🔸7 🔸utusan

715 61 5
                                    

Setelah terjadinya pencurian kitab prajakala, surawisesa bersama prabu siliwangi dan punggawa-punggawa istana mengadakan sidang

Secara tidak langsung,surawisesa cukup murka atas kelalaian para penjaga, terlebih lagi pencurian itu terjadi pada siang hari.

"cukup kelalaian yang kalian lakukan hari ini, jangan pernah kalian mengulanginya lagi, sekali lagi kalian mengulanginya akan ku pastikan kalian kupulangkan kerumah kalian masing masing"ucap surawisesa dengan amarah yang membara

"sendika gusti prabu, sekali lagi maafkan kami"ucap salah satu punggawa

"masalah ini kita kesampingkan, sekarang aku mau kalian mengumpulkan semua pasukan di halaman istana aku akan menemui mereka segera"ucap surawisesa

"sendika gusti prabu"

"putraku, sabar jangan terbawa emosi"ucap prabu siliwagi

"maaf ayahanda, aku sedikit emosi, karena mau bagaimanapun kitab prajakala adalah salah satu kitab penting istana"ucap surawisesa

"tenang saja putraku, kitab itu tidak sembarangan orang bisa membacanya"ucap prabu siliwangi,seraya menepuk nepuk bahu surawisesa pelan

"sekarang mari kita kekuar,temui para prajurit dan yang lainnya"ucap prabu siliwangi,surawisesa hanya mengangguk dan tersenyum, keduanya melangkahkan kaki pergi kehalaman

#pov banguntapan

Sekar naraya dan daniswara telah sampai dibangun tapan, keduanya segera menghadap kepada guati prabu adiwilaga

"hormat hamba gusti prabu"ucap daniswara mengantupkan kedua tanganya

"baagaimana daniswara apakah kau berhasil"tanya adiwilaga

"tentu saja gusti prabu"ucap daniswara

"ini semua juga berkat bantuan dari sekar naraya gusti prabu"ucap daniswara

"kerja bagus, sekar naraya aku punya penawaran menarik bagimu"ucap adiwilaga

"apa itu gusti?"tanya sekar naraya

"bagaimana jika kau tinggal diistana, kau juga akan ku angkat menjadi patih sama dengan daniswara"ucap adiwilaga

"bagaimana apakah jau bersedia"tanya adiwilaga

"dengan senang hati gusti prabu"ucap sekar naraya seraya tersenyum

"daniswara sekarang dimana kitab prajakala itu"tanya adiwilaga

Daniswara mengambil kitab prajakala dari balik bajunya "ini gusti prabu"ucap daniswara seraya menyerahkan kitab prajakala

Adiwilaga mengulurkan tangan mengambil kitab prajakala,kitab kuno dengan bahasa sanskerta yang sangat sulit untuk dibaca dan dipahami

Perlahan adiwilaga membuka satu perasatu lembaran kitab prajakala

"kurang ajar!!"sentak adiwilaga

"ada apa gusti prabu?"tanya sekar naraya

"kitab ini menggunakan bahasa sanskerta kuno"ucap adiwilaga melempar kitab prajakala kesembarang tempat

"lantas kenapa gusti, bukankah gusti prabu dapat membaca tulisa sanskerta kuno"ucap daniswara

"kitab itu ditulis menggunakan sanskerta kuno istana padjajaran, itulah sebab utama aku tidak bisa membacanya, sepertinya kitab itu hanya bisa dibaca oleh ketturunan siliwangi ataupun niskala wastu"ucap adiwilaga dengan amarah yang terpapar dalam tatapan matanya

"gusti prabu akan tetap bisa mempelajari kitab prajakala ini"ucap sekar naraya seraya mengambil kitab prajakala yang tadi dilempar oleh adiwilaga

"bagaimana caranya?"tanya adiwilaga

PUTRI PADJAJARAN //Pendekar Pedang Seribu Bayangan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang