• Chapt 8 - Ganteng?

74 19 12
                                    

"Apa pun yang kau lakukan, akan tetap terpandang buruk karena awal buruk yang telah kau beri."
-×-

Tengah perbincangan yang Fahmi dan Aldan nikmati, tiba-tiba ada gadis berlari menabrak bahu Aldan di belokan koridor.

"Eh anjir," umpat Aldan sedikit tersungkur kebelakang.

"Sorry gue keburu-buru, kebelet!" Alasan gadis tersebut yang tak melihat Aldan dan ingin berlari lagi.

"Eits, mau ke mana, Edan?" tanya Aldan menyekal pergelangan kiri yang tak lain adalah Yova.

"Gue kebelet, enggak bohong," rintih Yova yang berharap tangannya dilepaskan.

"Hai Edan, apa kabar?" timpal Fahmi.

"Nanti aja, deh. Gue kebelet!" sarkas Yova.

"Jangan alasan, dong," sela Aldan seakan tak terima.

Yova menghela napas sebal. Mengapa paginya selalu mendapat hal buruk dari dua curut yang sangat menyebalkan.

"Gue kalau ngombol di sini enggak lucu, Al," mohon Yova.

Rencana licik muncul di kepala Aldan untuk mengerjai Yova. Sayang baginya jika Yova dilepaskan begitu saja.

"Bilang dulu, Aldan cowok paling ganteng," pinta Aldan yang senyumnya tertahan.

"Ngaco, orang yang paling ganteng tuh, gue!" sarkas Fahmi.

"Lo ganteng di mata mama lo. Lah bunda gue enggak ngakui kalau gue ganteng." Aldan menjelaskan bundanya yang sering tak akur dengannya.

"Berarti lo anak pungut!" ejek Fahmi dengan tawanya yang pecah.

Yova hanya diam dan masih berusaha melepaskan cekalan tangan Aldan. Ia benar-benar ingin buang air kecil, mengapa Aldan tak mengizinkannya.

"Eits bilang dulu, dong." Aldan tak akan melepaskan Yova sebelum menjalankan perintahnya.

Yova membuang nafas besar dan berkata, "Aldan cowok paling ganteng."

"Enggak-enggak. Lo harus teriak di lorong ini." Aldan menunjuk lorong di belakang Yova.

"Gue bener-bener kebelet pipis, Al ganteng." Yova sudah muak dengan Aldan yang masih tak terima. Padahal ia sudah melakukan apa yang Aldan minta.

"Tuh, lo udah diakui ganteng!" Fahmi tertawa mendengar Yova memanggil Aldan dengan sebutan 'ganteng' di belakangnya.

Aldan merasakan ada getaran aneh menyerang dirinya ketika Yova memanggilnya seperti itu. Padahal, ia sudah sering mendengar siswi di sekolahnya mengatakan hal itu.

"Ya udah, bilang lagi yang kenceng, yang ikhlas!" Tiba-tiba Aldan merasa tak nyaman karena canggung seketika dan untuk menutupi hal itu Aldan meminta Yova mengatakan sekaliagi.

"Aldan cowok paling ganteng," ucap Yova penuh penekanan.

"Karena Yova disuruh," lirih Yova yang tak seberapa dapat di dengar oleh Fahmi dan Aldan.

"Jelas! Gue emang ganteng. Udah sono lo!" Aldan melepas tangan Yova dan sedikit mendorong Yova.

Yova langsung berlari meninggalkan Fahmi dan Aldan yang membuatnya pening. Padahal hari masih pagi, sudah ada yang membuat Yova geram.

Medicine for LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang