Mayang karuna berdecak kesal rencana yang sudah hampir berhasil harus terbuang sia-sia
"ini semua karenamu sariti"gerutu mayang karuna
"maaf gusti ratu, hamba tidak bermaksud mengagalkan rencana gusti ratu"cicit sariti takut
"kau tau gara-gara kau muncul tiba-tiba membuatku terkejut, sehingga aku gagal membunuh rara santang"
"untung saja aku berhasil membungkam mulut rara santang jika tidak aku akan dihukum mati dasar bodoh"umpat mayang karuna
"maaf gusti ratu, tapi hamba benar-benar tidak tau dengan rencana gusti ratu"jawab sariti
Mayang karuna menetralkan rasa kesalnya pada pelayan setianya itu
"sekarang kau kewisma rara santang, pastikan dia tidak akan mengatakan kepada siapapun"ucap mayang karuna yang diangguki sariti, sariti segera bergegas keluar dari kamar mayang karuna, sementara itu mayang karuna tersenyum puas saat mengingat rara santang ketakutan akan ancamanya
*********
Hanya ada keheningan diantara ketiganya, sama-sama terdiam dengan pikiran mereka masing-masing
"rayi kalian keluar saja"ucap rara santang pada dua adiknya
"aku akan keluar tapi setelah yunda menjawab pertanyaanku"ucap surawiseaa yang terkesan dingin
"apa yang ingin kau tanyakan padaku?"tanya rara santang
"apakah yang melukai yunda adalah ibunda mayang karuna"tanya surawisesa penuh selidik
"bu-bukan rayi"jawab rara santang gugup
"yunda tidak perlu gugup, jika memang bukan bunda mayang karuna yang melakukannya"timpal kian Santang
"aku tidak gugup rayi"elak rara Santang
Rara santang menyandarkan kepalanya pada sandaran ranjang, netra matanya menatap sariti ya g sesang memata-matainya
"tapi yunda aku tad..."ucap surawisesa terputus
"keluar dari wismaku"usir rara santang tegas tak terbantahkan
Surawisesa menghembuskan nafas gusar,ia tau ada sesuatu yang disembunyikan rara snatang darinya
"rayi biarkan yunda rara santang jadi urusanku,kau keluarlah"ucap kian Santang menepuk bahu surawisesa, surawisa mengangguk seraya tersenyum
Saat keluar dari wisma rara snatang netra matanya tak sengaja menangkap bayangan sariti yang sedang bersembunyi,surawisesa hanya tersenyum miring lalu berjalan meninggalkan wisma rara santang
"disini aku rajanya tapi kenapa aku tadi menuruti perintah yunda rara Santang"surawisesa berdecak sebal dalam perjalanannya
****
Hanya ada keheningan diantara rara santang dan kian Santang"yunda apakah benar yang dikatakan rayi prabu?"tanya kian santang serius
"bukan urusanmu rayi"jawab ketus rara santang
"ini urusanku yunda"bantah kian santang, kian Santang duduk ditepi ranjang rara Santang matanya menatap serius
"jawab pertanyaanku, apakah yang melukaimu ibunda mayang karuna"tanya kian Santang sekali lagi
Hati Rara santang bergemuruh takut setiap kali kian santang memandangnya dengan sangat serius
"ti-tidak rayi"jawab rara santang
"lantas cincin ini milik siapa, bukankah cincin ini milik bunda mayang karuna"tanya kian santang lagi sembari menunjukkan cincin yang sedari tadi ia sembunyikan
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTRI PADJAJARAN //Pendekar Pedang Seribu Bayangan
Historical FictionBagian dua dimana rara santang dan kedua saudaranya beranjak dewasa,rara santang yang dikenal dengan sebutan pendekar pedang seribu bayangan karena keahlianya dalam menggunakan pedang Walangsungsang : putra sulung gusti prabu siliwangi dengan ratu s...