Chapter Sebelumnya
"I love you, Yunjin-ah." Bisik Seokmin tak sadar, tepat di telinga Yunjin.
She is hugging him tightly when He is marking her neck, membenamkan wajahnya pada ceruk leher pria itu.
And that time she realized, tubuhnya merindukan dekap hangat tubuh Seokmin and She missed being one with him, seperti apa yang mereka lakukan di pesta beberapa bulan yang lalu.
"Me too." Balas Yunjin berbisik di telinga Seokmin.
End of Flashback
"
Kenapa dia?" Sungut Mingyu bingung. Ia kemudian mendongak ke arah jendela dorm kamar Mina. Ia mengeluarkan handphonenya dan menghubungi gadis itu.
Nada dering terdengar selama beberapa saat sebelum akhirnya di jawab.
"Hngh??"
Mingyu tertawa mendengar jawaban malas gadis itu. "Aku di luar." Ucapnya kembali mendongak ke arah jendela. "Windows, not door."
Tak lama kemudian gadis itu muncul di jendela dengan wajah bantalnya. Ia membuka jendela meskipun handphone masih menempel di telinganya.
"Apa?!" Teriaknya dari jendela kamarnya.
Mingyu menjauhkan speaker handphonenya dari telinganya sejenak, lalu tertawa pelan.
"Ayo olahraga!" Balasnya berteriak padahal sambungan telepon masih menyala.
"Nggak ah! Kamu aja."
"Mau ikut olahraga atau aku naik ke atas, dan kita olahraga di kamar kamu?"
"Seriously??"
"I'll count to 10! 10...9…"
"Ughh! 10 minutes!" Rutuk gadis sebal.
"Okay, I'll wait here." Ujar Mingyu mematikan teleponnya dan mendongak menatap jendela kamar Mina.
Seulas senyum tergambar di wajahnya.
Last Night
6:13 pm
"Jadi gadis yang diceritakan Seokmin itu...Yunjin?" Tanya Mina tak percaya.
"Ah jadi dia cerita? Jujur juga." Balas Mingyu menenggak botol birnya.
Ia dan Mina duduk di atas pasir pantai yang berada tak jauh dari kampus mereka, menunggu sunset muncul.
Mina melirik pria sebal. "Kamu tau darimana soal Yunjin dan Seokmin?"
"I was at that party, with my ex." Balas Mingyu santai.
"Which one?"
"Shannon."
"Ah yang kamu diputusin itu karena--"
"Karena kamu telepon aku dan minta tolong betulin termos listrik kamu." Sambung Mingyu.
"You could just do it on the next day, though? Gara-gara itu, Shannon hates me."
"The party was boring though dan jujur aku nggak peduli saat itu. Aku milih buat pulang dan betulin termos kamu, because I saw her making out with one of the rugby players at the party." Ujar Mingyu kembali menenggak birnya.
"Ouch...bukan Seokmin?"
Mingyu menggeleng pelan. "I saw him making out in the car with Yunjin."
"Jadi dari awal sebenarnya kamu udah kenal mereka?"
"Kenal nggak, tapi aku ingat wajah mereka. It was a big party dan diramaikan oleh anak-anak dari berbagai macam fakultas. Of course we saw each other." Ujar Mingyu melamun menatap pemandangan hamparan pantai di hadapannya tanpa sadar jika Mina menatapnya lekat.
"Is that why...kamu nggak pernah lagi mau datang ke pesta-pesta itu?"
Mingyu menoleh, balas menatap Mina. "Eum...I always get cheated at the party." Balasnya kemudian secara alamiah, Ia menggerakkan kedua bola matanya menatap bibir gadis itu, since they are sitting so close next to each other.
"Eyes on me, not my lips." Sindir Mina, membuyarkan lamunan pria itu dan membuat Mingyu tertawa keki.
"I'm not in the mood for it tonight." Gumam Mina.
"Okay." Jawab Mingyu santai. "Why? Sedih karena kencanmu hancur berantakan?"
"Yup."
Ucapan gadis itu sontak membuat pria itu menoleh menatap Mina. "Do you like him?"
"Dia pria yang baik, siapa yang nggak suka sama dia?"
"Me?"
"Huh??" Mina menatap heran pria itu.
"I don't like him, because You like him." Balas Mingyu.
"Wait, ini pengakuan cinta atau apa? Do you really like me?!" Tanya gadis itu tertawa.
"Maybe. Dari awal sebelum kita sepakat sama ini semua, aku udah bilang bahwa pria dan wanita nggak akan bisa berteman, especially when sex get in the way. Kamu yang nggak percaya itu." Balas Mingyu menyenggol pundak gadis itu.
Mina pun terdiam, mencoba mengingat kembali perdebatan mereka dulu.
Pria itu tertawa pelan melihat gadis itu yang tiba-tiba terdiam. "Nggak usah dipikirin. I'm not asking you to be my girlfriend though. I'm happy just being like this."
Kali ini Mingyu kembali menerawang menatap matahari sore yang perlahan tenggelam.
"Karena kita sebentar lagi lulus, and We'll go our separate ways. Masa depan itu mengerikan, at least buatku. If we're in a relationship, dan kita gagal di tengah jalan, I will lose both: you as my girlfriend, and you as my best friend."
Mina kembali menoleh menatap Mingyu.
"Fine!" Gadis itu menyodorkan telapak tangannya pada pria itu. "Let's meet again ketika kita sama-sama udah mapan."
"It's not like we're going to separate tomorrow." Balas Mingyu tertawa.
"I know!"
"Dan aku juga masih ikut kamu ke New York?"
"I know!" Ujar Mina lagi. "And that's where we're going to separate. New York."
"Stop buat aku sedih, will you?" Sungut Mingyu.
"Eyy~ bukan gitu!" Ujar Mina.
"Karena kita bakal pisah di New York, so how about making it as a meeting point? You'll meet me again there, once we settle with our life? Hm?" Tanya gadis itu menatap Mingyu.
"Jadi aku harus nyusulin kamu ke New York?"
"Aku akan jual mobil kamu, if you don't meet me there." Ancam Mina membuat pria itu tertawa.
"Fine." Jawab Mingyu mengangkat tangannya dan balas menggenggam tangan Mina. "Fine, I'll meet you in New York."
Mina tersenyum menatap pria itu.
"We're not doing it tonight right?"
"Eum!" Balas Mina.
"But, can I still kiss you?" Tanya Mingyu yang perlahan mendekat, karena gadis itu tak menolak juga mengiyakan, and placing his lips softly on hers.
And she slowly closed her eyes while holding his hands tightly.
End of Flashback
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Meet Me in New York
RomansaKetika persahabatan sepasang insan diuji setelah One Night Stand yang sengaja mereka lakukan di satu malam, setelah pesta yang diadakan oleh salah satu teman kuliah mereka. Demi membuktikan sebuah teori: Apakah mereka tetap bisa 'hanya' berteman, s...