🔸42🔸

325 45 77
                                    

TIDAK MENERIMA PEMBACA GELAP!!

JANGAN LUPA FOLLOW,VOTE DAN KOMEN MIMIN YA!!💛

Keributan yang terjadi di istana disebabkan oleh seorang pria paruh baya yang mengaku sebagai ayah dari gendis.

"ada apa ini?"subang larang dan kentring manik keluar beriringan.

"pria ini mengaku bahwa ia adalah ayah dari gendis gusti ratu"

"ya,aku memang ayah dari gendis, kembalikan putriku,jangan hanya karena kalian keluarga istana,kalian bisa berbuat seenaknya padaku"ucapnya mengebu-gebu.

"benar kembalikan putri kami"sambung seorang wanita yang terlihat masih muda.

"tunggu sebentar,tenang kita bisa menyelesaikan baik-baik"ucap subang larang menengahi.

"prajurit panggilkan gusti prabu surawisesa"titah kentring manik

"mohon ampun gusti ratu,saat ini gusti prabu surawisesa tidak berada di istana"

"putraku tidak ada diistana?,kemana perginya nanda prabu surawisesa?"

"gusti prabu tengah pergi ke campa menggunjungi gusti ratu aci putih sekaligus menghadiri pemakaman nyimas putri kandita"ucap prajurit jujur,karena memang setelah meninjau perkampungan surawisesa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke campa dan meminta sebagian prajurit kembali keistana.

"baiklah"jawab kentring manik.

"cepat beritahu kami dimana kalian menyembunyikan gendis"

"kami akan memberitahu kalian,tapi sebelum itu siapa kalian sebenarnya,karena yang ku tahu ibu gendis sudah tewas"subang larang menjadi was-was melihat sepasang kekasih ini.

"aku ranjawala dan ini isteriku yang baru,rantika,dan gendis adalah putriku dari isteriku yang dahulu"

"lantas mengapa kau baru mencari gendis sekarang?"tanya kentring manik terlihat tenang walaupun sebenarnya sangat marah.

"bukan urusan kalian,cepat beritahu kami dimana gendis"ranjawala semakin berusaha untuk masuk kedalam istana mencari keberadaan gendis,beruntung prajurit masih bisa menahan keduanya.

"gendis keluar ,ini ayahmu"rantika berteriak sekeras mungkin berusaha memanggil gendis yang nyatanya tidak ada di istana.

***

Sementara itu gendis dan endang geulis mempercepat langkahnya sebelum anggasari berhasil menyusul mereka.

Sring

Sebuah belati melaju kencang kearah endang geulis dan gendis beruntung keduanya mampu menghindar.

"kau tak papa nak?"tanya endang geulis khawatir.

"ibunda, gendis takut"

"sekarang kau menyingkir terlebih dahulu bersembunyi dibalik pohon tutup mata dan juga telingamu"gendis mengangguk paham.

"mau lari kemana lagi kau bodoh"anggasari memainkan belati di kedua tanganya.

Endang geulis menyunggingkan senyum "aku tidak akan kemana-mana"

"mau bertarung denganku?"tanya endang geulis yang sudah siap dengan kuda kuda menyerangnya.

"dengan senang hati"

Keduanya terlibat pertarungan sengit, endang geulis selalu selamat dari serangan mematikan anggasari membuatnya menjadi kesal sendiri.

"bagiamana,masih mau bermain-main denganku?"tanya endang geulis terkesan meremehkan.

PUTRI PADJAJARAN //Pendekar Pedang Seribu Bayangan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang