🔸41🔸

303 41 27
                                    

TIDAK MENERIMA PEMBACA GELAP!!

JANGAN LUPA FOLLOW,VOTE DAN KOMEN MIMIN YA!!💛

Gak spam next gak lanjut wkwk

*****

Endang geulis merasa gelisah setelah mendapatkan kabar terlukanya walangaunsang bersama kedua rayinya, hingga pada akhirnya ia bersama gendis memutuskan untuk segera menuju istana padjajaran.

"ibunda apa yang terjadi?"gadis kecil bernama gendis berusaha mencairkan keheningan diantara ia dan ibundanya endang geulis.

"kita akan mengunjungi bibimu rara santang,apa kau senang?"gendis mengangguk antusias

"tentu saja bunda,akhirnya aku akan bertemu dengan bibi rara santang lagi"ucap gendis nampak mengemaskan

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan menuju padjajaran tentunya dengan beberapa pengawal yang endang geulis bawa dari cirebon.

Di sisi lain kondisi kian santang,rara santang dan ratna pamekas masih belum membaik,dari ketiganya belum ada tanda-tanda kesadaran.

"paman,bibi sebenarnya apa yang terjadi dengan raka dan yunda mengapa sudah lewat semalam mereka masih belum sadar?"tanya surawisesa

"luka mereka cukup parah gusti prabu,raden kian santang dan nyimas ratna pamekas bahkan kehilangan hampir seluruh tenaganya"

Surawisesa hanya mengangguk dirinya sangat pusing memikirkan keadaan saudara-saudaranya ditambah lagi banyak laporan yang masuk keistana tentang perampokan dan penculikan di desa desa terdekat.

"sampurasun rayi prabu"sapa walangsungsang memasuki ruang pengobatan.

"rampes"

"rayi ada beberapa warga yang hendak menemui mu"

"terimakasih raka,aku akan segera menemui mereka"surawisesa membawa langkahnya menjauh dari ruang pengobatan.

Sementara walangsungsang ia menatap ketiga saudaranya yang masih terbaring tak sadarkan diri.

"maafkan raka"gumam lirih walangsungsang

"raka"ucapan lirih dari adik perempuanya membuat walangsunsgang yang semula menunduk menjadi mendongak.

"nyimas"

Walangsungsang bergegas mendekati adik perempuan kesayangannya

"tabib!"

"sendika raden"

"periksa nyimas rara santang"

"sendika raden"

Tabib istana segera memeriksa kondisi rara santang,sejenak ia terdiam cukup lama sebelum akhirnya menghela nafas

"nyimas rara santang sudah sadar,apa nyimas merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuh nyimas?"walangsungsang menyimak pembicaraan tabib dengan rayinya.

"aku merasa semua tenagaku habis"jawab lirih rara santang.

Tabib menggeleng pelan "sepertinya benar kecurigaanku"gumam pelan

Tabib istana nampak menjadi gugup sekaligus panik dalam waktu yang bersamaan "nyimas apakah kau terkena pedang iblis?"rara santang mengangguk

Lagi lagi tabib menghela nafas "beruntung kau masih selamat nyimas"

"sebenarnya ada apa bibi?"tanya walangsungsang yang sedari tadi diam mendengarkan

"maaf raden,saat hamba melakukan pemeriksaan terhadap nyimas rara santang hamba mendapati sebuah racun yang masih bekerja di dalam tubuh nyimas rara santang,hamba diam karena hamba belum dapat memastikan racun apa yang terdapat di dalam tubuh nyimas rara santang"

PUTRI PADJAJARAN //Pendekar Pedang Seribu Bayangan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang