balas Mingyu. "I won't stop until I hear it from you."
"What is it?" Tanya Mina melangkah mendekati pria itu dan berdiri tepat di depannya.
Mingyu duduk bersandar di sofa dan mendongak menatap Mina sebelum turut bangkit hingga kini mereka berdiri berhadapan. Ia menyentuh kedua sisi wajah gadis itu, membuatnya menatapnya.
"That you feel the same way as I do. It's been four years, dan aku mau dapet jawaban kamu sekarang. I'm tired of waiting and searching. If you want to break it, then break me now," ujar Mingyu.
Mina menatap lekat pria itu sebelum kemudian menyentuh kedua pundak Mingyu, dan berjinjit lalu mendaratkan sebuah ciuman di bibir pria itu.
Mingyu membeku di tempatnya. Rasanya ini pertama kalinya gadis itu menciumnya lebih dulu, membuat ratusan kupu-kupu di dalam perutnya terasa begitu menggelitik dirinya.
Ia pun memejamkan kedua matanya perlahan. Tangannya bergerak dan diselipkannya pada pinggang gadis itu. Pria itu mengangkat salah satu kaki Mina disusul dengan kaki lainnya yang memeluk pinggangnya sebelum menggendongnya.
Mingyu melangkah menuju tempat tidur gadis itu, while their lips are playing along with each other, lalu membaringkannya di tempat tidur sebelum mengakhirinya lebih dulu.
"That feels nice," Gumam Mingyu menatap Mina, yang berbaring di bawahnya, "I've never kissed someone again in four years."
"Really?"
"You can ask Seokmin--"
"Ah Seokmin--" belum sempat Mina bicara, pria itu mengecup bibirnya lagi.
"Aku juga mau bahas Seokmin but not now," Balas Mingyu menempel kan ujung hidungnya dengan ujung Hidung Mina sebelum gadis itu kembali mengangkat sedikit kepala nya dan menciumnya lagi.
Secara alamiah tangan gadis itu menyentuh dada pria itu dan membuka kancing kemeja kerja yang dikenakan Mingyu, lalu pria itu mengakhirinya lebih dulu untuk melihat apa yang dilakukan Mina.
"Oops...sorry," Canda gadis itu ketika Mingyu menatapnya setelah Ia berhasil membuka beberapa kancing kemeja, "I've never been touched for four years."
Mingyu tertawa pelan sebelum kembali mencium gadis itu. Tangan kanannya sibuk melepas kemejanya dan membiarkannya begitu saja.
He gasped a bit, ketika tangan Mina menyentuh perutnya lembut dan bergerak menyapu kulitnya, memeluk punggungnya.
Pria itu mengangkat sedikit tubuhnya, tanpa mau mengakhiri ciuman mereka sambil mendorong kemejanya hingga terlepas seutuh nya dari tubuhnya.
Kali ini tangannya lah yang menyentuh kemeja kerja Mina dan mulai melepaskannya satu per satu. Ia melepas kemeja gadis itu dengan menyentuhnya dan mendorongnya ke bawah lalu menariknya serta dilemparkannya ke samping tempat tidur.
This feels like the longest time they kiss each other.
Mina mengalihkan kepalanya ke kanan ketika kini Mingyu bergerak menciumi dan menandai lehernya. Tangan pria itu kini berhasil melepas kancing celananya dan menurunkan resletingnya namun tak benar-benar dilepaskannya.
Gadis itu membenamkan wajahnya di ceruk leher pria itu, when he is marking him. Aroma parfum musk dan sandalwood yang maskulin menghampiri indera penciumannya, membuat gejolak di dalam dirinya semakin tak lagi bisa ditahannya.
"I miss you. So, fucking, much." Bisik Mingyu di telinga gadis itu.
"I love you," Balas Mina balas berbisik di telinganya.
Mingyu refleks menghentikannya dan menatap Mina terkejut, "What did you just say??"
Gadis itu tersenyum tipis menatap Mingyu. "Aku kalah...man and woman cannot be friends when sex get in the way. Nggak seharusnya aku ngajak kamu untuk berbuat itu empat tahun yang lalu."
"B-But...if you didn't ask me, we won't end up like this."
"I know," Balas Mina. "But the four years separation is a torture for me. It's lonely like every night, maka dari itu aku lebih milih stay di kantor, until I get tired then I decide to go home. It was all my 'theory', I know. I think I got the karma I deserved." Ujar gadis itu tersenyum getir.
Mingyu menyentuh pipi Mina dan mengusapnya pelan, "I never regret it, not even a bit. Tapi kamu bener, the four years separation is also a torture for me. But at least we meet again here in New York, just like what we promised back then."
Mina menatap Mingyu dan mengangguk pelan.
"Come with me to Korea after a year. Seokmin and Yunjin are going to get married next year. We'll celebrate your birthday next year."
"Huh? Maksud kamu?"
"Selama tiga tahun terakhir, kita selalu meet up untuk ngerayain ultah satu sama lain. We've celebrated us but not you. So let's come with me after a year," Ujar Mingyu.
"Okay...that sounds fun. I miss them too," Balas Mina tersenyum sebelum menyambut kembali bibir Mingyu di bibirnya.
Tangan gadis itu menyentuh lehernya, and slowly move up to his hair, sementara pria itu menarik selimut untuk menutupi setengah tubuh mereka.
"Mmh wait!" Ujar Mina mengakhiri nya lebih dulu. "I- I don't have--"
Mingyu mengeluarkan sesuatu dari saku celana belakangnya. "Aku beli ini tadi di supermarket ketika kamu bilang mau makan di rumah aja."
"You're always prepared for something like this."
"I am." Balas Mingyu bangga. Ia bangkit sejenak untuk melepas celananya lalu membantu gadis itu melakukan hal yang sama. Tangan pria itu menyapu lembut kulit tangan Mina hingga tangan keduanya bertemu dan menggenggam satu sama lain.
"I'm moving in now."
Mina memejamkan kedua matanya, nervous since it has been so long since she did this, sampai kemudian Ia merasakan kecupan hangat di keningnya.
"Hei."
Gadis itu membuka kedua matanya kembali.
"I'll do it slowly so, calm down...you look tense," Ujar Mingyu.
"S-Sorry...it's been so long-- ugh--" gadis itu kembali memejamkan matanya, ketika perlahan Ia merasakan dirinya kembali menyatu dengan Mingyu setelah sekian lama.
Tangannya menggenggam erat tangan pria itu di atas kasur.
Mingyu turut memejamkan matanya dan menempelkan keningnya pada kening gadis itu.
Sensasi yang sama turut dirasakannya setelah empat tahun tak lagi pernah menjamah wanita, and now he is making love again with the woman he loves, sensasi yang dirasakannya dua kali lebih hebat dibandingkan sebelum nya.
They look at each other, mencoba beradaptasi kembali dengan ini semua.
But still, tubuh mereka sudah saling mengenali satu sama lain meskipun empat tahun tak lagi pernah saling bersentuhan, but all those memories when they were getting intimate with each other, are always there.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Meet Me in New York
RomanceKetika persahabatan sepasang insan diuji setelah One Night Stand yang sengaja mereka lakukan di satu malam, setelah pesta yang diadakan oleh salah satu teman kuliah mereka. Demi membuktikan sebuah teori: Apakah mereka tetap bisa 'hanya' berteman, s...