"Hei Mingyu!"
"Yow!" Seru Mingyu balas menyapa temannya.
"What's wrong?"
"Just a small accident." Ujar pria itu melewati temannya.
"Aish...malu-maluin." sungut Mina membenamkan wajahnya di pundak pria itu.
Mingyu menggendongnya piggyback dari fitness center menuju housing, mengantar gadis itu kembali pulang.
"Ya, aku bisa jalan." Sungut Mina tepat di telinga pria itu.
"Yea...besok sampainya." Balas Mingyu.
Mina cemberut mendengar ucapan pria itu, namun Ia tak bisa menahan diri untuk tak memperhatikan side profile wajah Mingyu yang terasa begitu dekat dengannya.
Hingga tak terasa, mereka pun tiba di unit dorm Mina dan pria itu mendudukkan gadis itu di tempat tidurnya.
"Ouwh-- punggungku!" Keluh pria itu melemaskan punggungnya yang terasa pegal.
"Sorry…."
"Tch...what's with that?" Gumam Mingyu tertawa.
"It's nothing compared to doing three rounds with you. Karena kamu nggak pernah mau di 'atas'."
"Ya! Sempet-sempetnya sih bahas itu??" Sungut Mina sebal namun pria itu hanya tertawa mendengarnya.
"Let me see it." Ujar Mingyu menarik kursi belajar Mina dan duduk di depan gadis itu. Ia menyentuh pergelangan kaki kanan gadis itu dan mulai memijatnya pelan.
"Agh--"
"Di sini? Sakitnya." Tanya Mingyu mendongak menatap gadis itu sembari memijat pelan kaki Mina.
Gadis itu mengangguk cepat. "A-Auwh…" Mina mulai bereaksi karena rasa nyeri yang dirasakannya.
Pandangannya tak sengaja bertemu Mingyu, yang refleks menatapnya setiap kali Ia merintih kesakitan.
"Ya! I swear! If you're horny at a time like this! I'll kill you--aaahh!"
Krek!
She is knocking out on the bed, setelah Mingyu menarik tumit di mana Ia terkilir dengan tiba-tiba.
"Hinng~ Ibu…" rintih gadis itu mencengkram bed sheetsnya. "Ya!" Ia mendorong pelan dada pria itu dengan kaki kirinya karena kini Mingyu menertawakannya setelah mengerjainya.
Pria itu membuka kotak obat di kamar Mina dan mengeluarkan perban untuk membalut kaki gadis itu.
Ia kembali mendekat dan berdiri di hadapan gadis itu, membantunya agar kembali duduk sebelum mulai membalut kakinya.
"Sorry."
Mina mengarahkan tatapannya pada pria itu, yang sedikit tertunduk karena tengah membalut kakinya dengan perban.
"Ternyata memang lebih baik 'olahraga' di kamar kamu dibanding kan di fitness center-- agh!" Ia refleks berteriak ketika Mina mencubit dadanya.
Pria itu tertawa pelan sambil mengusap dadanya.
"Done. Coba gerakin."
Mina menggerakkan perlahan kaki kanannya.
"How?"
"Masih sakit tapi sedikit lebih baik. Thanks." Gumam gadis itu.
"Make sure untuk rendam di air hangat setiap mau tidur dan dipijat pelan. Also try to walk, pelan-pelan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Meet Me in New York
RomanceKetika persahabatan sepasang insan diuji setelah One Night Stand yang sengaja mereka lakukan di satu malam, setelah pesta yang diadakan oleh salah satu teman kuliah mereka. Demi membuktikan sebuah teori: Apakah mereka tetap bisa 'hanya' berteman, s...